NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

H. 8~ Dulu

...Kata orang, "Menunggu itu berat." ...

...Namun kata guruku, Tgk Alfi Mastura, "Menunggu itu membosankan." ...

...☣️...

Khalisah tak tahu mengapa jadi begini. Hari-hari yang dilaluinya padahal sama seperti biasa, tetap dengan tugasnya sebagai wanita yang sudah berkeluarga. Malahan pekerjaan menjadi lebih cepat selesai hingga ia punya waktu lebih untuk membaca buku di kolam.

Namun pikirannya tak fokus, terkadang matanya melirik ke pintu utama yang terlihat ketika ia duduk di kolam, karena pintu untuk ke kolam terbuat dari kaca.

Abizar memasukkan kartu agar pintu terbuka, dan tampaklah kamar yang tertata rapi dengan interior sederhana menurutnya. Namun matanya melirik wajah Hara yang tersenyum senang. Entah penyebabnya adalah bulan madu dengannya, atau bonus darinya lantaran tahu sosok Hara Arani yang kurang nyaman pada hal mewah.

Kakinya melangkah menuju balkon dan Hara masih mengekorinya.

"Waah." Mata Hara berbinar sambil kedua tangannya menutup mulut.

Laut yang dilihatnya terpampang indah. Ternyata Abizar memilih hotel tiga tingkat dilokasi pantai.

Hal tersebut membahagiakan Hara, sebab perbuatan Abizar adalah kode bahwa suaminya sekaligus teman masa kecil itu mengingat kesukaannya.

Hara berpaling pada Abizar yang berpose dua tangan dalam saku celana. Ia tersenyum lebar. "Makasih, Abi."

Abizar tertegun meski sebentar, karena aura yang dikeluarkan Hara tidak bisa ia biarkan memperlenanya. 

Pandangannya memilih melihat gelombang air. "Kita di sini bukan untuk menikmati semua ini."

Hara dengan senyumannya. "Aku mengerti."

"Kalau begitu, ayo." Abizar menarik tangan Hara ke dalam kamar.

Hari yang dinantinya pun tiba.

Sore ini Khalisah memakai pakaian serba biru navy karena itu yang warna yang dinyatakan cantik oleh suaminya. Ia rela berdiri di ruang tamu berposisi menghadap pintu utama untuk menyambut Abizar.

Aku gugup, mungkin karena ini pertama kalinya aku menyambutnya pulang bersama wanita lain. 

"Aku yakin mereka bakal pulang telat, soalnya Abizar selalu lupa waktu kalau sama Hara," cetus mama Laili yang sedang duduk di sofa.

Inginnya Khalisah memberikan senyuman saja sebagai bentuk baktinya, tapi posisi mama menghadap televisi yang mana itu membelakanginya. "Aku percaya pada keadilan suamiku."

Mama Laili menghela napas. Tidak merendahkannya dan menaikkan suaminya. Khalisah selalu pandai memilih kata-kata, dan kalimatnya ini juga bisa menjadi serangan.

"Aku jadi berharap Abizar pulang juga," gumam mama Laili.

Khalisah menginjak kaki satunya. Jujur, ia kesemutan dan lebih melelahkan.

Jika berdiri di lapangan sekolah, hanya ragaku yang lelah, tapi ini....

الله اكبر ، الله اكبر !

Lantas Khalisah mengangkat kedua tangan untuk menjawab panggilan azan magrib. "مرحبا ب القاءل عدلا، ومرحبا ب الصلاة اهلا."

Tidak apa-apa. Memang tidak ada istilah bulan madu tiga hari.

Kaki bergetarnya perlahan melangkah menuju kamar untuk melaksanakan shalat.

Mama Laili memperhatikan Khalisah di balik tangga. "Kamu membuktikan ketidakadilanmu, putraku."

Sedang saat ini sepasang insan sedang duduk atas pasir menghadap ke arah laut. Cahaya senjanya menyinari mereka perlahan lenyap seiring matahari ditelan malam.

Abizar berpaling pada Hara yang memejamkan mata.

Kalau dengan Khalisah, aku pasti tidak bisa menikmati senja.

Kali ini Khalisah menunggu sesudah menyelesaikan ibadah magrib. Duduk di atas kasur dengan menghadap ke arah pintu sembari berharap pintu itu bakal terbuka, dan memperlihatkan suaminya.

Namun azan lagi-lagi berkumandang, pertanda shalat isya sudah bisa dilaksanakan. Khalisah yang biasa mentakhirkan shalat isya sampai waktu tidur biasanya, kini melaksanakannya lebih awal dan tertidur sembari membalut dirinya dalam selimut.

