Kenapa Harus dia?

“Desi!! kamu tu mau nya apa sih!” bentak Buk Susan pada nya, jelas ia merasa marah, sudah diselingkuhi sampai hamil, dan kini orang yang tega mengkhianati nya memintanya untuk menjadi pagar Ayunya, apa dia punya hati sebagai perempuan?

“Kenapa loh Bik? Nisa tu.. Masih sahabat baik ku.. sudah tentu sebagai sahabat dia akan mendukung ku kan” jawab Desi dengan enteng tanpa beban.

“Kayak nya udah gak waras anak si Nuriah ni!” bisik salah satu warga desa, baru ini mereka melihat seseorang yang tidak tahu malu sama sekali.

“Kamu ini ya.. gak punya hati sama sekali!! kurang baik apa aku sama kamu Desi? aku menganggap mu sebagai putri ku sendiri, tak sangka kamu punya pikiran selicik ini!” kata Susan lagi dengan geram, kalau saja ini bukan tempat ramai, mungkin tangan nya sudah mendarat sempurna dipipi mulus Desi.

Nisa memandang Desi dengan tatapan yang tak biasa, 'Jadi seperti inilah wajah asli mu Des.. Selama ini kau begitu perhatian padaku.. kau selalu bilang , Yudi akan suka yang seperti ini, Yudi akan suka yang seperti itu, ternyata kau mengagumi nya melebihi aku!'

“Permintaan Desi gak ada yang salah mbak Susan! sebagai sahabat sudah sewajar nya kan Nisa melakukan itu, lagian ya.. kalau Nisa nolak, itu tandanya Nisa masih mengharapkan Yudi kembali dan berharap ia akan meninggalkan Desi!” tambah Nuriah, yang membuat pak kades serta yang lainnya geleng-geleng kepala, termasuk juga Santi dan Ahmad.

“Pak.. seperti itukan calon besan kita??” bisik Santi ditelinga suami nya.

“Entah lah Bu, semua ini karena kesalahannya Yudi, kalau saja dia lebih pandai menahan nafsunya , tidak seperti ini jadinya!” jawab Ahmad.

“Nur.. buka pikiran kamu.. Anak kamu ini salah! kamu masih membela dia?? kalau Nisa masih menginginkan Yudi kembali, dia takkan melepaskan Yudi untuk bertanggung jawab pada anak mu itu!” tunjuk Susan dengan amarah yang sudah memuncak.

“Halah mbak-mbak.. jangan naif deh! bilang aja mbak itu berat kan ngelepasin Yudi karena dia anak orang kaya yang punya banyak kebun sawit didesa kita!”

“Cukup Bik!! kami memang bukan orang yang berada.. tapi pikiran kami tidak sesempit itu!! kalau bibik bilang aku masih menginginkan mas Yudi, salah besar! justru dengan kejadian ini aku jadi tahu, seperti apa orang yang sudah aku anggap sebagai saudara ini, Munafik dan penuh tipu muslihat!

Dan soal permintaan Desi yang menginginkan aku jadi pagar Ayu nya.. oke!! aku akan turuti itu!! jangan mengira aku masih mengharapkan mas Yudi!” sela Nisa lalu ia membawa ibunya pergi dari sana.

“Yudi, kamu ingat ini baik-baik, kamu sudah menyakiti cucu ku, jadi sampai matipun aku tidak akan pernah menyetujui kalau kamu meminta cucuku lagi!

Dan untuk mu Nuriah, selama ini.. Aku menyayangi Desi sama seperti aku menyayangi Nisa, aku tidak pernah menginginkan timbal balik dari semua itu, tapi aku juga tidak pernah menyangka kalau anak mu itu, akan membuat trauma yang pedih untuk cucuku!!” kakek Wardi pun berjalan keluar balai mengikuti cucu dan anak nya, begitu juga dengan pakde Warno.

“Mang Adi, ituloh anak sama istri mamang ngomong nya gak pake rem sama sekali, gak kasihan apa sama keluarga Nisa!” sela Bik Rana, Adi hanya diam tak menjawab, rasanya seluruh kotoran Yang ada dimuka bumi ini terlempar semua kewajah nya.

