Kematiannya sia-sia. Hidup barunya menyebalkan. Tapi semuanya berubah saat dia mendapatkan Sistem yang aneh.
Kang Ji-Ho, seorang karyawan lelah yang mati secara mengenaskan, bangkit di tubuh Ling Feng, seorang bangsawan muda pemalas dari klan yang terhina. Dunia Murim yang kejam menertawakannya. Namun, Ji-Ho datang dibekali sebuah sistem unik yang memberinya kekuatan dengan satu syarat: Jangan kerja keras!
[Tugas: Tidur Siang 4 jam. Reward: +10 Qi Murni] [Tugas: Nikmati Semangkuk Sup. Reward: Seni Beladiri 'Telapak Tidur Berdarah']
Dengan kekuatan barunya dan sifat aslinya yang kejam dan tak kenal ampun, Ji-Ho memutuskan untuk mengubah segalanya. Aturannya sederhana:
1. Klan ini tidak tunduk pada siapa pun.
2. Langgar perintahku, mati.
3. Bersekongkol dengan musuh, mati bersamaan mereka.
Dia merekrut orang-orang terbuang yang ditakuti dunia—seorang pembunuh gila, seorang gadis racun, seorang pandai besi penghancur—dan membangun kekuatan yang membuat seluruh dunia Murim gemetar ket
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenbi Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Epilog dan menuju Bab baru: Warisan Sang Penguasa Pemalas
Tahun-tahun terus bergulir. Sunyi yang menakutkan di perbatasan Klan Ling menjadi normalitas baru. Generasi cultivator muda di dunia Murim tumbuh dengan hanya mendengar kisah-kisah tentang Klan Ling sebagai peringatan—dongeng pengantar tidur yang mengerikan tentang apa yang terjadi pada mereka yang serakah atau angkuh.
"Jangan nakal, atau Naga Malas akan datang untukmu," begitu ibu-ibu di desa-desa jauh akan membisikkan pada anak-anak mereka, meski mereka sendiri tidak sepenuhnya memahami asal-usul legenda itu.
Di dalam tembok Klan Ling, waktu tampak bergerak berbeda. Ji-Ho, Sang Penguasa, hampir tidak berubah. Kultivasinya yang telah mencapai puncak "Misteri 8 Puncak" memberinya umur panjang yang hampir tak terbatas dan penampilan yang membeku pada masa muda abadinya. Dia jarang sekali terlihat, bahkan oleh anggota klannya sendiri. Keberadaannya lebih seperti kekuatan alam—selalu hadir, selalu dirasakan melalui aura Qi Purba yang membungkus seluruh wilayah, tetapi jarang terlihat secara langsung.
Pemerintahan harian sepenuhnya diserahkan kepada sebuah dewan yang terdiri dari ibu Ji-Ho, Ling Shan, Xiao Mei, dan para "orang aneh" lainnya. Mereka menjalankan klan dengan efisiensi yang sempurna, memastikan mesin yang dibangun Ji-Ho terus berjalan tanpa gesekan. Hukum tetap mutlak dan kejam, tetapi karena ketakutan telah meresap begitu dalam, hukuman jarang diperlukan.
Klan Ling tidak lagi berkembang secara teritorial. Mereka tidak membutuhkannya. Wilayah mereka sudah kaya raya dengan sumber daya yang dirampas, dan perluasan hanya akan berarti lebih banyak gangguan yang harus dikelola. Mereka telah mencapai stasis yang sempurna—sebuah kerajaan yang benar-benar mandiri dan tertutup.
Namun, bahkan dalam stasis, perubahan halus terjadi.
Xiao Mei, dengan kemampuannya "melihat" takdir, mulai memperhatikan sesuatu yang aneh. Aura Qi Purba Ji-Ho tidak hanya mempengaruhi Kultivasi, tetapi juga lingkungan dan bahkan nasib itu sendiri. Tumbuhan di wilayah Klan Ling mulai bermutasi, menghasilkan buah dengan khasiat yang tidak dikenal. Hewan-hewan berkembang menjadi bentuk yang lebih kuat dan lebih cerdas, tetapi juga lebih penurut, seolah tunduk pada kehendak tak kasat mata sang Penguasa.
Bahkan anggota klan mulai menunjukkan perubahan halus. Generasi baru yang lahir dan dibesarkan sepenuhnya di bawah aura Qi Purba Ji-Ho memiliki bakat Kultivasi yang luar biasa, tetapi mereka juga cenderung lebih pendiam, lebih patuh, dan hampir tidak memiliki inisiatif di luar perintah yang diberikan. Mereka adalah produk sempurna dari sistem yang dibangun Ji-Ho—efisien, loyal, tetapi hampir seperti mesin.
Suatu hari, Ji-Ho tiba-tiba memerintahkan untuk membangun sebuah menara tinggi yang menjulang di pusat kediamannya. Tidak ada yang tahu tujuannya. Itu bukan untuk pertahanan atau pengamatan. Dia hanya menyuruh mereka membangunnya.
Setelah selesai, dia naik ke puncak menara sendirian dan duduk di sana selama berhari-hari, memandang ke kejauhan, ke arah dunia Murim yang sekarang takut padanya.
Xiao Mei, yang membawakan makanan, memberanikan diri bertanya. "Tuan Muda mencari sesuatu?"
Ji-Ho tidak menoleh. "Tidak. Hanya memastikan semuanya masih... sunyi."
"Sunyi, Tuan Muda. Sangat sunyi."
Dia mengangguk. "Kadang, sunyi yang terlalu sempurna terasa aneh."
Ini adalah kilasan keraguan pertama yang pernah Xiao Mei lihat darinya. Mungkin, setelah ratusan tahun mencapai segala yang diinginkannya, bahkan seorang penguasa mutlak bisa merasa... bosan.
Tapi keraguan itu cepat hilang. Ji-Ho menghela napas, lalu berbaring di lantai puncak menara, tangan di belakang kepala.
"Tapi lebih baik sunyi daripada berisik," gumamnya, sebelum tertidur di bawah langit terbuka.
Dia tetap menjadi Penguasa Pemalas. Impiannya terwujud. Dunia tidak lagi mengganggunya. Klannya berjalan dengan sendirinya.
Dan dalam tidurnya yang abadi, kekuatannya terus bertambah, tidak diketahui oleh dunia luar, melampaui semua pemahaman, menjadi sesuatu yang bahkan tidak bisa disebut 'cultivasi' lagi. Dia menjadi bagian dari alam itu sendiri—sebuah gunung yang tidur, yang jika suatu saat terbangun, bahkan gemericiknya saja bisa menghancurkan dunia.
Tapi untuk sekarang, dia tidur. Dan dunia, dengan segala ketakutannya, membiarkannya tidur.
Warisan Ling Feng bukanlah kekaisaran atau dogma. Itu adalah sebuah peringatan abadi: bahwa keinginan paling sederhana—untuk tidak diganggu—jika didukung oleh kekuatan mutlak, bisa membentuk ulang dunia dan menundukkannya dalam keheningan yang takut.
Dan di puncak menaranya, sang Penguasa tidur, dikelilingi oleh kerajaannya yang sunyi, sebuah monumen bagi kemenangan kemalasan yang mutlak.