NovelToon NovelToon
Strongest God System 2

Strongest God System 2

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Petualangan / Tamat / Contest / Reinkarnasi / System / Sistem / dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:10.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: PenaKertas

Genre : Xianxia, Action, Adventure, System, OverPower, Romance.

Update 2 Chapter/Hari. Jam tidak tentu.

Lanjutan dari Strongest God System

Tidak terasa sudah dua tahun lebih ia bereinkarnasi ke Dunia Kultivator.

Berbagai masalah terus datang kemanapun ia pergi. Namun dari masalah-masalah itulah ia mendapatkan jawaban dari misteri-misteri yang ada.

"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah!"

"Siapa kau?!"

"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah! Cepat!"

Suara-suara yang memanggilnya terus muncul dalam pikirannya. Semakin kuat dirinya, semakin banyak pula perkataan yang muncul dibenaknya.

Lin Chen pergi ke Alam Dewa untuk membalas dendam dan mencari jawaban dari semua pertanyaan. Apakah petualangannya di Alam Dewa dapat berjalan dengan lancar? Ataukah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 008 : Kehebohan

Di Empat Benua Utama, yang merupakan tempat dari Empat Kekaisaran dan Sekte Pedang Dewa terbangun. Di sana terjadi keributan besar, entah itu di kekaisarannya sendiri maupun di kerajaan. Itu karena banyak sekali plat jiwa yang hancur secara bersamaan, menandakan jika orang yang memiliki plat itu telah mati. Terutama untuk Sekte Pedang Dewa, keributan di sana sangat-sangat besar, bagaimanapun mereka kehilangan pewaris dari Sekte Pedang Dewa.

Kabar mengenai Petir Surgawi di Daratan Tianyun sudah menyebar luas ke seluruh penjuru Alam Dewa, termasuk menghilangnya jutaan orang yang pergi ke tempat di mana Kesengsaraan Petir terjadi. Bukan hanya itu saja, hancurnya setengah Kota Tianhang juga sudah diketahui semua orang, orang-orang pun beranggapan jika orang yang menerima Kesengsaraan Petir itulah penyebabnya.

Dari ini juga, banyak orang yang mulai berhati-hati. Banyak kota yang mulai memperketat penjagaan seperti hendak memghadapi binatang buas, patroli di dalam kota juga digandakan, dan sebagainya.

Mereka beranggapan jika ada kekuatan dari luar yang akan menghancurkan Alam Dewa. Tapi kesimpulan mereka semua salah, kejadian ini terjadi karena kesalahan bawahan mereka sendiri yang sudah menyinggung orang yang salah.

***

Lembah Dewa, Daratan Tianlu

Di lembah ini terdapat satu sekte yang sangat besar, kekuatannya dapat disandingkan dengan Empat Kekaisaran yang memimpin Alam Dewa, Sekte Pedang Dewa. Nama dari Lembah Dewa itu sendiri dinamakan oleh leluhur yang sudah sangat lama hidup di Alam Dewa, ia sudah hidup dari zaman kehancuran, zaman di mana perang antara Aliansi 4 Ras melawan Iblis.

Di bangunan besar menjulang tinggi, yang merupakan bangunan utama dari Sekte Pedang Dewa, yang dibangun di atas tebing. Terdapat belasan orang di dalam ruangan itu, di kursi pusat terlihat pria muda yang penampilannya sama seperti Tuan Muda dari Sekte Pedang Dewa yang telah terbunuh.

Pria itu mengenakan hiasan mahkota yang digunakan untuk mengikat rambut panjangnya, berpakaian merah dengan lambang pedang di bagian dada, dan dilapisi dengan jubah megah berwarna emas. Pria itu menatap tajam dengan amarah memuncak mengarah pada pintu keluar.

Pemuda itu membanting tangan kanannya di atas meja yang berada di samping kanannya, membuat meja itu hancur menjadi potongan kayu kecil. "Baji****! Siapa yang membunuh putraku!"

Tiba-tiba pintu terbuka, memperlihatkan pemuda lainnya berpenampilan yang tidak jauh berbeda, namun mengenakan jubah berwarna cokelat tua. Pemuda itu berlutut dengan satu kakinya, ia menangkupkan kedua tangan memberi laporan, "Mohon maaf Patriak. Kami tidak bisa mengetahui orang di balik ini semua, namun saat kami mencoba melihat rekaman terakhir sebelum kematian Tuan Muda. Kami melihat mata merah menyala yang sanggup menelan apapun."

