PARASIT

AKH AKH AKH AKH

Marcell Siahaan murka, ia memukul steering mobil nya berkali-kali.

" Kurang 4-jar !!!" Teriak Marcell Siahaan di dalam mobil nya. Selama ini ia berusaha menahan kemarahan nya sebab ada Syafa Namata dan juga Nirmala.

Ia tidak ingin terlihat kalah, meskipun sebenarnya dia sudah benar-benar kalah.

Semua rencananya gagal total, harta warisan yang selangkah lagi akan menjadi miliknya, raib. Marcell Siahaan geram hingga urat gerahamnya mengeras.

" Baiklah,,,, Celina ... Jadi selama ini kau sengaja mempermainkan aku"

" Aku tidak akan membiarkan hidup mu tenang, meskipun kau telah menjadi permaisuri. Kau tidak akan bisa bahagia, kau akan menderita "

Setiap kata yang terucap penuh dengan penekanan yang terdalam. Marcell Siahaan meremas steering mobil nya sekuat mungkin.

>>>

Pesta pernikahan berlanjut, bukan hanya di gedung yang disiapkan oleh Celina . Melainkan pindah ke istana Andara Pala

Opa yang bernama lengkap Nyonya Ambarita telah menelepon orang-orangnya untuk menyiapkan pesta tersebut dalam waktu yang singkat.

Tentu dengan biaya yang spektakuler, dan semua itu bukan masalah untuk Ambarita . Demi cucu kesayangan nya, pewaris tunggal PT ARTHAMA TBK. Dia akan melakukan apapun.

Senyuman manis tidak pernah lekang di bibir yang sudah mengerut. Dalam benak nya, jika Andara Pala sudah menikah, sudah tentu tidak lama lagi dia akan menimang cicit.

Maka suasana istana akan semakin meriah. Kesunyian yang selama ini Ambarita rasakan, akan segera sirna.

Semenjak kedua orang tua Andara Pala meninggal karena kecelakaan, Ambarita merawat Andara Pala seorang diri. Dia juga mendidik Andara Pala penuh kedisiplinan. Sehingga menciptakan seorang Andara Pala yang sangat hebat, mampu memimpin perusahaan keluarga maju pesat.

Celina melirik laki-laki yang bersanding di samping nya, pria itu terlihat bahagia. Wajahnya dihiasi senyuman sumringah.

Seolah-olah dia sangat bahagia dengan pernikahan yang tiba-tiba ini.

Benarkah ??? Apakah Andara Pala akan bahagia ? Padahal diantara mereka tidak pernah ada rasa cinta.

Andara Pala melepas jas nya, melonggarkan kancing kemejanya serta melepas arloji branded ternama series limited edition.

Celina menatap penuh punggung pria itu, dia sangat segak. Pantas sekali wajahnya terawat, karena dia bukan lah orang biasa.

Andara Pala menoleh, Celina terkesiap kaget dan langsung membuang muka.

" Kenapa kau tidak ganti baju ? Apakah kau akan tidur menggunakan gaun itu ?"

Pertanyaan Andara Pala seketika membuat kepala Celina agak panas, tenggorokannya tercekat sehingga susah untuk menelan air liur.

Andara Pala mengambil kursi lalu menduduki nya di depan Celina . Ia mengangkat satu kakinya kemudian duduk menyilang.

" Kau tidak perlu khawatir atau pun takut, pernikahan ini hanya kedok untuk kita berdua. Aku menolong mu dari rasa malu , dan kau menolongku dari tuntutan Opa terhadap ku"

Celina terperangah, jadi itulah perasaan Andara Pala sejak tadi.

" Kenapa terkejut ?? Bukankah itu adil?" Balas Andara Pala .

Pandangan Celina perlahan merunduk, ia terlalu berharap lebih kepada pria itu. Oh Celina , begitu bodohnya dirimu. Secantik apakah dirimu sehingga mampu membuat seorang Andara Pala jatuh cinta dalam waktu kurang sehari.

" Baiklah " sahut Celina pada akhirnya, dia sadar bahwa semua ini hanya pura-pura. Tidak masalah, yang penting dia bisa terlepas dari para parasit itu.

Celina bangkit dari duduknya, ia mengambil bantal dan satu selimut.

" Kau mau kemana ?" tanya Andara Pala bingung atas sikap Celina .

" Tidak mungkin kita tidur satu ranjang bukan ?" Balas Celina .

