NovelToon NovelToon
Parting Smile

Parting Smile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alyanceyoumee

Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.

Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.

Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?

AWAS!ZONA BAPER!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 Kejadian Berdarah

Warna keemasan dari ufuk barat langit, menerobos lubang pintu menuju balkon kamar hotel 406 yang sejak tadi pagi dibiarkan terbuka. Sepoian angin mengibaskan juntaian gorden putih di sepanjang permukaan kaca jendela minimalis di sisian pintu tersebut.

Laki yang sejak tadi malam hingga sore hari hanya terbangun untuk melaksanakan shalat itu, perlahan memicingkan mata. Menyibak selimut putih yang membungkus dirinya. Mengubah suhu AC menjadi lebih hangat dari sebelumnya. Lalu memeriksa notifikasi whatsApp yang berjumlah sebanyak 235. Dua ratus tiga puluh dari Damar, empat dari produser, dan satu dari Syafa.

Oh ya, wanita itu, desis Laki sambil serentak duduk dan membuka pesan whatsapp dari syafa.

"Saya sudah pergi. Tidak usah repot-repot memikirkan saya. Saya di tempat yang aman."

Laki mencebik sambil hendak menonjok pesan whatsapp dari Syafa. Siapa juga yang mikirin wanita sombong dan menyebalkan sepertinya? Lalu tangan sebelah kanannya memegangi hansaplas yang tertempel di kening. Aiiisssh... desisnya. Wajah lelaki itu semakin terlihat kesal setelah mengingat kembali alasan yang membuat keningnya terluka dan menjadikan wajah dirinya yang biasa bening tanpa cacat, jadi sedikit menyedihkan.

Ting tong...!

Tiba-tiba bel kamar berbunyi. Berbunyi dengan tempo semakin cepat dan menggambarkan betapa tidak sabarnya orang yang memijat tombol bel tersebut.

Laki mendengus. Hatinya yang lagi gak enak semakin kesal. Dia tau benar siapa pelaku dari pemencet bel yang psikopat itu. Damar. Sudah pasti dia.

Dengan gontai dan malas-malasan Laki bangkit dari tempat tidur. Mengambil sebotol air mineral dari lemari pendingin, meneguknya sambil menonaktifkan kunci dari pintu kamar.

"Ki! Laki!!!" teriak Damar sambil berjalan cepat memasuki kamar.

"Waaah!! Katakan ini tidak benar, Ki! Lo, yakin Lo baru bangun tidur, Heh?! Dalam keadaan genting begini lo masih bisa tidur pulas?!" murka Damar sambil berkacak pinggang. Lelaki itu menatap jengkel pada Laki yang tengah duduk manis di sofa putih menghadap televisi mati.

Laki menyandarkan tubuh sambil bersedekap. Lalu menjawab, "Hm."

Astagfirullah, 'hm' doang?! rutuk Damar dalam hati. Kedua jemari tangannya mengepal sangat erat. Berusaha menahan emosi yang meluap-luap. Apa dia sudah tidak peduli lagi dengan karier nya?! Damar berusaha menyetabilkan jantungnya. Tapi gagal. Lelaki itu kembali uring-uringan.

"Kamu tau, sejak tadi pagi saya nyari kamu. Bayangkan, 7 apartemen milikmu saya datangi. Belum lagi 17 hotel mu. Heehh... Untung saja kamu lahir 17 Juli, saya gak bisa bayangkan kalau kamu lahir tanggal 30 Desember. Saya harus ngubek-ngubek 30 hotel sama 12 apartemen?! Hhiiiihhh... gak kebayang sumpah," cerocos Damar sambil bergidik. Membuat Laki sedikit menahan tawa mendengar perkataan dan ekspresi wajahnya.

"Oh. Back to topic. Kenapa Ki? Kenapa kamu bisa melakukan hal itu? Heh?! Itu salah! Tidak biasanya kamu ceroboh seperti ini?! Rasanya bukan kamu banget. Jelaskan semuanya sama saya!" Damar kembali bicara. Membuat Laki kembali meneguk air mineral yang tertengger di meja. Lelaki itu benar-benar kehabisan waktu untuk berkata.

"Saya hanya membantu orang yang lagi kesusahan, Mar. Gak boleh? Apa salahnya?" bela Laki. Bicaranya terhenti karena sedetik kemudian Damar kembali memotong kesempatannya untuk bicara.