Kaki kecil itu berlari di hadapan Abizar dan menabrak angin malam, sedang ia melangkah lebar di belakangnya.

Hara berputar sesaat, kemudian menghadap diri pada Abizar. Ia melangkah ke belakang sambil tersenyum. Dan hal tersebut seakan menjadi cahaya bagi Abizar di malam yang gelap ini.

Pandangannya terkunci.

Khalisah menunduk sedikit agar bisa menyeruput susu hangat yang sediakannya. Pandangan kembali pada gerbang, berharap-harap ada mobil yang dikenalnya mendekat.

"Non, sudah larut. Masuk ke dalam ya, dan Non juga harus segera tidur," tutur pak Angga. Ia merasa kasihan pada majikannya yang duduk di pos jaga hanya untuk menunggu sang suami.

"Baik." Khalisah bangkit. "Itu minuman lebihnya buat, pak Angga saja."

Khalisah membawa cangkir, dan meninggalkan tekonya. Tangannya menarik Mandel agar lebih melekat pada tubuhnya.

Dingin.

.

.

.

.

"Apa tak ada cara untuk melarikan diri?"

Waktu itu, aku tak mengerti ketakutan papaku. Papa mengerutkan kening sepanjang membawa mobil dengan kecepatan di atas rata-rata ini.

Tubuhku berputar ke belakang untuk melihat beberapa mobil yang sadari tadi mengejar kami.

"Astaga, lampu merah."

Spontan aku berpaling ke depan, rupanya papa memilih terus melaju. Dan menyebabkan kami menabrak mobil yang melaju di depan kami.

"Aaaa!" Aku menutup mata menggunakan dua tanganku.

"Abizar!" pekik yang mengiring dekapan sang papa.

Dapat kurasakan goncangan dibalik tubuh sosok pahlawan bagiku, mencoba melindungi saat semua terjun ke arah kami.

Aku membuka mata dan melihat tragedi mengerikan itu. Dimana kendaraan saling bertubrukan dan beberapa diantaranya meledak.

Mataku membulat, lebih-lebih ketika kaca mobil dipecahkan papa pakai tangan, dan aku pun di lempar keluar.

"Papa!"

Aku mendarat di aspal dan menyakiti punggungku.

Klak!

Suara itu mengalihkan ku. Aku melihat seorang anak perempuan didorong keluar oleh wanita dalam mobil.

"Tolong selamatkan anakku," pintanya lirih sebelum wanita itu pingsan.

Aku bangun dan berlari menghampiri anak perempuan itu. Baru selangkah aku memapahnya, mobil itu meledak dan menghempaskan kami.

"Meledak?" Aku berpaling pada mobil yang ada papaku di dalamnya. Tidak meledak, dan papa cuma pingsan menurutku. Namun, sesuatu seperti besi kecil terbang ke mobil dan langsung meledakkan mobilnya.

"Papa!"

Dan semburan api itu kini berubah menjadi senja yang dipandanginya lewat pintu kaca.

Abizar menggertakkan giginya. Ia berbalik. "Kita pulang sekarang!"

"Ya?" Hara menunjukkan raut kebingungan. Mengapa suaminya itu terlihat panik?

"Ayok!"

Hara tersadar. "Eh, iya-iya. Aku beresin barang kita dulu."

"Nggak perlu. Kalau kamu ingin membawanya pulang, biar orangku yang mengurusnya."

Jadilah Hara segera berlari mengikuti Abizar yang melangkah terburu-buru.

"Berita hari ini, telah terjadi kecelakaan beruntun di Jalan xxxx pada jam 09.00 WIB. Polisi sedang menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut terjadi, namun belum ada kepastian. Korban berjumlah delapan belas orang, hanya dua anak kecil yang selamat dan satu orang menghilang menurut laporan seorang anak laki-laki....

Anak kecil itu bilang orang yang menghilang adalah ayahnya, yang rupanya adalah seorang pengusaha sukses bernama Fattah Al-Ghifari menghilang tanpa meninggalkan jejak. Polisi akan menyelidikinya lebih lanjut terkait kasus ini. Sekian untuk berita hari ini," ucap presenter wanita yang terlihat di televisi rumah sakit.

"Papa," lirihku yang baru berumur dua belas tahun.

...️☠️...

...☠️...

...☠️...

...☠️...

Juruku: Tgk. Tisara Al-Muchtar

1
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!