" Oh tidak !! Kau tidurlah disini, biar aku yang di sofa "

Andara Pala bangkit dan mengambil alih bantal serta selimut yang dipeluk oleh Celina .

Celina tidak membantah, ia hanya mengedikkan kedua bahunya.

Usai membersihkan diri, Celina menemukan Andara Pala sudah tidur nyenyak di sofa panjang. Ia memunggungi tempat tidur.

Celina menghela nafas panjang, nasibnya sedikit miris. Menikah dengan orang yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

Namun itu lebih baik, daripada menikah dengan Marcell Siahaan . Yang nyata berkhianat dan ingin merampas harta kekayaan nya.

Celina naik ke tempat tidur, ia merebahkan tubuhnya untuk mengistirahatkan diri.

>>>

Pagi menjelang, ketika Celina membuka mata. Ia melihat Andara Pala sudah bersiap untuk pergi ke kantor.

" Jam berapa ini?" Tanya Celina sembari bangun.

" Masih terlalu awal untuk turun, cepatlah bersiap!" Jawab Andara Pala tanpa sedikitpun beralih dari depan cermin.

Celina mengiyakan, ia turun dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi.

Selesai menuntaskan ritual mandi, Celina mempersiapkan diri juga untuk berangkat ke kantor.

Ia memoles wajah nya sedikit, tanpa Celina sadari jika dirinya tengah diperhatikan oleh Andara Pala .

Namun akhirnya tanpa sengaja ekor matanya menangkap perbuatan itu. Celina serta Merta menoleh.

" Kau kenapa melihat ku seperti itu?" Tanya Celina , jantung nya berpacu lebih cepat dari biasanya.

Andara Pala tersenyum tipis.

" Kenapa perempuan tidak bisa untuk tampil apa adanya ?" Gumam Andara Pala .

Ucapan nya sontak membuat wajah Celina berubah kemerahan.

" Apa salahnya ?? Tidak ada salahnya bukan ?" Bantah Celina , ia kembali menghadap cermin. Menyelesaikan makeup nya dengan polesan lipstik di bibir.

" Ayo!!"

Celina bangkit setelah menyemprotkan parfum ke bagian tubuhnya, ia mengambil tas selempang favorit kemudian melangkah mendahului.

Andara Pala mengikuti dari belakang, mereka terlihat akrab sekali.

" Loh? Kalian mau kemana ?" Seru Ambarita , ia menutup surat kabar kemudian membuka kaca mata nya.

" Kerja lah Opa" Jawab Andara Pala seraya mencium pipi sang Nenek. Celina melakukan hal yang sama, hanya saja dia melakukan dengan mencium tangan perempuan tua itu.

" Kerja ?? Kau jangan bercanda Andara, tidak ! Tidak ! Kalian harus pergi bulan madu sebentar lagi, Abu masih mengurus segala keperluan kalian " Bantah Ambarita .

Celina terkejut, bulan madu?? Matanya saling bertemu dengan Andara Pala .

" Opa, sudah hampir dua Minggu aku meninggalkan kantor. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan " Andara Pala memasang alasan.

Celina mengangguk membenarkan.

" No! No! No!" Ambarita menggerakkan jari telunjuk nya.

" Urusan kantor biar Opa yang handle "

" Tapi hari ini saya ada meeting Opa" Jawab Celina gugup, ia melirik sang suami yang mengiyakan jawaban nya.

Ambarita terdiam, ditatapnya penuh cucu menantu nya itu.

" Apakah tidak bisa dibatalkan ?" Ambarita masih berharap.

" Maafkan Celina Opa"

Celina merasa tidak nyaman dengan raut wajah kecewa Ambarita .

" Tapi Celina janji, kami akan atur jadwal bulan madu kami tanpa mengganggu urusan kerja "

Senyuman manis Celina sungging kan supaya mampu mengobati rasa kecewa Ambarita .

Perempuan yang sudah berusia di atas enam puluh tahun itu menghela nafas panjang.

" Baiklah, tapi.... Akhir Minggu ini kalian harus pergi, aku tidak mau mendengar alasan apapun ?"

" Baiklah Opa" Jawab Celina , ia menggenggam tangan Andara Pala dengan erat. Tentu pria itu terkejut, namun ia tahu Celina hanya ingin menyenangkan hati Nenek nya.

" Ayo sayang " Ajak Celina , Andara Pala mengiyakan. Keduanya pergi bergandengan tangan layaknya pasangan pengantin baru.