Elena Adelyn Alba wanita berparas cantik,elegan karena lahir dari keluarga cukup berada. ibu nya seorang designer bahkan rancangan nya hanya di pasarkan untuk kalangan atas sedangkan ayah nya pemilik perusahaan tekstil yang cukup terkenal. namun kehadiran Elena tidak pernah di anggap ada bahkan di perlakukan sangat buruk oleh keluarga nya, lingkungan bahkan keluarga suami nya. wanita yang selalu di anggap benalu dan tidak mempunyai kemampuan apa pun, tanpa mereka ketahui seorang Elena mampu menghasilkan jutaan dollar setiap minggu nya. Dia memang terlihat bodoh tapi dari kekurangan nya itu ada satu kelebihan.
yuks mari ikuti kelanjutan cerita dari Elena Adelyn Alba dalam Cinta Untuk Elena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon na4vR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part.31. Kalah Telak
"kita mulai belanja yuk? Kebetulan ada koleksi tas terbaru dan aku ingin tunjukkan pada kalian semua." ucap nyonya Dita, dia adalah salah satu dari kedua teman Sonya.
"Benarkah? model apa lagi kali ini?"
"Rahasia dong!! Maka nya kita langsung kesana saja."
Dita sangat terkenal dengan koleksi tas branded dan dia pemilik salah satu outlet yang ada di dalam mall ini. Usaha nya sudah berjalan kurang lebih 15 tahun, pelanggan nya sudah tentu dari kalangan atas dan para artis.
Tiba di outlet Dita yang sangat luas dan juga design nya yang sangat mewah, terlihat sangat balance dengan barang yang di tawarkan dari toko ini.
Dita langsung mengajak Sonya serta satu lagi teman nya untuk berkeliling melihat koleksi terbaru dari outlet nya. Tas tas yang di display sangat cantik bahkan sangat menggoda dan sesuai dengan harga nya yang di pastikan sangat mahal. Cantik nya design dan kualitas bahan yang premium sangat menggugah hati wanita untuk memiliki tas tersebut.
Bagi Elena barang barang seperti itu tentu saja sangat tidak asing bagi nya, bahkan hampir semua brand sudah dia miliki. Dengan hasil kerja nya sendiri dia bisa membeli tas branded tersebut, sekedar memanjakan diri.
Tidak terasa sudah hampir satu jam mereka berkeliling hanya untuk mendapatkan tas dari toko Dita, Elena sampai jenuh menunggu ketiga orang itu yang malah asik mengobrol. Mereka tidak sadar atas kehadiran Elena, begitu lebih baik dari pada sekarang tiba tiba Sonya menyuruh nya melakukan sesuatu di luar dugaan.
"Elena, tolong bawakan ini ya..Mommy masih ingin berkeliling mall lagi, karena kau tidak belanja jadi tolong bawakan ini.." Sonya menyodorkan empat paperbag kepada Elena, paperbag itu milik Sonya dan satu teman nya lagi. Sonya berbicara sangat lembut namun sedikit menekan agar Elena mau menuruti perintahnya itu.
(cih..giliran ada mau nya saja, bicara nya sangat lembut) cibir Elena dalam hati nya.
Pesan Sonya untuk menurut serta tidak membuat keributan masih di ingat nya, dengan terpaksa Elena menyanggupi nya. Dalam hati " hanya empat paper bag saja tidak jadi masalah"
Rupa nya dugaan Elena salah , Sonya seolah ingin menguji kesabaran nya dan lebih tepatnya ingin mempermalukan Elena secara halus di depan teman teman nya itu. Menjadikannya seperti asisten yang membawakan semua barang belanjaan mereka dengan cara di buat lembut tanpa bisa di tolak Elena.
Dan kini Elena mulai paham, kenapa diri nya di ajak menggantikan Nathalie untuk ikut ke mall bertemu dengan teman teman sosialita nya. Hanya untuk di permalukan dan di jadikan budak, Sonya mana mungkin tega pada putri bungsu nya jika harus membawa barang belanjaan.