Patriak mengerutkan keningnya, ia mengepalkan kedua tangannya sembari mengeluarkan aura kultivasi Raja Dewanya. Ia menatap tajam pemuda yang berlutut padanya. "Perlihatkan!"

Dengan tubuh bergetar, pemuda itu merogoh kantung bajunya mengeluarkan plat giok yang sudah hancur, ia mengalirkan energi spiritualnya ke plat giok itu. Perlahan, plat giok memancarkan cahaya hijau, tiba-tiba di dalam ruangan itu menjadi gelap tanpa adanya cahaya bahkan untuk setitik.

Aura di dalam ruangan itu sangat mencekam, kemudian terlihat sepasang mata berwarna merah, dan energi tak kasat mata yang membekukan gerakan mereka semua. Bahkan Patriak yang sudah menembus Raja Dewa saja masih bisa merasakan perasaan teror hanya dari tatapan mata itu.

Keringat deras mengalir di wajahnya, ia mencoba untuk duduk namun tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ketika siluet sepasang mata itu menghilang, barulah mereka semua bisa menggerakkan tubuhnya kembali. Patriak terduduk lemas, ia bersandar di kursi menatap langit-langit ruangan dengan napas terengah-engah.

"I- Ini ... aku tidak tahu siapa dia, tapi yang pasti, hanya leluhur saja yang bisa mengalahkannya. Mungkin aku bisa, namun akan mengorbankan beberapa hal."

Semua orang terperangah tak percaya saat mendengar perkataan Patriak Mu. "Ap- Apakah itu benar?" tanya seorang Penatua yang duduk di kiri depan barisan pertama dari Patriak.

Patriak Mu menghela napas panjang, ia menatap orang yang bertanya padanya. "Aku tidak yakin, aku memang tidak mengetahui tingkat kultivasi orang itu. Tapi sepertinya dia berada pada tingkat yang sama seperti Leluhur Mu, terlebih lagi aura kematiannya sangat tebal."

Penatua yang duduk di kanan depan Patriak Mu mengangkat tangannya. "Patriak Mu. Apakah mungkin orang yang baru saja kita lihat adalah dia?"

Dia? Tubuh mereka semua bergetar ketakutan. Tapi mereka sangat yakin orang itu tidak akan menyerang Sekte Pedang Dewa, bagaimanapun Sekte Pedang Dewa adalah keturunan dari orang yang dipanggil 'Dia'. Terlebih lagi aura yang dirasakan dari orang yang baru saja mereka lihat terlalu rendah jika dibandingkan dengan 'Dia'.

Patriak Mu menggelengkan kepala, ia menghela napas berat. "Untuk saat ini, kita akan bersikap biasa saja. Ini dimaksudkan agar tidak membuat orang berpikiran jika sekte kita merasa kehilangan, yang mana bisa saja membuat orang memandang rendah kita. Namun meski begitu, aku tidak akan tinggal diam, aku meminta kalian untuk menyebarkan perintahku. Cari tahu orang yang membunuh putraku!"

"Baik, Patriak!"

***

Lin Chen dan Yan Xue bersantai di bawah pohon besar nan rindang, memandangi aliran sungai kecil dengan ikan-ikan yang berenang melawan arus. Sesekali ia juga bermain dengan melempar beberapa batu kecil ke sungai bersama Yan Xue, keduanya bertaruh, siapa yang paling banyak mengenai ikan adalah pemenangnya.

Meski permainan ini kekanakan, tapi keduanya tetap menikmatinya, tersenyum, tertawa lepas tanpa beban. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya, seperti mereka tidak pernah membantai orang-orang.

Jika orang lain melihat keduanya, orang itu akan berpikiran jika mereka berdua bukanlah pelaku dari pembantaian jutaan orang.

Walaupun dikatakan bertaruh, tapi apapun hasilnya. Tetap Lin Chen 'lah yang diuntungkan, bagaimanapun dalam hubungan sepasang kekasih, pasti ada hal-hal yang selalu dinikmati oleh seorang pria.

"Gege. Bukankah ini hanya menguntungkanmu?" Yan Xue menggembungkan pipinya sembari memegang batu kecil di tangannya.

Lin Chen melempar batu ke sungai, kemudian ia menolehkan kepala menatap Yan Xue. "Apakah Xue'er tidak menyukainya?"

Yan Xue menundukkan kepalanya, ia memainkan jari-jarinya. "Bu- Bukan begitu. Ta- Tapi, Gege tidak perlu melakukan hal ini, kita bisa saja 'kan kembali ke Ruang Dimensi dan melakukannya," ucapnya pelan hampir seperti berbisik.

