Kisah romantis Ahmad alhan rizkiandi dan Tasya claudia ardana. Kedua orang yang saat masih sama sekali tidak pernah berbicara satu sama lain dan tidak saling mengenali satu sama lain, namun mereka berdua di pertemukan saat sama sama di pertemukan saat masing masing sedang bekerja di Jakarta.
Mereka melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan, walaupun banyak masalah yang mereka hadapi,saat menjadi suami istri cinta mereka tetap romantis dan tidak ada penghianatan sama sekali.
akankah cerita mereka akan selalu romantis?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon egi Santomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAT
Happy reading!!
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
...????? ¿????...
Sore harinya Alhan telah selesai melakukan kerja di hari pertamanya, Alhan pulang diantar oleh Fikri teman kerja Alhan yang umurnya 2 tahun lebih tua dari Alhan.
"Makasih Bro."
"Santai aja Bro, besok gua jemput lagi Bro."
"Siap gua tungguin pokoknya."
"Yaudah gua balik dulu," pamitnya.
"Hati hati, Fik."
"Iya, Bro," ucapnya.
Kemudian Fikri teman kerja Alhan pun menjalankan motornya meninggalkan Alhan, sementara Alhan pun berjalan perlahan menuju ke rumah kontrakannya. Dia melihat ada mbak Wardani yang sedang duduk di teras rumahnya dengan anak perempuannya yang masih berpakaian seragam smp.
"Mbak," panggilnya.
"Eh Alhan, dari mana?."
"Dari kerja Mbak, ngomong ngomong itu anak Mbak ya."
Wardani tersenyum."Iya Han, anak mbak satu satunya, namanya Rita."
"Hai Mas Alhan," sapanya.
"Hai Rita," balas Alhan.
Kemudian Alhan masuk ke dalam rumah kontrakannya, tapi sebelum masuk terlebih dahulu Alhan menyapu teras rumahnya. Lantai demi lantai dia sapu, hingga semua terlihat begitu bersih dan Alhan pun masuk ke dalam rumah kontrakannya dan duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
Alhan mengambil handphonenya dari saku celananya dan dia menyalakan handphonenya itu. Kemudian Alhan memilih untuk membuka instagram, Alhan melihat story teman temannya. Hingga dia melihat satu story dari Tasya yang menunjukkan jika dia ada di restoran.
Namun sedang asik asiknya melihat story teman temannya, tiba tiba ada chat masuk dari nomor yang tidak ada di penyimpanan kontaknya, sehingga dia bingung siapa yang saat ini mengirimkan pesan kepadanya? sehingga Alhan pun membuka chat tersebut.
'Han,' tulis chatnya.
'Siapa ya?' balas Alhan.
'Masa sih gak tau. '
'Gak, kan kamu gak kasih tau.'
'Aku Tasya Han.'
'Oh Tasya, ngapain chat aku?'
'Ya pengen aja sih Han boleh kan Han?'
'Boleh lah Sya.'
'Save juga nomor aku ya Han.'
'Iya Sya, siap.'
'Oke oke.'
'Han.'
Kemudian setelah itu Tasya memulai panggilan video dan Alhan pun menerimanya. Terlihat Tasya dengan hijab hitamnya di layar handphonenya, dengan wajah yang begitu cantik.
"Sya ngapain video call aku?"
"Gak boleh ya Han," jawabnya.
"Gak gitu, kok aneh aja gitu tiba tiba video call," ucap Alhan dengan tersenyum.
"Aku kesepian banget Alhan di sini," ucapnya dengan tersenyum.
"Terus ngapain video call aku?"
"Ya biar gak kesepian."
"Kenapa gak video call teman teman kamu aja?"
"Gak tau, pengennya video call kamu."
"Kalau pacar kamu tau gimana? bisa bisa kamu di marahin lagi."
Tasya pun tertawa mendengar perkataan Alhan."Aku gak punya pacar Alhan."
"Yang dulu itu kemana?."
"Yang dulu udah putus."
"Gak setia banget kamu," ucapnya dengan tersenyum.
"Bukannya gak setia sih Han, tapi dia yang mutusin," ucapnya."Ya aku terima aja," lanjutnya dengan tersenyum.
"Sakit hati gak?"
"Banget dong, apalagi dia sama yang lain," ucapnya dengan tersenyum.
"Sabar aja kali Sya."
"Ya selalu, ngomong ngomong kamu punya pacar gak?"
"Dulu punya sih, tapi virtual dan sekarang juga udah putus."