Rencana Sonya benar benar sangat sempurna untuk menjatuhkan harga diri tanpa perlu drama. Sekarang di tangan Elena sudah ada 10 paper bag, bahkan sudah hampir 15 toko mereka kunjungi. Seolah ngga ada habisnya mereka mencari barang mahal dan menghabiskan uang suami nya.
Sampai kaki Elena sudah sangat pegal bahkan sudah mulai lecet karena dia memakai heels. Sakit di kepala nya saja mulai berasa lagi, Elena sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan. Rupa nya rencana Sonya untuk mengerjai nya cukup berhasil karena Elena sudah sangat lelah.
"Moms bisa kah kita pergi makan! Aku sudah sangat lapar.."
"Oh, ya ampun sudah waktu nya makan siang.. Kita sampai lupa waktu, untung nya Elena mengingatkan kita."seru Sonya pura pura terkejut.
Elena berpikir ini sudah lewat dari jam makan siang dan tidak mungkin mereka lupa karena ketiga orang itu bukan bayi lagi yang perlu di ingatkan soal makan.
"Kenapa kalau belanja kita suka lupa waktu, seolah jiwa muda kita kembali lagi. Kalau ngga ingat dengan umur pasti kita akan berkeliling sampai sore.."ucap Dita sambil terkekeh.
"Yuk kita makan dan aku tahu resto yang enak di lantai ini.." seru Sonya
"Di mana?
"Sudah ikuti aku saja."
Sonya memimpin jalan lebih dulu, dia melangkah kan kaki nya menuju resto yang biasa dia kunjungi. Elena sudah membayangkan akan masuk ke sebuah resto yang mewah dengan makanan lezat karena dia sangat hapal karakter ibu mertua nya yang setiap hari hanya bisa mengkonsumsi makanan mahal dengan kalori yang sudah di perhitungkan.
Sesaat bayangan itu buyar begitu saja, ketika Sonya masuk ke sebuah restoran jepang.
"Mommy yakin kita makan di sini?" tanya Elena sedikit ragu dan Sonya menjawab dengan anggukan kepala saja. "Tapi ini penuh sekali tempatnya.."
Karena jam makan siang resto sangat penuh di tambah mall ini dekat gedung gedung perkantoran besar jadi sudah jelas akan ramai. Para karyawan sudah pasti akan memilih makan siang di mall yang menjual makanan hemat di kantong seperti restoran jepang ini.
"Ngga masalah, Mommy sudah memesan meja di sebelah sana."tunjuk Sonya pada meja yang dekat dengan jendela.
Dengan langkah terpaksa Elena mengikuti mertua nya yang sudah lebih dulu berjalan menuju meja.
Tiba di meja yang dekat dengan jendela dan berada paling pojok, ada satu meja kosong. Memang Sonya sudah mereservasi meja ini sehingga tidak ada yang berani menempati nya.
Sama seperti resto pada umum nya yang berada di dalam mall, tempatnya sangat terbatas. Membuat para pengunjung berjubel, suasana sangat ramai. Seolah tidak akan ada habis nya, manusia silih berganti keluar dan masuk ke dalam restoran. Dan Elena baru menyadari meja yang di reservasi mertua nya hanya memiliki tiga kursi, sedangkan saat ini mereka berempat.
Dan sudah tentu Sonya dan kedua sahabat langsung duduk sambil menunggu pesanan mereka di antar. Elena masih berdiri dengan sepuluh paper bag di tangan nya.
"Moms, aku duduk dimana?
"Kau tunggu saja sebentar, meja sebelah sepertinya akan selesai jadi nanti kau bisa guna kan meja itu." jawab Sonya tanpa dosa.
"Itu masih lama, Moms.."keluh Elena
"Terus mau gimana lagi? Mommy tidak tahu kalau tempat ini akan penuh dan Mommy sudah terlanjur pesan, sayang kan kalau kita pindah ke resto yang lain.. Kau sabarlah sebentar, meja sebelah sudah hampir habis makanannya..".
