Sandrina nekad tidur dengan pria yang dijodohkan dengan kakaknya, Bastian Helford. Lantaran kakaknya telah tidur dengan tunangannya.
Semua miliknya direnggut, dan Sandrina berjuang untuk mendapatkan kembali yang menjadi miliknya
"Dia satu-satunya milikku yang kurebut kembali"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau yang pertama
Suasana mendadak sepi setelah semua orang keluar, menyisakan Bastian dan Sandrina berdua didalam ruangan itu
"Akhirnya aku menemukanmu, nona Sandrina," ucap Bastian membuka percakapan sembari membawa langkah mendekat pada Sandrina
"Kau yang memakanku pertama kali lalu melarikan diri setelah itu. Kau pikir ini akan berakhir begitu saja!" ujar Bastian dengan tajamnya saat kini dia tepat berhadapan dengan Sandrina, setelah sebelumnya sempat membuat gadis itu mundur ketika di dekatinya. Auranya yang menguar cukup menyeramkan ternyata
"A-apa maksudmu?" suara Sandrina mengeluarkan suara bertanya dengan bercicit pelan. Dia sungguh bingung apa yang dimaksud oleh pria itu
"Kau tidak dengar?" ucap Bastian lagi sembari mencondongkan wajahnya pada gadis itu yang reflek memundurkan kepalanya juga.
"Aku bilang kau adalah yang pertama," lanjut Bastian dengan lugasnya. Pria itu terasa sama sekali tidak mempunyai beban atas hidupnya. Sandrina terdiam tidak tahu apa yang harus di katakannya untuk merespons Bastian. Pria itu terasa terlalu manipulatif
"Kau tidak akan memakanku dan lari lagi, kan?" bisik pria itu dengan nada yang terdengar dalam dan vulgar. Sandrina reflek meletakan tangan kedadanya hanya untuk sedikit meminimalisir rasa takut yang mulai menghinggapinya
"Aku ingin kau bertanggung jawab karena telah mengambil keperjakaanku," Bastian terus saja berkata tanpa ada tanggapan dari Sandrina. Jelas pria itu kini sangat suka menggoda Sandrina. Karena Bastian juga tahu, dialah pria pertama gadis itu. Jadi, bukankah mereka impas? Tapi kenapa Bastian masih meminta pertanggung jawaban pada Sandrina? Jelas pria itu punya maksud dan tujuan tertentu yang belum diketahui jelas apa itu
Mendadak kecemasan tiba-tiba menyerang Sandrina. Dia merasa memang telah melakukan kesalahan besar dengan melibatkan Bastian di awal misinya, dan sekarang dia sendiri yang terperangkap dan tidak dapat lagi keluar dari perangkap sang pria.
"Kenapa kau tidak menjawab? Apa mulutmu terkunci?" tuding Bastian saat Sandrina sama sekali tidak meresponnya
"K-kenapa kau terus memaksa untuk menikah denganku?" bukannya menjawab, Sandrina malah menjejali pria itu dengan pertanyaan. Karena dari awal itulah tujuan Sandrina untuk bicara dengan Bastian. Bertanya apa tujuan pria itu ingin menikahinya, karena Sandrina merasa terlalu janggal dengan situasi. Sandrina sadar, tidak ada keuntungan apapun yang akan didapat pria itu jika menikahinya disaat posisinya yang sekarang. Lalu apa tujuannya Bastian yang sebenarnya? Karena cinta? Hah, rasanya itu tidak mungkin dan terlalu mustahil untuk dikatakan. Bastian benar-benar sosok pria yang diluar dugaan Sandrina, dan dia sudah salah besar sejak awal karena bermain-main dengan pria itu.
