Married By Challenge

William memijat kepalanya sambil ia terus mengotak atik laptop nya. Ia bingung karena beberapa invesotor di perusahaannya menarik diri. Selain itu, omset perusahaan nya menurun drastis. Namun William tetap berusaha tenang, seperti yg selalu di ajarkan kedua orang tuanya, dalam dunia bisnis, naik turun itu hal biasa, dan mereka harus menghadapinya dengan kepala dingin supaya bisa menemukan solusi.

William turun dari kamar nya dan dia mendapati ayah nya yg tampak frustasi.

"Pa, ada apa?" tanya William.

"Ada penggelapan uang di perusahaan. Tapi kami belum tahu siapa pelaku nya"

William sangat terkejut mendengar hal itu, karena hal seperti ini tak pernah terjadi sebelum nya.

"Jangan khawatir, Pa. Pelaku nya pasti segera tertangkap" ujar William mencoba menghibur ayah nya.

"Makan malam sudah siap" Venita datang dan menyuruh mereka segera ke meja makan.

"Sarah dimana?" tanya William yg tak melihat Sarah dirumah nya.

"Tadi Devano jemput dia, katanya mau makan malam di luar"

"Mama ngizinin?"

"Iya, lagi pula Devano kan calon suaminya" William terlihat langsung bad mood mendengar jawaban mama nya itu.

"Devanon engga mungkin nyakitin Sarah. Lagian dia kan sahabat kamu, Will" ujar ayahnya yg melihat William tampak kesal.

"Pa, kita bersahabat karena kita ada kecocokan dalam bisnis, tapi aku sendiri engga tehu banyak tentang hidup Devano"

"Devano pria yg baik, bukti nya dia bisa dengan begitu gantle mengakui kesalahan nya dan meminta Sarah dengan baik baik. Itu sudah membuktikan kalau dia pria yg baik dan bertanggung jawab"

.

.

.

Devano membawa Sarah ke sebuah restaurant mewah, Devano terlihat senang, beda halnya dengan Sarah yg selalu cemberut.

Devano dengan setelan jas nya seperti biasa, sementara Sarah mengenakan mini dress yg membuat nya tampak mungil.

"Mau mu apa sebenarnya?" tanya Sarah sembari ia duduk di kursi yg sudah di perisapkan untuk Sarah.

"Revenge" jawab Devano santai namun berhasil membuat Sarah terbelalak.

"Aku sudah meminta maaf, kamu bisa memberi ku hukuman yg lain, tapi apa yg sudah kamu lakukan benar benar sangat jahat"

"I don't care. Minggu depan kita menikah"

"Kamu engga kasian sama Mama? Dia baik lho selama ini sama kamu"

"Mama dan Papa mu dengan senang hati menyambut ku sebagai menantu"

Dan Sarah tak bisa lagi menjawabnya, karena itu memang benar, kedua orang tua Sarah kini merestui hubungan mereka. Lebih tepat nya, hubungan yg di buat buat oleh Devano.

Pelayan datang dan menyajikan makanan yg di pesan khusus oleh Devano.

"Makanlah, supaya kamu cepat tumbuh besar. Supaya kita terlihat cocok sebagai istri"

Sarah hanya bisa menghela nafas berat, seperti nya Devano akan membuat hidup nya seperti du neraka. Belum menikah saja Sarah sudah sering di buat naik pitam, apa lagi jika menikah nanti?

Mereka makan malam dalam diam. Sarah sangat tidak berselera sebenarnya. Membayangkan ia akan menikah, itu membuat nya hampir depresi.

"Kenapa?" Devano memecah keheningan "Ingat apa yg kamu katakan dirumah sakit? Kamu sendiri mau menikah sama aku"

Sarah merutuki dirinya sendiri, saat itu ia hanya di kuasai amarah hingga menantang Devano seperti itu.

"Apa itu terlihat lucu?" tanya Sarah.

"Apa yg kamu lakukan itu lucu? Kamu masih anak kecil, Sarah. Tapi kamu sangat liar dan nakal. Sudah berapa pria yg kamu goda seperti itu?"

"Tutup mulut mu!" desis Sarah tertahan. Ia bahkan tidak pernah mencium seorang pria. Devano tersenyum licik dan itu membuat Sarah benar benar ingin mencekiknya.

"Ayolah, Sarah. Terima saja pernikahan ini, aku akan menceraikan mu saat kamu jatuh cinta sama aku. Ck, apa itu terdengar kejam?"

"Engga sama sekali. Justru aku yg aku akan menceraikan mu, membuat mu menangis berhari hari, dan kamu akan terus mencari ku nanti saat aku meninggalkan mu, kamu engga akan bisa melupakan ku"

Devano menertawakan rasa percaya diri Sarah yg sangat tinggi, ia tak pernah menyangka Sarah ternyata sangat berani dan tidak seperti remaja berusia 16 tahun lain nya yg biasa nya kalem, manja dan manis.

"Kita lihat saja nanti, Little girl. Berapa lama pernikahan kita bisa bertahan?"

"Sebelum aku lulus sekolah, pernikahan kita pasti sudah akan berakhir" tegas Sarah yakin.

"Maka kamu harus bekerja keras untuk membuat ku jatuh cinta, semakin cepat itu terjadi, semakin cepat pula kamu akan bebas"

"Justru kamu yg harus bekerja keras, Devano Lake. Karena membuat wanita muda seperti ku jatuh cinta itu engga mudah. Apa lagi kamu tipe pria yg kaku" kini Sarah yg menertawakan devanagari. Namun Devano menanggapi nya dengan santai.