“Percuma Ran ngomong begitu, kayak nya mereka seneng-seneng aja tuh, apalagi si Desi nya.. ”

“Udah cukup, Din.. mana pak ustadz yang mau menikah kan Yudi dan Desi?” tanya pak Kades pada mang Udin.

“Itu pak.. beliau sedang mengambil wudhu,” jawab Udin.

Singkat cerita akhirnya, pak Ustadz yang akan menikah kan Yudi dan Desi sudah ada, kini Adi sedang menjabat tangan Yudi, yang sepertinya berat sekali untuk menikahi Desi.

“Saudara Yudi Kurniawan, saya nikah kan engkau dengan anak kandung ku, Desi Rahmawati binti Mulyadi dengan mas kawin nya, uang sebesar 100 ribu rupiah dibayar tunai!”'

“Saya terima nikah nya Anisa..”

“Kok Nisa sih mas, Desi mas!! Desi!” protes Desi tak terima, bukan namanya yang diucapkan, melainkan nama Anisa!”

“Maaf Des, karena yang ku hafal namanya Nisa,bukan kamu!” jawab Yudi dengan kesal dan marah, sejak tadi ia malas menatap wajah Desi yang menyebalkan itu.

“Ulangi lagi ya..” kata Pak Ustadz.

“Kosentrasi Yud!

Saudara Yudi Kurniawan, saya nikah kan engkau dengan anak kandung ku, Desi Rahmawati binti Mulyadi dengan mas kawin nya, uang sebesar 100 ribu rupiah dibayar tunai!”'

“Saya terima nikah nya Desi Rahmawati binti Mulyadi dengan mas kawinnya tersebut tunai!”

Sah..Sah..

Desi mengulurkan tangannya untuk mengambil punggung tangan suami nya, namun Yudi segera menarik nya dan terlihat acuh, bisa terlihat kalau dia tidak suka menikah dengan Desi.

Melihat penolakan anak nya Santi agak cemas, bagaimana kedepannya hubungan itu akan terjadi, “Pak.. gimana ya nasib rumah tangga Yudi nantinya.. dia terlihat gak suka banget sama Desi!”

“Ya mau gimana lagi Bu, wong itu juga salah nya Yudi, ya dia harus terima dan bertanggung jawab! dia harus bisa belajar dari kesalahannya,” jawab pak Ahmad. Santi hanya meremas ujung gamis nya saja.. bayangan punya mantu seperti Nisa hancur sudah.

“Pak.. Besok kita datang kerumah Nisa ya.. Ibu pengen minta maaf secara langsung sama keluarga mereka, terutama dengan pakde Wardi dan Susan!”

“Iya Bu, kalau itu bapak setuju.. biarlah urusan menikah di KUA biar Adi saja yang mengurus, bapak terlanjur malu.. ”

Setelah selesai menikah, Desi meminta Yudi untuk pulang kerumah nya, namun Yudi menolak.. dia berdalih kalau pernikahan mereka masih siri dan belum sah, jadi ia memutuskan untuk kembali kerumah orang tua nya dulu, setelah pernikahan mereka resmi, barulah Yudi akan tinggal satu atap dengan Desi.

“Kita kan udah nikah mas, dan pernikahan kita itu sah di mata Agama!” tolak Desi, ia sudah tidak sabar hidup berumah tangga dengan Yudi, setelah sah kenapa mereka masih harus berjauhan seperti itu.

“Maaf Des, tapi pernikahan kita belum resmi, tunggu saja sampai resmi, maka aku akan tinggal bersama mu!” jawab Yudi dan langsung beralih ke orang tua nya.

“Bapak, Ibu ayo kita pulang!” ajak Yudi pada kedua orang tua nya.

“Tunggu dulu Yudi, sebetulnya saya merasa keberatan kalau kalian harus tinggal berjauhan seperti ini, padahal sudah sah jadi suami istri, tapi saya maklumi itu.. tepat dihari pernikahan mu dengan Nisa, disitu juga pernikahan resmi kalian, dan juga beserta resepsi nya, saya harap kamu tidak kabur.. kalau kamu sampai kabur, siap-siap saja orang tua mu akan saya buat malu sampai kedesa tetangga!” ancam Nuriah.