"Enak gak sih pacaran virtual gitu?"
"Biasa aja sih Sya, tergantung kamu aja happy atau gak."
"Oh gitu Han," ucapnya dengan tersenyum.
"Ngomong ngomong kamu dapat nomer aku dari mana?"
"Dari Sania," ucapnya dengan tersenyum.
"Oh dari Sania," ucap Alhan dengan mengangguk.
"Kamu gak kerja Han?"
"Baru saja pulang Sya, kalau kamu?" tanyanya.
"Aku sih libur hari ini."
"Emang liburnya hari apa?"
"Liburnya itu gantian, kan memang restorannya gak pernah tutup."
"Oh, gitu ya," ucapnya dengan tersenyum.
"Kapan kapan kita jalan jalan, kamu mau gak Han?"
"Tapi aku gak punya motor Sya."
"Gampang, nanti aku pinjam teman aku."
"Kapan tapi Sya?" tanyanya.
"Kalau nanti malam gimana kamu bisa gak? mumpung hari ini aku libur."
"Ndadak banget, tapi gak apa apa deh,aku juga bisa kok."
"Iya Han, pokoknya kalau jadi aku kabarin."
"Iya Sya, aku tunggu."
"Han, aku tuh seneng banget tau gak, ada teman yang satu kota di sini."
"Emang aku teman kamu ya?" ucap Alhan dengan tersenyum.
"Iya lah, apa lagi kalau gak teman?"
"Tapi kan dulu kita asing banget, kita juga gak saling kenal."
"Iya juga ya Han, tapi pokoknya mulai sekarang kita adalah teman."
"Iya," ucapnya dengan tersenyum bahagia."Ngomong ngomong sekarang lagi ngapain Sya?" tanyanya.
"Lagi santai aja sih Han, gak ada kerjaan, kalau kamu?."
"Sama aja kali," ucapnya dengan tersenyum.
"Oh, disini aku males banget tau gak sepi banget gak ada yang nemenin," ucapnya dengan tersenyum.
"Kamu tinggal sendirian di sana?"
"Iya Han.Tapi kadang kadang juga teman aku juga tidur di sini juga sih."
"Kalau aku sih, tinggal sendiri juga sih di rumah kontrakan, tapi ya gak terlalu kesepian soalnya ada banyak orang di sekitar," jelasnya.
"Enak ya di sana," ucap Tasya dengan senyuman manis yang terpancar dari wajah cantiknya itu.
"Tinggal di sini aja kamu makannya, kamarnya kosong sat," ucap Alhan dengan tersenyum.
"Gak ah Han, nanti di bilang buat yang aneh aneh lagi sama tetangga," ucapnya dengan tersenyum.
"Gak apa apa kali." ucap Alhan dengan tersenyum.
"Pokoknya gak ya Han, aneh aneh aja kamu," ucap Tasya dengan tersenyum.
"Gak apa apa kali Sya, biar aku ada yang masakin," ucap Alhan dengan tersenyum.
"Ye,mencari keuntungan kamu ya."
Alhan tersenyum mendengar ucapan Tasya."Gak kali Sya," ucapnya.
"Yaudah Han, udahan dulu ya aku mau mandi nih udah bau banget badan aku," ucap Tasya dengan mencium cium ketiaknya.
"Baunya sampai sini," ledek Alhan dengan menutup hidungnya dengan tangan.
"Gak juga kali Han, bisa aja kamu." ucap Tasya dengan tersenyum.
Alhan pun tersenyum. "Bye Tasya."
"Bye Alhan, nanti malam aku jemput ya?"
"Iya aku kirim lokasinya habis ini."
"Iya Han."
Kemudian Tasya mematikan sambungan video callnya dengan Alhan. Setelah Alhan selesai video call dengan Tasya, Alhan pun langsung masuk ke dalam kamarnya, untuk berbaring sebentar karena badannya begitu capek, habis mengangkat barang barang saat di toko tempat kerjannya.
"Lumayan capek ya hari ini."
Kemudian Alhan mengambil handphonenya dari saku celananya dan langsung mengirimkan lokasi tempat tinggalnya ke nomer Tasya. Setelah itu Alhan menaruh handphone miliknya di samping dia tidur, sembari memutar musik tenang kesukaan ya untuk mengiringinya tidur di sore hari ini.
...EGSATO ...
