NovelToon NovelToon
MAFIA'S OBSESSION

MAFIA'S OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Mafia
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Kisah dewasa (mohon berhati-hati dalam membaca)
Areta dipaksa menjadi budak nafsu oleh mafia kejam dan dingin bernama Vincent untuk melunasi utang ayahnya yang menumpuk. Setelah sempat melarikan diri, Areta kembali tertangkap oleh Vincent, yang kemudian memaksanya menikah. Kehidupan pernikahan Areta jauh dari kata bahagia; ia harus menghadapi berbagai hinaan dan perlakuan buruk dari ibu serta adik Vincent.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab14

Setelah dua mangkuk mie goreng ludes, Areta menyeka mulutnya dengan tisu dan raut wajahnya kembali dingin.

Ia telah mendapatkan penguat mental yang ia butuhkan.

"Waktunya habis," ujar Vincent datar.

Mereka meninggalkan food court yang ramai, meninggalkan kontras mencolok di belakang mereka.

Dalam perjalanan, Vincent mengeluarkan ponselnya dan mulai memeriksa jadwal, sementara Areta hanya menatap lurus ke depan, bayangan Clara, Sianida, dan pengakuan gelap Vincent mengenai hubungan inses terus berputar di kepalanya, memberinya energi untuk melawan.

Mobil limousine hitam mewah yang membawa Vincent dan Areta berhenti di depan Grand Emerald Hotel, tempat acara pembukaan yang diadakan oleh klien Vincent.

Suasana di luar sudah ramai dan gemerlap. Karpet merah terbentang panjang, dikelilingi oleh barisan lampu sorot, paparazzi, dan wartawan yang siap mengambil gambar.

Begitu pintu mobil dibuka, suara kamera dan kilatan flash langsung menyambut mereka.

Vincent keluar terlebih dahulu, kemudian ia meraih tangan Areta, lalu menarik gadis itu keluar.

Gaun biru tua Areta yang elegan dan mahal langsung menarik perhatian.

Vincent tersenyum dengan senyuman yang dingin, profesional dan menawan.

Ia melingkarkan lengannya di pinggang Areta dengan gerakan posesif yang jelas, menarik tubuh Areta sangat dekat dengannya.

"Tersenyumlah, Areta. Kamu adalah Nyonya Vincent," bisik Vincent nyaris tanpa gerakan bibir.

Areta memaksakan seolah ia sedang bahagia, senyum tipis, dingin, dan senyum yang sempurna meniru suaminya.

Ia membiarkan dirinya ditarik dan dipeluk, membiarkan kemewahan gaun itu menyembunyikan rasa sakit dan jijik di hatinya.

Beberapa wartawan segera menghampiri mereka.

"Tuan Vincent! Selamat atas pernikahan Anda!"

"Nyonya Areta, Anda terlihat sangat cantik malam ini! Bagaimana rasanya menjadi istri seorang konglomerat seperti Tuan Vincent?" tanya seorang wartawan dengan mikrofon diacungkan ke depan wajah Areta.

Vincent meremas pinggang Areta sedikit, isyarat agar Areta menjawab.

Areta menoleh, memandang wartawan itu dengan senyum palsu yang mematikan.

"Sebuah kehormatan. Tentu saja. Vincent adalah pria terbaik di dunia."

Ia berbohong dengan sempurna. Vincent menyeringai puas.

"Tuan Vincent, Anda terlihat sangat mesra dengan Nyonya Areta. Kabarnya, pernikahan Anda ini adalah pernikahan dadakan? Apakah benar Nyonya Areta telah mengambil hati Anda sepenuhnya?"

Vincent mendekatkan mulutnya ke telinga Areta, namun cukup keras untuk didengar wartawan.

"Dia adalah istriku dan dia adalah duniaku. Saya menikahinya karena saya tidak bisa hidup tanpa dia," jawab Vincent dengan nada yang terdengar seperti deklarasi cinta yang tulus.

Areta menahan napasnya saat mendengar kebohongan suaminya.

Vincent dan Areta mulai berjalan menyusuri karpet merah menuju ballroom.

Pintu ballroom yang terbuat dari kayu jati tinggi menjulang sudah terbuka.