"Memaksa?..." sebuah senyum tersungging dari bibir sang pria, seakan sedang mencemooh pada pertanyaan Sandrina
"Bagaimanapun juga, bukankah pernikahan ini tidak masalah bagi siapapun yang merupakan putri Nyonya Angela Harper?" ucap Bastian dengan kalimat tanya. Mata Sandrina seketika menatap pada wajah Bastian saat kalimat itu terlontar, sungguh dia merasa pria itu tahu sesuatu akan identitasnya yang asli
"Anak adopsi ataupun bukan, kau tetap ada dalam daftar keluarganya," lanjut Bastian yang seakan menghempas Sandrina kembali ke dasar. Dia baru saja berpikir Bastian mengetahui tentang identitasnya namun lanjutan kalimat pria itu menjawab semuanya. Sepertinya memang Sandrina tidak akan mampu menyelami apa yang dipikirkan oleh pria itu
"Dan kurasa kau juga sedang tidak menjalin hubungan dengan siapapun, kan?" Bastian kembali melontarkan kalimat tanya yang membuat Sandrina terperangah. Ya, dia memang tidak sedang menjalin hubungan dengan pria manapun saat ini, karena bagi Sandrina hubungannya dengan Tommy sang tunangan juga sudah berakhir sejak pria sialan itu memilih mengkhianatinya
"Kau tahu, ini tidak akan mudah! Ini tidak akan semudah yang kau pikirkan," sahut Sandrina
"Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu. Sudah ku bilang, Nona Sandrina harus bertanggung jawab karena telah mengambil keperjakaanku," kata Bastian seakan-akan dialah korban dan kehilangan lebih banyak dari Sandrina. Padahal nyatanya tidak ada bekas nyata yang menempel pada Bastian sekalipun ini bukan untuk yang pertama kalinya
"Jangan berbohong, tidak mungkin kau masih perjaka saat itu! Jika kau berkata saat itu adalah pertama kali mu, kenapa kau sangat mahir?" timpal Sandrina yang tidak akan percaya semudah itu. Bagaimana pun juga apa yang dilakukan oleh Bastian malam ini tidak terlihat layaknya itu pengalaman pertama pria itu. Sandrina bahkan begitu kelelahan, terengah-engah dibawah sang pria hingga berakhir pingsan tak sadarkan diri. Apa dengan segitunya stamina dan performa Bastian, pria itu menyebut dirinya untuk yang pertama kalinya. Sungguh tak dapat dipercaya!
Bastian terkekeh kecil mendengar perkataan Sandrina. Dia tidak menyangka kalau kemampuannya diatas ranjang sebagus itu hingga Sandrina pun mengakuinya
"Aku bisa mengerti kalau kemampuanku untuk hal itu sangat bagus," sahut Bastian dengan penuh kebanggaan
"Haa..." tawa kecil terdengar dari Sandrina, dia tidak percaya dirinya mengatakan hal aneh itu dihadapan Bastian yang nyatanya adalah manusia dengan tingkat kepercayaan diri setinggi langit
Mata tajam Bastian mendelik akan tawa Sandrina, pria itu mengira Sandrina menertawakan jawabannya yang berbohong mengatakan diri sebagai yang pertama. Siapapun mungkin tidak akan percaya dengan jawabannya dan pasti akan tertawa remeh pada Bastian jika dihadapkan dengan kemahiran pria itu yang terlalu epik
Mungkin sulit untuk dipercaya, namun sayangnya kejadian malam itu benar-benar adalah pertama kalinya bagi Bastian. Pria itu tidak pernah berpikir untuk tidur dengan wanita sejak awal. Bahkan respons-nya pada ajakan Sandrina dulu hanya dimaksudkan untuk menggoda sang gadis. Bastian tidak benar-benar ingin meniduri gadis itu malam itu. Tindakannya hanya bertujuan untuk menakut-nakuti Sandrina, hanya sebagai hiburan yang lumayan bagus untuk dinikmatinya. Apalagi dengan tingkah Sandrina saat itu yang merayunya dengan tindakan polos yang malu-malu. Bastian mengira gadis itu aneh dan mencoba menggertaknya dengan mengikuti ajakan sang gadis dalam permainannya
Awalnya memang begitu tujuan Bastian. Namun, saat Bastian semakin dekat dengan Sandrina, disitulah cobaan mulai melanda. Keinginan dan jiwa liarnya yang selama ini terpendam rapi dalam diri mulai unjuk gigi. Hasrat Bastian semakin terpusat pada Sandrina
Bahkan, ciuman yang bagi Bastian terlihat kotor karena pergantian saliva satu sama lain, terasa begitu manis dan cukup baik baginya. Tidak, itu sangatlah baik bagi Bastian.
"Nah! Bukankah semua yang terjadi antara kita itu cukup untuk kita menikah dan menjadi pasangan suami istri? Dan aku juga punya sebuah tebakan bagus, kau sepertinya ingin segera keluar dari rumah itu." tuh kan, Bastian ternyata memang se berbahaya itu. Otak cerdasnya seakan dapat membaca keadaan dan menebaknya tepat sasaran
Mata Sandrina membesar. Lagi-lagi dia dibuat takjub oleh Bastian. Pria itu terlalu cerdik dan licik.
"Ha, a-apa kau bilang?" Sandrina bahkan merasa dirinya mendadak gagap. Langkahnya ingin mundur lagi, namun terhalang meja yang saat ini berada di belakangnya. Sedang Bastian hanya tersenyum simpul dengan pikiran licik yang memenuhi kepalanya. Sungguh pria itu sangat suka saat dimana Sandrina terdengar gugup dan resah.
.
.
.
Coba tebak, Bastian masuk bendera merah apa hijau?
untung ada si basbas yg masih peduli sama sandrina
kamu terima aja pernikahan sama basbas pasti kamu akan jauh lebih baik nanti
dan buat hancur keluarga setan itu
tdk sabar pen lihat kehancuran si tua bangka dan kluarga setan@
good bg babas👍