Sementara di waktu yang sama di tempat yang berbeda, Tasya yang sudah selesai mandi pun berbaring di kasur yang ada di kamar kostnya, sembari memakai daster dan rambut yang di tutupi oleh handuk. Tasya mencoba menghubungi Fitri, karena dia akan meminjam motornya untuk di pakai jalan jalan dengan Alhan nanti malam.
Tak lama setelah itu Fitri menjawab telpon darinya."Ada apa Sya?."
"Fit, gua pinjam motor lo boleh gak?"
"Boleh dong, tapi mau lo pakai apa?."
"Jalan jalan sama temen."
"Temen apa temen nih," ledek Fitri.
"Temen Fitri, si Alhan."
"Oh.Yaudah nanti kesini aja aku di rumah kok."
"Iya Fit. Tapi gak mau lo pakai kan?."
"Gak Sya santai aja kali. Gua itu habis ini mau langsung tidur."
"Makasih ya Fit.Entar gua beliin bensin."
"Santai aja kali Sya.Yaudah udahan dulu ya gua mau mandi."
"Iya, Fit."
Kemudian Fitri mematikan sambungan telponnya dan Tasya kembali menaruh handphonenya di meja yang ada di samping kasurnya. Seketika Tasya kepikiran dengan ayah dan ibunya yang ada di kampung serta juga adik kecilnya yang masih berusia 12 tahun.
Tasya sadar sekarang, ternyata hidup jauh dari keluarga itu berat namun ini adalah jalan satu satunya agar dia nanti bisa kuliah seperti yang di impikan waktu masih sekolah dulu. Memang jalan yang berat yang harus di lalui Tasya, namun dia masih begitu semangat menjalani kehidupan barunya.
Dia membayangkan masa depan yang cerah sebagai seorang guru yang tak kenal lelah mengajar murid muridnya hingga pandai. Cita cita itu tidak pernah berubah dari dulu saat dia masih kecil, cita cita yang begitu mulia.
"Kira kira aku bisa gak ya jadi guru?" ucapnya dengan bertanya tanya pada dirinya sendiri.
Kemudian Tasya berdiri dan berjalan ke arah almari yang ada di kamar kostnya. Setelah itu Tasya membuka almarinya itu dan mengambil alat alat make upnya untuk merias wajah cantiknya itu. Terlebih dahulu Tasya mengaca di kaca yang ada di almarinya itu.
"Jerawat aku kok tumbuh lagi ya," ucapnya sembari mengelus jerawatnya yang ada di pipinya.
Setelah mengaca, Tasya kembali duduk di kasur kamarnya dan berniat untuk merias wajah cantiknya itu, namun baru saja merias wajahnya tiba tiba rasa malasnya pun muncul, membuatnya tidak selera untuk merias wajahnya dan menaruh alat alat make upnya di meja yang berada di samping kasurnya dan Tasya mengambil handphonenya.
"Kenapa aku jadi males gini ya?"
Kemudian Tasya menyalakan handphonenya, Tasya membuka aplikasi instagramnya kemudian melihat story instagram milik teman temannya dengan begitu bahagia. hingga akhirnya Tasya melihat story instagram milik mantan pacarnya, terlihat mantan pacarnya itu sedang bermesraan dengan pacar barunya sehingga membuat Tasya sedikit cemburu.
"Perasaan cantikan aku deh sama dia," ucapnya sambil mengelus wajahnya.
"Mana mesra mesraan lagi. Niatnya sih mau pamer ke aku."
"Awas aja kalau aku udah punya pacar baru, bakal aku post every day. Dia pikir dia aja kali yang bisa cari yang baru."
Kemudian Tasya membuka kamera handphonenya, Tasya membalik kamera handphonenya menjadi kamera depan.Setelah itu dia berselfie dengan pose pose random.
"Mana, aku masih sangat cantik lagi." ucapnya. "Apasih istimewanya dia," lanjutnya.
Tasya terus berselfie dengan pose pose yang random. Setelah selesai berselfie, Tasya melihat hasil hasil selfienya.
"Kok mirip ibu ibu ya," ucapnya dengan tersenyum
Setelah melihat hasil hasil dari selfienya itu, Tasya mematikan kembali hanphonenya dan menaruhnya di meja. Lalu setelah itu Tasya pun berbaring di kasur kamarnya.
"Kok aku kesepian banget gini ya, udah butuh suami kali ya."
"Eit, jangan mikir yang aneh aneh dulu Sya, ingat tujuan utama kamu," ucapnya pada dirinya sendiri.
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
.... ...
...LANJUT GESS ...
mampir jg di krya q
delete or enter
makasih