Di ujung karpet merah, dekat pintu masuk, berdiri seorang pria tampan mengenakan setelan jas formal, memegang mikrofon nirkabel, siap menyambut tamu-tamu penting.

Ketika mata Areta dan Abizar bertemu, dunia seolah berhenti.

Senyum profesional yang tadi terukir di wajah Abizar langsung menghilang digantikan oleh tatapan kosong, kecewa, dan terluka.

Ia melihat Areta, mantan kekasihnya, yang baru saja ia tinggalkan di pinggir jalan karena 'kecacatan' yang menimpanya.

Kini Areta berdiri anggun dengan gaun desainer, dipeluk erat oleh Vincen yang mengambilnya sebagai jaminan.

Abizar adalah pembawa acara (MC) untuk acara malam itu.

Vincent, menyadari perubahan di wajah Areta dan Abizar, mengikuti arah pandangan istrinya.

Ia langsung mengerti. Senyum sinis perlahan terukir di bibirnya.

"Ah, bukankah ini Abizar?" sapa Vincent ramah, suaranya mengandung nada ejekan yang jelas.

Ia sengaja mengencangkan pelukan di pinggang Areta.

Abizar memaksa dirinya untuk kembali profesional.

"Selamat malam, Tuan Vincent. Selamat datang. Dan selamat malam, Nyonya Areta," ucap Abizar.

"Terima kasih, Abizar. Kamu terlihat hebat malam ini," balas Vincent yang menikmati rasa sakit dan cemburu yang terpancar dari mata Abizar.

Vincent kemudian menatap Abizar dari atas ke bawah, dengan pandangan meremehkan.

"Kamu harus bekerja keras, nak. Istriku hanya pantas mendapatkan yang terbaik, bukan pemuda yang meninggalkan kekasihnya di pinggir jalan, bukan?"

Areta terkesiap, terkejut Vincent bisa mengetahui detail pelariannya dengan Abizar.

Abizar mengepalkan tangan di balik mikrofon, matanya menatap tajam pada Vincent, tetapi ia tidak berani membantah.

"Aku harus melanjutkan tugasku, Tuan Vincent. Silakan masuk, dan nikmati pestanya," ujar Abizar, lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya dari Areta.

Vincent tersenyum penuh kemenangan, lalu mendorong Areta masuk ke ballroom yang penuh dengan gemerlap.

Areta berjalan dengan langkah kaku, rasa sakit karena bertemu Abizar bercampur dengan rasa muak pada Vincent.

"Lihat, Areta. Semua orang akan meninggalkanmu, tapi aku tidak. Karena kamu adalah milikku. Dan kamu akan selalu kembali padaku, istriku."

Setelah perjumpaan yang menyakitkan dengan Abizar.

Areta berjalan kaku, dipeluk erat oleh Vincent menuju ke tengah ballroom.

Kemarahan dan rasa muak yang ia rasakan pada Vincent kini bercampur dengan rasa sakit akibat penolakan Abizar, memberinya dorongan baru untuk melarikan diri.

Beberapa menit kemudian, Vincent berhenti untuk menyapa seorang klien penting. Areta melihat celah.

"Aku perlu ke kamar mandi," bisik Areta pada Vincent.

Vincent menoleh dan matanya langsung menatap wajah istrinya.

"Aku tidak suka permainanmu, sayang. Aku akan mengantarmu ke kamar mandi."

"Aku bisa sendiri, dan aku tidak akan kabur," jawab Areta datar, menatap langsung ke mata Vincent.

Vincent menggeram, terganggu oleh ketenangan Areta.

Ia tahu ancaman Areta tentang mempermalukannya di tengah ballroom bukanlah gertakan kosong.

"Jonas!" panggil Vincent.

Jonas, anak buah kepercayaan Vincent, segera mendekat.

"Kau temani Nyonya Areta. Tunggu di depan pintu. Jika dia mencoba lari, kamu tahu konsekuensinya," perintah Vincent.

Jonas mengangguk sigap. "Siap, Tuan Vincent."

Areta membiarkan Jonas mengawalnya hingga ke depan kamar mandi wanita.

"Aku akan tunggu di sini, Nyonya," ujar Jonas, berdiri tegak di depan pintu.