Lin Chen terkekeh kecil, ia berjalan menghampiri Yan Xue yang masih menundukkan kepalanya. Ia mengangkat tangan kanannya mengusap lembut puncak kepala Yan Xue. "Rambut putihmu sangat indah, tapi tetap saja, aku lebih menyukai rambut hitammu."

Yan Xue mendongakkan kepalanya. "Xue'er pun begitu," ucapnya membelai rambut putih Lin Chen.

Penampilan mereka berdua memang belum kembali seperti semua, mereka berdua masih ingin menikmati berpenampilan seperti ini untuk beberapa saat. Keduanya juga tidak takut jika ada orang yang melihat mereka berdua, alasannya sangat sederhana, itu karena tidak ada yang mengetahui jika mereka berdua 'lah yang membantai habis jutaan orang. Bagaimanapun semua orang yang mengepung mereka tadi sudah habis tak bersisa.

"Gege. Ayo kita beristirahat di dalam Ruang Dimensi."

Lin Chen menaikkan sebelah alisnya. "Oh? Ada apa ini? Tidak seperti biasanya."

Yan Xue tersentak dengan wajah yang telah memerah, ia menundukkan kepalanya menatap tanah. "Bu- Bukankah tadi, Gege menginginkannya."

Lin Chen terdiam, ia menolehkan kepalanya melihat ke sisi lain menyembunyikan wajahnya yang juga telah memerah. Melihat wajah manis Yan Xue yang malu-malu, membuatnya tidak bisa menahan diri lagi, ia sangat ingin membawa Yan Xue kembali ke Ruang Dimensi. Tapi ia tidak bisa melakukannya sekarang, itu karena ada beberapa hal yang harus dilakukannya.

"It- Itu, bisa tunggu sebentar." Lin Chen menggaruk pipi kanannya sembari tersenyum canggung.

Masih dengan kepala tertunduk, Yan Xue sedikit menggerakkan kepalanya sebagai balasan dari perkataan Lin Chen.

Lin Chen menolehkan kepalanya, ia mendongakkan kepala Yan Xue dengan tangan kiri menyentuh dagunya. Kemudian ia mendekatkan wajahnya dan mengecup lembut bibir mungkin Yan Xue.

Yan Xue tersentak kaget, kemudian ia memejamkan mata menikmati ciuman Lin Chen.

Perlahan, Lin Chen menarik kembali bibirnya. Ia menatap mata Yan Xue dengan pandangan penuh kasih sayang, ia berbalik berjalan menuju ke tepian sungai. Kemudian ia membuka ruang penyimpanan sistem miliknya, dan mengeluarkan telur berwarna hitam yang didapatnya saat masih berada di Tanah Kematian, Alam Immortal.

Ia meletakkan telur hitam di atas rerumputan, kemudian membuat persiapan lainnya yang memudahkannya untuk menetaskan telur itu. "Aku penasaran, apa yang akan keluar dari telur ini. Tapi dari penampilannya, aku sudah bisa menebaknya."

...

***

*Bersambung...

1
MistakhulHuda
kalo gitu ini harusnya "ular berekor singa" bukan "singa berekor ular"
Ryan Tejasukmana
Luar biasa
Athaya
tidak semudah itu fergusooo..
Athaya
bisa2 nya mabuk udara /Grin/
Novel Hunter
apa Thor hamil ya..??😁😁😁
Athaya
hajarrr blehh
Chairul Huda
Luar biasa
MistakhulHuda
sindiran keras buat para reader yang selalu minta crazy up🔥😂
MistakhulHuda
itu bibi mu sendiri yang sedang menyamar bang Lin chen,namanya itu long Xia Yun atau long Xia Yi kalo nggak salah,dia juga sekaligus guru dari Dewi bulan,dan Dewi bulan juga merupakan guru dari ayah angkatnya yan Xue pas masih jadi Dewi cahaya
MistakhulHuda
🤦🤦🤦
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍👍
Abdi Saha
Lumayan
Fahruraji
Buruk
Chairul Huda
Luar biasa
Imam Firmansyah
mantap.dahh
Tirta Saputra
Buruk
Yanuardi Yanuardi
kedondong
Ahmad Riyono Riyo Yono
hhha mc harus menang thooor
Ahmad Riyono Riyo Yono
author piye masak.lin chen suruh pakai pakaian wanita
Ahmad Riyono Riyo Yono
bisa menang gak thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!