"Ren kamu kirim gadis itu jauh dari negara ini," ucap Devano dengan wajah tanpa ekspresi itu saat bicara.
"Gadis yang mana tuan dan apa kesalahannya?" bertanya dengan penuh tanda tanya, karena belum paham atas ucapan tuannya.
"Gadis yang ada di sebelah mobil ini, karena dia membawa penyakit yang menular," melirik sekilas lalu merasakan kembali penyakit itu lagi.
"Penyakit menular apa tuan?" belum paham maksud perkataan tuannya ini.
"Saat aku melihat kearah dia, jantung ku bekerja dua kali lipat dari biasanya. Bahaya sekali penyakit itu, cepat kamu kirim dia jauh dari negara ini,"
Dalam hati Ren " itu bukan penyakit tuan muda tapi anda jatuh cinta namanya, selamat datang di dunia baru menurut anda tuan muda dan selamat menikmati. jika saya menuruti ucapan anda lalu saya sendiri yang akan susah saat anda tau apa arti debaran jantung itu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss el, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Membodohiku.
"mereka berdua ada-ada saja, seperti ember dan tutupnya sangat klep sekali,"
Devano memasuki kamar karena sejak tadi telinganya sudah panas mendengar ucapan bunda dan Ren yang terus membahas hal yang sama.
Laki-laki tampan itu segera membersihkan tubuhnya dan berganti dengan pakaian tidur lalu segera merebahkan tubuh kekarnya di ranjang besar itu.
"Udah lebih baik gue tidur daripada memikirkan hal yang tidak penting,"
Devano tidak ambil pusing atas pertanyaan yang selalu berputar tentang "kapan dia mengenalkan calon menantu?" Walaupun setiap hari ditanyakan hal yang sama tapi Devano tidak pernah marah ataupun kesal terhadap bundanya.
Karena dia memahami perasaan bundanya yang ingin sekali memiliki menantu darinya padahal bundanya sudah memiliki seorang menantu laki-laki tapi belum memiliki menantu perempuan Jadi wajar jika dia ingin memiliki teman di rumah ini karena sejak kedua adiknya kuliah di luar negeri bunda seperti kesepian tidak ada teman yang bisa diajak keluar dan menghabiskan waktu bersama.
Untuk Ren kadang Devano ingin sekali menjedotkan kepala sahabatnya itu ke dinding karena suka sekali memberikan informasi tentang dirinya kepada bunda setelah pulang dari kerja.
Tanpa terasa pagi sudah menjelang dan Devano sudah keluar dari kamarnya menggunakan setelan kerja lengkap tapi bukan itu yang jadi masalahnya.
"Dev nanti kamu cari tahu ya siapa gadis itu lalu kenalkan kepada bunda,"
Selera makan Devano pagi ini langsung saja hilang seketika mendengar ucapan bundanya yang sangat tidak masuk di akal.
Gadis siapa yang ingin dicari dan dikenakan kepada bundanya sedangkan dia saja tidak tertarik sama sekali dengan gadis itu justru dia ingin menyingkirkan gadis itu dari negara ini agar penyakit mematikan itu hilang dari dirinya.
Dan bundanya malah ingin dia mencari gadis itu untuk dikenakan kepada bunda, Yang benar saja permintaan bundanya ini.
Lebih baik Devano membayarkan shopping bunda satu harian daripada melakukan hal tidak ingin dari hatinya.
"Jangan minta yang aneh-aneh Bun, lebih baik bunda minta tiket liburan keliling Eropa daripada bertemu gadis yang penyakitan itu,"
Jangankan untuk bertemu dan mengajak berjumpa dengan bunda untuk mengingat saja Devano sangat malas dan langsung kinerja jantungnya lebih cepat dari biasanya.
'hanya memikirkan dia saja jantung gue seperti dikejar sama mantan yang sangat bringas eh gue kan nggak punya mantan karena gue orangnya setia'
Jika ada yang mendengar suara hati Devano maka sudah dipastikan laki-laki itu akan ditertawakan karena mengatakan dirinya setia.
Iya Devano sangat setia bahkan saking setianya laki-laki itu tidak mau melepaskan status jomblonya.
"Nanti aku cari calon menantu yang tidak penyakitan bunda,"
Papa yang sedang minum pun langsung tersedak mendengar ucapan Devano barusan karena semalam dia sudah tahu siapa yang dimaksud oleh Devano sekarang.
