Lily terbangun setelah tertabrak truk saat menyelamatkan kakek tua yang hendak menyebrang jalan.
"Ukkhh.. Badanku rasanya sakit semua." Ucapnya sambil menyandarkan badannya, Tiba-tiba ingatan tentang perselingkuhan suaminya membuatnya sakit hati kembali.
Saat sedang melamun, seorang kakek menghampirinya. "Nak, terimakasih telah menyelamatkanku. Aku sangat berhutang nyawa padamu, kalung ini sebagai tanda terima kasihku. Dan aku minta maaf sebesar-besarnya, karna telah menyelamatkanku kau sampai keguguran. Maafkan kakek tua ini nak!" Lirih kakek tua sambil menitikkan air mata.
Beberapa hari berlalu Lily sedang berada di rumah kontrakannya memandangi kalung pemberian kakek tua itu dan tanpa sadar jarinya tergores mengeluarkan darah dan menghilang.
"Tunggu, dimana ini? Siapa aku? Apa yang terjadi aaaakkkkkkkhhh." Teriak lily setelah mendengar suara tanpa sosok itu.
Suara siapakah itu? Apakah yang akan terjadi pada Lily selanjutnya? Nantikan terus kisah seru yang satu ini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lancelot💸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUKU DEWA PERUSUH
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA, MINAL AIDIN WAL FAIDZIN MOHON MAAF LAHIR BATIN. *Terimakasih untuk kalian yang menyempatkan membaca novel ini di hari sibuk hari lebaran🥰Sayang kalian banyak-banyak!!!!🤗***🤗😘😘**
...****************...
Sesampainya mereka di desa Lestari, merekapun kembali ke rumah masing-masing untuk istirahat. Lily juga mengatakan pada mereka sebelum berpisah agar datang ke rumah William setelah selesai istirahat.
"William, ayo ikut aku keluar." Ucap Lily saat berada di dalam rumah mengajak William.
"Ada apa? Kita mau kemana? Apa kita akan menjelajah lagi?" Tanya William semangat sambil berjalan kearah Lily.
"Menjelajah kepalamu. Kita bahkan belum terlalu lama sampai, kau sudah ingin pergi lagi." Jawab Lily memutar bola matanya dengan malas.
"Hehe lalu ingin kemana?" Tanya Willi.
"Ikut saja kedepan." Ucap Lily keluar rumah.
Setibanya mereka di halaman rumah William, ada satu sepeda listrik yang warnanya sangat cantik.
"Lily ini benda apa?, warnanya benar-benar sangat indah." Tanya William menghampiri sepeda itu.
"Ini namanya sepeda listrik. Aku akan memberi contoh cara memakainya. Kau hanya tinggal memutar kunci dan yapp menyala, kau hanya perlu duduk tenang di atasnya dan mengarahkannya dengan benar." Ucap Lily sambil berkeliling di tempat itu menggunakan sepeda listrik.
"Dan jika kau bosan, kau bisa mengayuhnya seperti ini." Sambungnya lagi menunjukkan cara menggunakan sepeda listrik.
"Apa kau sudah mengerti? Sekarang cobalah." Ucap Lily sambil memberikan sepeda itu pada William.
William perlu jatuh beberapa kali baru bisa menggunakannya dengan benar. Setelahnya dia benar-benar sudah sangat mahir.
"Bagaimana, apa kau suka?" Tanya Lily.
"Suka. Sangat suka, sepeda ini sungguh sangat menyenangkan. Jika menggunakannya untuk bepergian, sudah tidak butuh waktu yang lama untuk tiba. Benar-benar hebat." Jawabnya dengan gembira.
"Ambillah itu milikmu, hadiah karena sudah menemaniku di dunia ini." Ucap Lily tersenyum.
"Be..benarkah? Kalau begitu terimakasih." Jawab William mencium berkali-kali sepeda listriknya itu.
"Sama-sama. Hmm, Willi bagaimana menurutmu jika aku membagikan sepeda listrik seperti milikmu untuk semua yang ada di desa ini, apakah mereka akan suka?" Tanya Lily.
"Tentu saja mereka akan suka, jika ada sepeda ini mereka tidak akan kecapekan jika pergi jalan-jalan, aku yakin mereka akan sepertiku yang sangat menyukai sepeda ini." Jawab William semangat.
"Ahh, kalau begitu baiklah. Aku akan memberikan masing-masing satu sepeda listrik untuk warga desa dan untuk mereka yang menemukan batu raksasa tadi akan mendapatkan sepeda tergantung berapa orang dalam keluarganya. Jika dalam keluarganya ada lima orang, maka akan mendapatkan lima sepeda juga." Ucap Lily menjelaskan niatnya.
"Itu ide bagus. Menurutku juga memang pantas mereka mendapat lebih banyak bagian. Bagaimanapun mereka memberimu batu berkilau yang sangat besar." Balas William sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Dan aku juga tidak akan melupakan Lana. Bukankah tadi dia juga ikut menemani. Kalau begitu dalam keluarga kalian mendapat tiga bagian, untukmu hadiah dariku, Lana hadiah karena ikut mencari batu dan satunya pembagian untuk keluarga." Ucap Lily.
"Ya kau benar. Haiss semoga saja tidak ada yang iri pada keluarga kami." Ucap William menghela nafas berat.