"Tidak. Bukan tidak boleh menolong orang. Yang tidak boleh itu, kamu melakukan sesuatu dan media mengetauinya! Lagi pula bukan masalah kamu menolong Syafa! Ck. Kenapa, Ki? Ngapain sebenarnya?! Saya tidak percaya kamu bisa melakukannya?" Bicara Damar mulai gak jelas. Membuat Laki semakin mengerutkan kening dan alisnya. Tidak mengerti sama sekali apa yang Damar bicarakan.

"Maksud kamu apa sih, Mar?! Bicara yang jelas! Saya tidak mengerti sam..."

"Lihat TV. Buat apa ada alat elektronik sebesar ini disini! Dan kamu, publik figur mana yang setelah berbuat ulah tidak melihat TV dan tidak melihat gosip di dunia maya?! Tak habis pikir saya," heran Damar sambil menyalakan TV dan memijat tombol remot untuk mencari chanel yang membahas tentang Laki.

"Kamu tau? Kamu membuat Muhidin kaya raya. Vlog nya yang membahas tentang kamu menjadi trending 1 di youtube, dalam kurun waktu kurang dari sehari semalam. Ini dia, lihatlah!" perintah Damar setelah menemukan chanel TV yang membahas mengenai Laki.

Laki menurut. Dan dalam hitungan detik lelaki itu terperanjat. Raut wajahnya jelas mengekspresikan ketidak percayaan atas berita tentang dirinya yang sangat jauh dari kenyataan. Kedua jemari tangannya menangkup wajahnya yang merah. Laki benar-benar berusaha menahan emosi.

"Siapa sumber berita berita gak jelas ini? Muhidin?!" tanya Laki. Damar menjawab pertanyaannya dengan satu anggukan.

"Aiiisshh... Ada dendam apa sebenarnya dia sama saya?! Dari dulu hobi banget nyari masalah!" gerundel Laki. Dia mulai berdiri dan berjalan mondar-mandir. Lelaki itu tak lagi mampu untuk tenang setelah melihat berita tentang dirinya.

"Makanya. Jelaskan sama saya. Kenapa kamu membawanya ke hotel? Dan kenapa tadi malam kamu memasuki kamar 405? Kamar yang di tinggali Syafa, heh? Apa benar yang banyak orang kira? Bahwa Syafa kamu jadikan wanita semalam mu?"

"Apa kamu gila?! Apa selama ini kamu pikir saya bisa melakukan itu?! Heh?!" potong Laki. Dia semakin emosi. Lalu memijat keningnya yang mulai berasa pening.

"Usiamu 28 Laki. Usia yang sudah tidak pantas lagi mengemban title anaknya Abi Syaki dan Ami Halila. Kalau sudah mencapai usia itu, semua laki- laki berubah menjadi kucing. Dan semua kucing pasti tergiur setelah melihat ikan segar. Lihatlah, keningmu sampai terluka begitu. Sepertinya tadi malam kamu benar-benar sudah bekerja keras."

Buuuukkk!!

Laki melempar bantal sofa ke wajah Damar. Membuat lelaki itu serentak mengaduh sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa.

Sambil menggigit bibir bawah, Laki mengingat kembali alasan yang membuatnya melakukan itu tadi malam. Alasan yang membuatnya memasuki kamar Syafa.

Ya, tadi malam. Ketika Laki mendengar tangis Syafa di balkon kamar. Awalnya dia mengabaikan itu. Tapi, setelah dua jam tangis wanita itu tak jua terhenti, rasa khawatir mulai muncul dipikirannya. Bagaimana kalau dia nekat? Bagaimana kalau wanita itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya? Walau bagaimanapun, masalah yang tengah dihadapinya bukanlah masalah sepele.

Sambil membawa pizza yang dipesan setengah jam sebelumnya, Laki memberanikan diri untuk menekan bel pintu kamar 405. Laki tersenyum sambil mengasongkan pizza saat Syafa membuka pintu dan menyembulkan dirinya dari balik pintu dengan kedua bola mata yang sangat sembab.

"Makanlah. Menangis juga butuh tenaga," kata Laki. Lalu Syafa menerima pizza darinya.

"Makasih," ucap Syafa dengan terbata. Air dimatanya mulai kembali berkaca. Namun wanita itu berhasil menahannya.

"Kamu keluar dulu," perintah Laki.

"Hm?"

