Bagi Aditya, Reina bukan sekadar kekasihnya tapi ia adalah rumahnya.
Namun dunia tak mengizinkan mereka bersama.
Tekanan keluarga, perjodohan yang sudah ditentukan, dan kehormatan keluarga besar membuat Aditya terjebak di antara tanggung jawab dan juga cinta.
Dalam keputusasaan, Aditya mengambil keputusan yang mengubah segalanya. Ia nekat menodai Reina berkali kali demi bisa membuatnya hamil serta mendapatkan restu dari orang tuanya.
Cinta yang seharusnya suci, kini ternodai oleh ketakutan dan ambisi. Mampukah Aditya dan Reina mengatasi masalah yang menghalang cinta mereka berdua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Beberapa saat kemudian Aditya menurunkan wajahnya di leher Reina untuk memberikan kecupan kecupannya dan ia dibuat senang saat mendengar suara lembut yang terdengar dari bibir Reina. Saat Aditya menggigit daun telinga Reina, Reina merasakan tubuhnya bergetar.
"Cantik sekali." Gumam Aditya.
Cahaya lembut dari dari lampu hias yang ada di atas meja nakas, menyinari tubuh Aditya dan Reina yang masih berada di atas ranjang. Aditya mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Reina. Bulu mata istrinya itu tampak bergetar terbuka, dan matanya yang dipenuhi cinta bertemu pandang dengan tatapan mata Aditya.
Tanpa melepaskan pandangannya dari Reina, Aditya meraih resleting gaun tidur yang dikenakan oleh Reina, menariknya hingga terbuka, lalu menyelipkan tangannya. Ia bisa merasakan debar jantung Reina dibawah jemarinya. Kehangatan tubuh Reina, setelah itu Aditya melepaskan gaun tidur tersebut dari tubuh istrinya yang seputih susu.
Aditya menekan bibirnya pada lekuk leher Reina dan mulai memagutnya. Dengan desahan lembut, Reina menengadahkan kepalanya ke atas. Reina bertanya tanya bagaimana ia bisa bertahan menghadapi sensasi yang menguasai tubuhnya itu. Ia merasa setiap aliran darahnya berdesir oleh kenikmatan yang dirasakannya yang begitu intens hingga membuatnya tak tahu harus berbuat apa.
Kehangatan mengalir di setiap tubuhnya, bagaikan sungai yang mengalir begitu deras. Dengan putus asa, Reina mengalungkan tangannya ke leher Aditya ketika bibir suaminya itu bergerak menuruni lehernya untuk mencium bahunya. Gigitan pelan dan ciuman Aditya pada tubuhnya, membuat Reina putus asa.
"Seksi." Gumam Aditya saat pandangannya jatuh pada bikini merah muda lembut yang masih dikenakan oleh Reina.
Reina merasakan pipinya memanas saat melihat pandangan mata Aditya yang menggelap penuh damba. Saat Aditya menangkup bukit kembar milik Reina dengan tangannya yang besar dan meremasnya dengan kuat, Reina menjerit. Saat bibir Aditya mendekati bukit kembarnya di balik bikini dan mengisap puncaknya dengan menggoda, Reina terkesiap.
Reina menyusupkan jemarinya ke sela sela rambut suaminya, melengkungkan tubuhnya ke atas dan berpegangan pada Aditya. Dalam sekejap, Reina dibuat terbuai oleh setiap sentuhan yang diberikan oleh Aditya pada tubuhnya.
"Adityaaa," bisik Reina yang hampir tak mengenali suaranya sendiri.
Rambut Aditya terasa halus di jemarinya sementara aroma parfum suaminya itu menguat dari tubuh Aditya. Saat Aditya menengadah, melingkarkan tangannya ke pinggang Reina untuk mencium perut istrinya itu, Reina mendesah.
"Sangat nikmat." Gumam Aditya dengan lirih.
Ciuman dan kata kata Aditya seketika membuat Reina terangsang. Ketika Aditya kembali menghujani bukit kembarnya dengan ciuman dan isapannya, Reina menekan kepala Aditya untuk semakin dekat dengannya.
"Aditya, tolong." Bisik Reina dengan lirih.
Reina membantu Aditya membuka kancing kemejanya dan membantu melepaskan semua pakaian itu dari tubuh suaminya. Ia lalu mengulurkan tangannya untuk merasakan kekuatan otot lengan Aditya, merasakan kekuatan dan kegagahan tubuh suaminya itu di jemarinya yang mungil.
Tubuh Aditya begitu kokoh dan memabukkan, membuat Reina dapat dengan jelas merasakan debar jantung Aditya di tangannya. Dan saat Aditya mulai menaiki tubuh Reina dan menindih tubuh istrinya itu di atas ranjang yang lembut, Reina mulai menggenggam sarung bantalnya dengan kuat.
Beberapa detik kemudian, Aditya kembali mencium bibir Reina dengan posesif. Reina merasakan tubuhnya gemetar saat tangan suaminya itu kembali menangkup bukit kembarnya, meremasnya dengan menggoda, sampai membuat tubuhnya menggeliat seperti cacing kepanasan.
/Speechless//Speechless//Speechless//Speechless/