"Tapi ingat, Sarah. Engga ada kebohongan! Jangan sampai kamu berpura pura engga jatuh cinta sama aku karena kamu takut aku meninggalkan mu"

"Oho... Tuan kaku, harus nya aku yg berbicara seperti itu. Tapi tenang saja, aku bisa tahu dengan mudah saat kamu mencintai ku nanti"

"Sayangnya, itu engga akan terjadi"

"Itu pasti terjadi, aku akan menjadi cinta pertama mu yg engga akan pernah kamu lupakan"

Devano kembali tertawa, Sarah... Sungguh gadis ajaib yg memberikan warna dalam hidup Devano yg abu abu.

"Jangan terbawa perasaan, Dev!" Devano segera mengendalikan perasan nya dan sekali lagi, ekspresi wajah nya kembali datar dan bibir nya pun kembali kaku.

.

.

.

Seminggu kemudian...

Akad nikah di adakan di KUA, dengan di saksikan kedua orang tua Sarah dan dua orang saksi lain nya. Sementara William enggan untuk datang. William masih tak bisa menerima hubungan Devano dan Sarah.

Devano mengucapkan akad dengan sangat lancar.

Sementara Sarah, dia terus berfikir apa yg harus dia lakukan nanti, apa lagi Devano mengatakan setelah menikah, Sarah akan tinggal dengan nya, semua kebutuhan Sarah akan di penuhi oleh Devano sebagai bentuk tanggung jawab Devano sebagai seorang suami.

Setelah mengucapkan akad, Sarah mencium tangan Devano dan hati nya terus mengutuk pria yg kini berstatus sebagai suaminya itu.

Kemudian Devano mengecup kening Sarah, cukup lama, sementara hati Devano bersorak dengan kemenangan yg ia dapatkan.

Setelah itu, kini pertukaran cincin, sekali lagi Sarah terus mengumpat dalam hati, ia bahkan tidak bisa menyembunyikan kekesalan nya. Dan Devano justru menikmati hal itu.

.

.

.

Malam hari nya..

Devano langsung membawa Sarah pulang kerumah nya. Sarah tercengang dengan kemewahan rumah Devano itu, ia tak pernah tahu sebelum nya jika Devano tinggal di kediaman yg sangat mewah.

Mereka di sambut kepala pelayan yg bernama Eni. Seorang wanita paruh baya dengan wajah yg datar dan bahkan terkesan menyeramkan, Sarah tak heran dengan hal itu, boss mereka jauh lebih menyeramkan.

"Kenapa aku engga di bawa ke kamar ku?" tanya Sarah saat Eni malah membawa nya masuk ke sebuah kamar yg sangat besar dan mewah, dan ia pastikan itu kamar Devano.

"Anda istri Tuan Devano, Nyonya Sarah. Maka kamar mu tentu saja di sini"

"Tapi..."

"Tapi apa?" ucapan Sarah terpotong saat Devano ikut masuk dan ia langsung melemparkan jas nya ke sebuah sofa yg ada disana "Kita suami istri. Maka kita harus sekamar"

"Aku engga mau" tegas Sarah.

"Kalau kamu engga mau tinggal bersama, lalu bagaiamana salah satu dari kita bisa jatuh cinta? Engga akan ada cinta kalau kita tinggal terpisah"

"Tapi tetap saja aku engga mau" ucap Sarah.

"Dengar, Sarah" Devano berjalan mendekati Sarah dan memberi isyarat pada Eni untuk pergi "Aku juga ingin cepat cepat membuat mu jatuh cinta sama aku, karena aku engga sabar untuk meninggalkan mu. Tapi..." Devano membeli pipi Sarah dengan punggung tangan nya, sontak Sarah menjauhkan wajah nya dan itu membuat Devano kembali menampilkan senyum miring nya" Tapi kalau kamu memang sangat mencintai ku nanti, maka kita engga perlu bercerai, dan aku engga akan ninggalin kamu. Kita bisa melupakan tantangan kita sebelum nya"

Sarah langsung tertawa mendengar ucapan panjang lebar Devano.

"Bilang saja kalau kamu memang mencintai ku, atau kamu memanfaatkan aku supaya dunia berhenti mengaggap mu seorang gay" ujar Sarah.

"Oh my little Sarah. Aku engga pernah peduli dengan gosip itu... Aku hanya peduli dengan apa yg sudah kamu lakukan" tutur Devano "Sebenarnya kenapa kamu melakukan hal itu?" tanya Devano dan ia menatap Sarah dengan begitu serius, bahkan terkesan mengintimidasi Sarah.

"Bukan apa apa" jawab Sarah mencoba menghindari tatapan Devano. Namun Devano tiba tiba saja langsung mengudutkan Sarah ke dinding dan mengurung nya dengan kedua lengan nya.

"Katakan pada ku, Sarah. Sebelum aku memaksa mu!" tegas nya "Pasti ada alasan kenapa kamu menyerang ku begitu, atau kamu memang suka menggoda pria?" tanya Devano dengan tatapan yg menurut Sarah sangat merendahkan Sarah. Sarah langsung mendorong Devano dan berbalik menatap tajam Devano.

"Naina menyuruh ku, maksud ku kami main truth or dare... Bukan bukan, maksud ku dia menantang ku..." Sarah tidak tahu harus berkata apa.

"Apa?" tanya Devano memojokan, dia sudah penasaran setengah mati dengan apa maksud Sarah melakukan hal itu.

Mau tak mau, Sarah pun menceritakan semua nya. Dan bukan nya marah, Devano malah tertawa, namun tawa itu cukup membuat Sarah bergidik ngeri.

"Ckckk, Sarah... Sarah" Devano berkata kata sembari menepuk nepuk pipi Sarah. Namun kemudian ia malah meninggalkan Sarah dengan kebingungan tingkat dewa Sarah.

"Kalau bukan karena tantangan Naina, hidup ku engga akan kayak gini"

▫️▫️▫️

Tbc...