"Saya mau masuk sebentar," lanjutnya. Saat itu dia hanya memikirkan untuk memeriksa keadaan kamar Syafa. Hanya meyakinkan bahwa tidak ada hal-hal mencurigakan yang menunjukan rencana Syafa untuk mengakhiri hidupnya. Siapa tau ada seprei yang menggantung, atau apa saja.

Syafa menurut. Sambil menjinjing pizza di tangan kiri, wanita itu keluar dari dalam kamar, dan berdiri di depan pintu yang terbuka lebar. Dia memperhatikan Laki yang berjalan menyelidik setiap seluk beluk kamar yang di tinggalinya. Ah... Mungkin mencari kamera tersembunyi, pikir Syafa saat itu.

Tapi, tepat ketika Laki membuka kamar mandi, Syafa berlari cepat menerobos ke dalam. Langkahnya yang terburu membuat bahu kirinya tanpa sengaja menyenggol pintu, dan membuat pintunya tertutup rapat. Lalu sesampainya dia di dekat Laki...

Buuukkkk!!!!

Syafa mendorong dada Laki dengan sangat keras. Membuat lelaki itu terjerembab hingga keningnya membentur kayu ujung ranjang.

"Awww!!!" Laki mengaduh sambil memegangi keningnya yang sedikit berdarah.

Serentak Laki bangun, dan mulai marah. "Apa kamu gila???!!!! Apa yang kamu lakukan?!!! Heh???!!!" teriaknya.

Syafa diam sambil memegangi pintu kamar mandi dengan erat. Wajahnya menunduk takut. Lalu perlahan wanita itu memberanikan diri untuk menatap Laki sambil bicara, "Makanya jangan membuka pintu kamar man..., da... darah, Ki. Keningmu..." Syafa menarik handuk dari kamar mandi. Lalu mengasongkan handuk tersebut pada Laki.

"Maaf.. Aku tidak bermak..."

Laki menarik handuk tersebut dari tangan Syafa. Lalu mengelap darah di keningnya. "Ck! Beraninya kamu mendorong saya hanya karena saya melihat itu ukuran 34 mu yang menggantung. Saya tidak tertarik sedikitpun! Saya pergi."

"Apa?!" tanya Syafa sambil menatap ganas Laki yang berjalan menuju pintu.

"Makan pizza nya dan tidurlah nomor 34," ungkap Laki tanpa memutar tubuh dan menghentikan langkahnya.

"Ukuranku bukan itu!!!" geram Syafa. Dia bicara tanpa berpikir panjang. Dan di luar sadar, dia tak lagi memanggil dirinya dengan kata 'saya' tapi 'aku'. Kata ganti untuk dirinya yang biasa dia gunakan untuk orang yang merasa sudah dekat.

Laki menahan tawa. Lalu lelaki itu membuka pintu kamar dan keluar. Saat itu, sedikitpun dia tidak menyadari bahwa ada seorang wartawan Muhidin yang sejak tadi memperhatikan.

***

To be continued

Makasih buat yang bertahan terus baca sampai bab ini...

Jangan lupa Like dan komen nya ya... Luv you.

1
Andrej
saya mampir ya kak
PjMaha
Macam bunglon /Tongue/
PjMaha
Semangat 45💃💃💃 ye ye ye ye
PjMaha
Ehem-ehem /CoolGuy//CoolGuy/
PjMaha
Namanya, Laki? /Shy/
SKU
Lanjut thor;..
SKU
kenapa Syafa?
SKU
Syafa jangan asal main gigut bibir depan kucing hey....
SKU
Kucing lagi mancing ikan...
SKU
Hadoooh kalian mah.
iqueena
Menyimak dalam diam 🤭
iqueena
Apakah masa lalu?
penyuka cerita
Lanjut Thor...
penyuka cerita
Syafa sakit apa thor....
penyuka cerita
Hayooooh Laki mikirin apa woy!
penyuka cerita
/Angry/
Roxanne MA
seru kak ceritanya
Alyanceyoumee: Alhamdulillah kalau syuka 🥰🥰
total 1 replies
Roxanne MA
yuhu~ roxanne mampir nih thor, yuk mampir juga dinkarya rxanne yang bertajuk "Dokterku berprofesi menjadi banci" nanti kita bisa saling support dan like ya.. semangat thorr
Roxanne MA
hahaha kocakk
penyuka cerita
/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!