Areta masuk ke dalam, dan segera mengunci pintu bilik toilet paling ujung. Waktu adalah hal yang paling berharga baginya.

Di dalam, ia segera mencari cara untuk keluar. Ia melihat ventilasi kecil, tetapi terlalu sempit.

Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, dan matanya tertuju pada sebuah jendela kecil yang dibuka sedikit untuk sirkulasi udara. Jendela itu menghadap ke taman belakang hotel.

Saat itu juga, seorang wanita paruh baya yang mengenakan pakaian formal mahal masuk ke kamar mandi, merapikan riasan di depan cermin.

Areta melihat kesempatan. Ia membuka pintu biliknya dan menghampiri wanita itu.

"Nyonya, tolong aku. Aku diculik. Suamiku, dia adalah seorang mafia kejam. Dia menjagaku di depan pintu."

Wanita itu menatap Areta dengan kening berkerut, tidak percaya.

"Maaf, Nona, saya tidak mengerti. Anda terlihat baik-baik saja..."

"Kumohon! Gaun dan perhiasan ini adalah penipuan. Aku harus pergi sekarang!" Areta mengeluarkan arloji berlian yang melingkari pergelangan tangannya, hadiah pernikahan dari Vincent.

"Ambil ini. Jam tangan ini sangat mahal. Aku hanya butuh bantuanmu."

Wanita itu melirik arloji berlian itu, matanya melebar karena terkejut akan nilainya, lalu beralih menatap tatapan mata Areta yang penuh keputusasaan. Keraguan wanita itu perlahan luntur.

Wanita itu menganggukkan kepalanya dengan ragu.

"Apa yang harus saya lakukan?"

"Tukarkan pakaian kita. Kamu keluar lebih dulu, katakan pada penjaga itu bahwa kamu adalah aku. Tubuh kita hampir sama," ucap Areta cepat.

Dalam waktu singkat, mereka bertukar pakaian. Gaun biru tua Areta yang mencolok kini dikenakan oleh wanita itu, sementara Areta mengenakan gaun formal sederhana milik wanita itu.

Wanita itu menatap Areta, menghela napas, lalu berjalan keluar dari kamar mandi.

"Aku duluan, Jonas," ucap wanita itu, yang kini mengenakan gaun Areta.

Ia berjalan cepat menuju pintu ballroom, menundukkan kepala.

Jonas, yang tidak tahu persis wajah wanita itu karena dia selalu menundukkan kepala dan karena ia fokus pada tugas utamanya, mengira wanita itu adalah Areta yang hendak kembali ke ballroom menemui Vincent. Ia hanya mengangguk tanpa curiga.

Begitu wanita itu menghilang di balik keramaian, Areta membuka pintu bilik toilet.

Ia berjalan cepat, menahan napas. Ia melihat Jonas yang berdiri tegak di depan pintu kamar mandi, punggungnya menghadap ke arahnya, matanya sibuk mengawasi kerumunan di ballroom.

Segera ia membuka pintu belakang kamar mandi, yang merupakan pintu darurat. Pintu itu langsung terhubung ke tangga darurat.

Dengan langkah seringan mungkin, ia menuruni tangga darurat hingga mencapai lantai dasar, lalu keluar melalui pintu darurat.

Ia segera menuju ke jalan raya dan melihat ada sebuah taksi yang kosong dan baru saja menurunkan penumpang.

"Taksi!" teriak Areta, bergegas masuk.

"Ke mana, Nona?" tanya sopir taksi.

"Terminal bus! Secepatnya! Aku akan bayar berapapun!"

Sopir taksi itu mengangguk dan segera melajukan mobilnya.

Saat taksi melesat, Areta menoleh ke belakang, jantungnya berdebar kencang. I

Ia hanya bisa berdoa agar ia bisa pergi sejauh mungkin dari Vincent, dari neraka dan dari janji mengerikan untuk menjadi hakim bagi Clara.

Ia harus pergi, sebelum Vincent menyadari bahwa ia telah ditipu untuk ketiga kalinya.

1
putrie_07
cinta gila😆😆😆😆
lanjut Thor💪😘
اختی وحی
ikut gemeter😄
اختی وحی
semangat thor,makin seru
my name is pho: terima kasih 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!