'ini anak kebodohannya menurut dari siapa sih? Kenapa bisa aku memiliki anak yang sangat buta akan kisah asmara'
Papa hanya bisa menangis dalam hati meratapi kebodohan Devano dalam masalah percintaan.
Dan juga merasa iba kepada bunda bahwa bunda harus merasa lebih sabar lagi karena anaknya belum tentu dalam waktu dekat memiliki calon istri yang akan dikenalkan kepada mereka.
"Ya sudah tidak apa yang penting menantu bunda perempuan,"
Tidak mau bicara banyak lagi karena sangat sulit rasanya untuk menyadarkan Devano bahwa cinta pandangan pertama telah dia lalui tapi malah menyalahkan gadis itu yang memiliki penyakit mematikan.
"Bunda tenang aja karena bunda pasti memiliki menantu perempuan satu-satunya dan yang penting dia sehat jasmani dan rohani,"
Mereka makan dengan tenang dan larut dalam pemikiran masing-masing.
Setelah selesai sarapan Devano berpamitan kepada bunda untuk segera menuju ke kantor.
Di lampu merah mobil yang ditumpangi Devano berhenti tepat di sebelah sebuah motor yang di kendarai oleh seorang gadis.
Dan lagi kejadian yang sama terulang kembali Devano tidak sengaja melihat dan jantung nya langsung bekerja dua kali lipat untuk kedua kalinya pagi ini.
"Ren kapan lo mendeportasi gadis itu dari negara ini, penyakit yang dia miliki sangat bahaya sekali?"
Geram Devano, dia hanya melihat sekilas tapi tidak ada jantungnya sudah sangat menggila. Dan juga dia marah kepada sahabatnya yang lama sekali dalam bergerak padahal selama ini sahabatnya itu langsung melakukan pemerintah yang dia suruh tapi kali ini Devano seperti sedang dipermainkan oleh sahabatnya.
"Mohon maaf tuan muda Devano yang terhormat kita tidak bisa mengusir seseorang dari negara ini tanpa melakukan kesalahan yang berat apalagi kita tidak mengenali siapa dia. Apakah tuan muda Devano yang terhormat mau memiliki masalah hanya karena kejadian ini?"
Ren harus bersabar untuk menghadapi tingkat sahabatnya ini yang sedang jatuh cinta malah menyingkirkan gadis yang sudah bisa membuat jantungnya berdebar.
Dia saja yang sedang berjauhan dengan orang yang dicintainya ingin selalu dekat dan menyusul lalu berbanding terbalik dengan Devano yang malah ingin berjauhan dengan orang yang sudah bisa membuat dia jatuh cinta.
"Tapi secara tidak langsung dia sudah membuat masalah sama gue Ren, lu nggak tahu apa yang gue rasakan karena setiap gue melihat ataupun sekilas ingat tentang dia jantung gue rasanya mau copot dari tempatnya. Dan juga nafasku rasanya sesak makannya gue mau dia pergi dari negara ini sejauh mungkin dan nggak usah balik lagi. Gue mau menjalani hari-hari seperti biasanya tanpa harus merasakan lebaran jantung yang menggila seperti ini rasanya sangat tidak nyaman,"
Inilah salah satu kelebihan Devano jika sedang kesal maka dia bisa berbicara panjang dengan sekali tarikan nafas bahkan dia terlihat santai setelah berucap.
Dia sama sekali tidak kesulitan berbicara panjang seperti ini dan tidak sesak nafas seperti saat debaran jantungnya melihat gadis itu.
"Apakah tuan muda Devan yang terhormat ini tidak tahu ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta?"
Tapi jika Devano lama-lama seperti ini maka Ren juga pasti bisa frustasi memikirkannya karena memiliki sahabat yang sangat bodoh dalam urusan percintaan.
Belum lagi pekerjaan dia yang banyak ditambah harus mengurus sesuatu yang sangat tidak penting menurutnya.
"Jangan mengajari gue Ren karena gue tahu jatuh cinta itu pasti membuat orang bahagia bukan menderita seperti yang gue rasakan saat ini, jadi jangan membodohi gue dengan hal yang sudah gue tahu,"
Ren menggenggam setir mobil dengan kuat lantaran kesal karena Devano yang sok pintar dan menyalahkan dia yang mengajari bahwa dia memang sedang jatuh cinta.
'orang yang sok pintar jika diajari pasti akan mengatakan orang lain yang bodoh, sabar Ren ingat orang sabar jodoh nya jauh di negeri seberang'
\=\=\=
Bersambung 😘