"Jika iri mereka akan menjadi urusanku. Hm sebelumnya ada enam keluarga yang tinggal disini lebih dulu termasuk kamu, lalu ada tambahan lima puluh lima keluarga berarti total semua keluarga ada enam puluh satu rumah." Gumam Lily lalu membeli sepeda listrik sebanyak enam puluh satu di Loly dengan harga poin cukup mahal.
Sepeda ini khusus untuk pembagian per keluarga, sedangkan untuk mereka akan mendapatkan bagiannya setelah setiap rumah sudah kebagian.
"Huff, bahkan sampai saat ini aku masih belum terbiasa setiap melihat kau mengeluarkan atau menghilangkan sesuatu secara tiba-tiba." Ucap William sedikit terkejut.
"Haha.. Kau harus menguatkan jantungmu. Ohya aku ingin minta tolong kamu ke rumah kepala desa untuk menyampaikan pembagian sepeda ini. Sampaikan agar mereka mengambilnya sekarang disini, cukup satu orang setiap rumah yang datang." Ucap Lily.
"Baiklah, kau tunggu saja. Tidak akan lama jika menggunakan sepeda baru hehe" Ucap William cengengesan lalu menyalakan sepeda listriknya dan mengebut.
Tidak sampai setengah jam mereka semua tiba dan langsung berbondong-bondong menemui Lily.
"Nak Lily kata kepala desa ada hadiah untuk kami. Benar kah itu?" Tanya seorang pria yang ternyata ayah Fugu.
"Benar paman, itu sepeda untuk kalian. Masing-masing satu dan untuk cara menggunakannya William akan menunjukkannya." Ucap Lily lalu merekapun berbaris menunggu bagiannya.
Setelah semuanya selesai mereka semuapun kembali dengan wajah sumringah sambil mengendarai sepeda masing-masing, Kebetulan Nisa, Arfa dan Kuntul datang saat yang lain sudah pulang.
"Ah kalian sudah tiba, Aku ingin tanya berapa anggota dalam keluarga kalian?" Tanya Lily pada mereka yang Lily ketahui kalau Nisa hidup bertiga dengan ibu dan adik perempuannya, sedangkan kuntul berempat bersama ayah, ibu dan adik perempuannya, yang terakhir Arfa bersama ayah dan dua adiknya perempuan.
Jadi Lily kembali membeli sebelas sepeda listrik dan membagikannya untuk mereka. Karena sempat lupa kalau kepala desa hanya mendapat satu tadi padahal kepala desa juga ikut andil atas batu itu.
"Bukankah keluarga kami sudah mendapatkan satu sepeda seperti yang lainnya?" Tanya Nisa.
"Memang benar dan pembagiannya itu satu untuk setiap rumah. Sedangkan ini adalah harga atas batu raksasa tadi pagi. Jadi kalian ambillah!" Ucap Lily tersenyum.
Mereka yang mendengarnya hanya bisa melongo dan di sadarkan oleh Willi.
"Kalian terima saja, bukankah kalian sudah membayarnya dengan batu raksasa!" Ucap William.
Setelah mereka mengambil sepedanya, dan menitipkan dua sepeda milik kepala desa, mereka semuapun pulang. Lalu Lily memberikan satu sepeda yang tersisa pada William dan mengatakan itu adalah bagian Lana.
Sore harinya, semua warga desa Lestari berjalan-jalan menggunakan sepeda baru mereka hingga dekat gerbang tapi tiba-tiba Xiao La si harimau putih mengaum kencang.
Kepala desapun menenangkan Xiao La tapi Xiao La masih nampak marah, tidak ada pilihan lain, salah satu dari mereka pergi mencari Lily dan membawanya pada Xiao La.
"Xiao La ada apa? Kenapa kau terlihat sangat marah?" Tanya Lily sambil menenangkan Xiao La.
"Mereka. Yah aku merasakan aura mereka di balik gerbang ini, mereka yang sudah membunuh pasanganku aku akan membalasnya." Ucap harimau putih itu yang hanya di pahami oleh Lily
Lily yang mengerti segera menggunakan mata emasnya dan menembus gerbang itu, Lily melihat beberapa pria yang menggunakan bulu kelinci di pergelangan tangan mereka membawa tombak dan panah.
"Aku ingin bertanya, Apakah kalian tahu suku apa yang menggunakan bulu kelinci putih di setiap pergelangan tangannya?" Tanya Lily melihat mereka semua.
"Bulu kelinci di pergelangan tangan? Ahhh... Yaya.. Kami ingat bahkan sangat ingat. Mereka adalah suku dewa yang sangat sombong dan suka mengambil paksa barang berharga kami. Mereka adalah perusuh, kami sangat dendam pada mereka!" Ucap salah satu di antara mereka dengan marah di benarkan oleh yang lainnya.
"Hm begitu rupanya. Kali ini kita kedatangan tamu, apa kalian ingin bermain-main?" Tanya Lily tersenyum.
"Tapi.. Tapi senjata kami tidak sebanding dengan mereka." Ucap kepala desa.
"Gunakan ini" Ucap Lily memberikan tombak, panah, golok yang kualitasnya bukan kaleng-kaleng.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa like dan komennya ya teman-teman.
..