Elena melirik dan memang benar mereka sudah hampir habis tapi siapa yang akan menjamin kalau selesai makan mereka langsung beranjak pergi.
Elena menarik napas dan membuang kasar, dia menahan emosi nya setengah mati karena harus berdiri seperti bodyguard dengan sepuluh paper bag di tangan nya.ingin rasanya dia lempar paper bag tersebut, lewat lirikan mata nya Elena bisa melihat kalau Sonya sedang tersenyum puas. Bahkan di iringi kekehan teman temannya seolah sedang mengejek dan bahagia melihat Elena menderita.
"Oh jadi memang kalian sengaja mengerjai ku!! Awas saja kalian.."
"Moms, aku mau pergi ke toilet dulu." dengan sengaja Elena meletakkan paper bag di lantai pas di samping kaki Sonya.
"Loh..terus barang barang ini.."
"Terserah Mommy saja, aku sudah ngga tahan Moms.."sahut Elena dalam hatinya terserah barang barang itu, mau kotor atau mau di curi orang dia ngga perduli.
"Tapi, Elena? lantai nya kotor.."
Tanpa menunggu lama lagi, Elena langsung melangkah pergi dia tidak menghiraukan Sonya yang tengah protes.
"Dasar menantu sialan.."umpat Sonya.
Elena ijin ke toilet hanya alasan saja, dia sedang berpikir bagaimana cara nya membalas perbuatan Sonya dan jangan harap bisa menindas nya lagi. Dia bukan menantu yang polos apa lagi penyabar seperti cerita di novel novel. Dalam kamus Elena tidak akan ada kata kalah.
"Pelayan.."panggil Elena
"Ya Nona? Ada yang bisa saya bantu?
"Tolong panggilkan saja manager atau pemilik resto ini, katakan padanya istri Luke Avaaskha menunggunya. "
Pelayan tersebut langsung gugup.." Bbbaaik, Nona. Mohon tunggu sebentar."
Tidak ada tiga menit pemilik resto itu langsung berdiri di hadapan Elena, tanpa menunggu lama Elena sudah mendapatkan apa yang dia mau.
Dengan santai dia kembali ke meja mertua nya, terlihat satu persatu pengunjung mulai meninggalkan resto yang tadi nya berdesakan sekarang nampak sepi.
"Eh, kok mendadak sepi ya? Dita sedikit heran.
"Sudah ngga perlu di pedulikan."
Ucapan Sonya selesai, Elena datang dan langsung menempati meja di samping mertua nya.
"Pelayan, tolong meja nya di bersihkan. Saya mau makan di meja ini."
"Baik nyonya.." dengan cepat, pelayan langsung membersihkan meja tersebut lalu meletakkan peralatan makan dan juga makanan yang sudah Elena. Pesan tadi.
"Tante kenapa? Tegur Elena
"Oh..tidak hanya saja sedikit heran, resto nya tiba tiba jadi sepi begini.."
"Oh itu, aku yang meminta resto ini di kosongkan.." jawab Elena enteng.
"Hah..gimana gimana?"
"ehem.. Tadi aku meminta pemilik resto ini untuk mengosongkan tempat ini karena aku tidak bisa duduk dan makan dengan tenang dalam keadaan ramai. Dan kalau aku harus menunggu mereka selesai rasa nya sudah tidak sanggup. Sepi begini kan lebih baik kita bisa makan dengan tenang, benarkan Tante?
Sonya dan kedua sahabatnya dibuat melongo dengan ucapan Elena.
"Kau?
"Tentu saja Moms, tenang saja! Luke baru saja mengirimkan uang bulanan padaku.. Ah suami ku memang sangat baik sekali,"
Sonya langsung terdiam, wajah nya sudah memerah menahan emosi. Niatnya ingin mempermalukan Elena gagal, justru dia yang di buat kesal dan dia kalah telak!