Kamu anak tuhan dan aku hamba Allah. Bagaimana mungkin aku menjadi makmum dari seseorang yang tidak sujud pada tuhanku? Tetapi, jika memang kita tidak berjodoh, kenapa dengan rasa ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MUTMAINNAH Innah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 13
Aku melanjutkan bergerilya ke galery. Foto-foto tersimpan secara acak. Bahkan banyak foto-foto nggak penting juga yang berasal dari grup. Sepertinya dia nggak begitu betah memegang ponsel berlama-lama sekedar merapikan foldernya. Berbeda sekali dengan folderku yang terususun rapi.
Dengan ponsel ini aku juga jadi bisa mengakses media sosial miliknya. Kubuka media pink ungu miliknya. Ada ratusan DM yang nggak pernah dia buka. Banyak sekali cewek-cewek menyapanya. Dia benar-benar dingin ternyata. Suatu sifatnya yang tidak terlihat jika dia bersamaku.
Aku beralih ke akun berlogo biru lagit seperti huruf f. Ada banyak sekali notifikasi, sepertinya dia sudah begitu lama tidak membuka aplikasi ini. pembaruan terakhirnya sudah dua tahun yang lalu. Aku bahkan tidak tahu jika dia menggunakan media sosial ini.
Kuamati foto profilnya satu per satu. Semakin lama, semakin imut wajahnya bahkan ada fotonya saat masih SMP.'Ya, ampun, lucu banget!' gumamku sambil tersenyum ke foto-foto jadulnya. Sedang asyik-asyik menggeledah ponselnya, kutemukan foto dengan cewek berhijab yang di hubungkan ke akun seseorang bernama Nadia.
Jadi ini? aku cepat-cepat membuka akun itu dan ternyata benar. Aku yakin, dialah Nadia mantannya. Yang akhirnya di jodohkan oleh orang tuanya. Terlihat pembaruan foto-foto Nadia bersama keluarga kecilnya. Anaknya masih bayi dan kembar. Begitu lucu, namun Jasson pasti sedih melihat semua ini.
Jiwa posesifku meronta-ronta ingin bertindak. Aku lalu memutuskan hubungan pertemanannya dengan Nadia di akun itu. Nggak puas sampai di situ, aku pun juga menghapus foto-foto Jasson bersama Nadia dan beberapa wanita lainnya. Namun beberapa saat setelah itu aku menyesal. Aku takut aksiku itu malah membuat Jasson marah dan memperburuk keadaan.
Tapi aku nggak peduli, dia harus move on dari masa lalunya. Begitu juga denganku. Aku juga rela menghapus semua kenangan dengan Gilang demi dia.
Beberapa jam berlalu, nggak ada komunikasi apa-apa dengannya selama aku menyelidiki media sosialnya. Apakah di sana dia juga sedang keasyikan menyelidiki akun media sosialku? Hahaha entahlah, apapun yang dilakukannya di sana semoga tidak menjadi masalah bagi hubungan ini.
Aku kini semakin yakin dengannya. Tidak ada apapun yang patut dicurigai dari sidakku hari ini. dia juga tidak keganjenan seperti cowok-cowok ganteng pada umumnya. Mungkin dia benar-benar setia.
Baru saja aku hendak meghubunginya, ponselku berbunyi. Ternyata panggilan darinya.
"Halo," sahutku disertai rasa bahagia. Sepertinya aku benar-benar sudah dimabuk kepayang olehnya.
"Bagaimana? Sudah percaya denganku?" tanyanya yakin.
"Sudah," sahutku. "Kapan akan kukembalikan ponselmu?" tanyaku.
"Terserah padamu, kalau selamanya kita ganti ponsel juga nggak apa-apa," candanya.
"Eh, jangan, nanti umi atau abi menelepon." Aku menanggapi dengan serius meskipun tahu dia hanya bercanda. Dia lalu tertawa. Aku mengikuti tawanya. "Besok bisakah kau ke kampusku lagi? Aku akan ke sana besok menyelesaikan urusanku," pintaku.
"Boleh, jam berapa?" tanyanya lagi.
"Jam dua ya, setelah makan siang," pintaku.
"Baiklah," sahutnya.
Telepon pun dimatikan nggak lama setelah itu.
Aku jadi was-was bertemu dengannya besok. Semakin ke sini aku semakin merasa bersalah. Bagaimana jika ternyata dia marah karna aku sudah berani mengacak-acak akunnya? Bahkan menghapus foto-fotonya? Ya Tuhan, kenapa aku jadi selancang ini? Susah payah umi dan abi mengajarkan tentang etika padaku tetapi kenapa aku sampai melupakan semuanya? Apakah memang cintaku sudah terlalu dalam untuknya hingga aku setakut ini kehilangannya? Secemburu itu melihat fotonya bersama wanita yang jelas-jelas sekarang sudah tidak ada lagi dalam hidupnya.
