NovelToon NovelToon
TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

TERBUNGKUS WAKTU Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Penyesalan Suami / Cintapertama / Pihak Ketiga / Trauma masa lalu / CEO
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dina Sen

Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.

Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

memndam rasa bersalah

Pagi hari.

Cahaya matahari menembus tirai kamar, lembut menyapu lantai kayu yang mengilap. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi udara. Sekar sudah duduk rapi di meja makan, mengenakan blus sederhana berwarna lembut. Ia menunduk, memutar sendok kecil di dalam cangkir tehnya namun pikirannya melayang jauh.

Langkah kaki terdengar dari arah tangga. Bayu muncul dengan kemeja kerja berwarna abu muda. Wajahnya terlihat lebih segar dibanding malam sebelumnya, senyumnya lembut meski masih ada sisa kelelahan di matanya.

“Pagi,” sapanya pelan.

Sekar menatapnya sebentar, sedikit heran dengan nada lembut yang sudah lama tak ia dengar. “Pagi, Mas. Sudah agak baikan?”

Bayu menarik kursi, duduk di hadapan Sekar. Ia menghela napas pelan sebelum berkata, “Sekar… tentang kemarin sore, aku minta maaf.”

Sekar menoleh cepat, sedikit terkejut. “Mas, nggak perlu...”

“Tapi aku harus minta maaf,” potong Bayu dengan nada tenang namun tulus. “Aku sempat marah waktu tahu kamu pergi tanpa bilang. Aku… pusing waktu itu. Banyak urusan kantor yang belum selesai, dan mungkin aku melampiaskannya ke kamu. Maaf, ya?”

Nada suara itu lembut, tulus, dan Sekar bisa melihat ketenangan yang jarang muncul di wajah suaminya.

Ia tersenyum tipis, menunduk sedikit. “Aku juga minta maaf, Mas. Aku memang seharusnya pamit dulu.”

Bayu mengangguk, lalu menatap piring sarapan mereka. “Sudah, jangan dibahas lagi. Ayok makan.”

Mereka makan dalam keheningan yang tidak lagi tegang justru terasa tenang, meski masih ada sesuatu yang belum selesai.

Sekar sesekali melirik Bayu. Lelaki itu tampak menikmati sarapannya, sesekali mengecek dokumen di ponselnya.

Namun dalam hati, Sekar tak bisa tenang. Ada beban yang mengganjal bagaimana aku bisa bilang pada Mas Bayu soal uang itu?

Ia ingat wajah Tante Susan kemarin sore, suara dinginnya yang memaksa, alasan “kebutuhan mendesak” yang terasa tak masuk akal.

Jumlahnya juga tidak sedikit.

Sekar menelan ludah, mencoba mencari kalimat yang tepat namun setiap kali ia ingin membuka suara, matanya justru melihat Bayu yang tampak kelelahan.

Tidak, bukan sekarang, batinnya lirih. Mas Bayu sedang banyak pikiran. Aku tidak tega menambah bebannya.

Suasana sarapan kembali hening. Hanya suara sendok yang beradu dengan piring.

Tiba-tiba, ponsel Bayu di meja berdering.

Nada dering itu memecah ketenangan. Bayu menatap layar, lalu tersenyum samar. “mama.”

Sekar menegakkan badan. “mama?”

Bayu mengangguk, mengangkat panggilan itu.

Suara lembut seorang wanita terdengar dari seberang, meski Sekar tak jelas mendengar seluruh isi percakapan.

Yang ia dengar hanya potongan kata dari Bayu, “iya, Bu… sudah… jangan khawatir… aku baik-baik saja.”

Nada suaranya lembut, penuh hormat seperti biasa. Namun ada sedikit getar yang Sekar tangkap entah karena rindu atau sesuatu yang lain.

Beberapa menit kemudian, Bayu menutup panggilan dan tersenyum ke arah Sekar. “Ibu kirim salam buat kamu. Katanya jangan lupa makan yang cukup, dan katanya dia mau video call minggu depan.”

Sekar tersenyum kecil. “Iya, aku juga kangen Ibu.”

Bayu berdiri, merapikan jasnya. “Aku berangkat dulu, ya. Hari ini ada rapat pagi.”

Sekar ikut berdiri, mengantarnya sampai ke depan pintu. “Mas, hati-hati di jalan.”

Bayu menatapnya sebentar, tersenyum lembut. “Iya. Kamu juga jangan kemana-mana dulu, istirahat aja di rumah, ya.”

Sekar mengangguk. Tapi saat mobil hitam yang membawa Bayu menjauh dari halaman rumah, dadanya terasa sesak.

Ia menatap punggung mobil itu hingga menghilang di tikungan.

...

Pukul 10.00 pagi.

Sekar duduk di ruang tamu, menata vas bunga ketika suara mobil berhenti di depan rumah. Ia sedikit bingung karena Bayu baru saja berangkat satu jam yang lalu.

Ternyata bukan Bayu.

Pintu terbuka, dan suara yang sangat ia kenal terdengar dari baliknya.

“Sekar!”

Suara Tante Susan tegas, tajam, dengan aroma parfum mahal yang segera memenuhi ruangan.

Wanita itu melangkah masuk tanpa permisi, mengenakan dress elegan berwarna krem dan kacamata besar yang menutupi sebagian wajahnya.

Sekar berdiri tergesa. “Tante… ada apa datang sepagi ini?”

Susan menurunkan kacamata, menatap keponakannya dengan pandangan yang membuat Sekar gugup.

“Bukannya kamu janji mau bantu tante hari ini?” katanya dengan nada dingin. “Tante sudah tunggu, Sekar. Tapi uangnya belum juga ada.”

Sekar menunduk, jari-jarinya saling menggenggam gelisah. “Maaf, Tante… aku belum sempat bicara dengan Mas Bayu. Dia sedang banyak pekerjaan, aku nggak tega minta uang sebanyak itu sekarang.”

Mata Susan menyipit, nadanya mulai naik. “Banyak alasan. Kamu pikir Tante minta buat senang-senang? Tante butuh uang itu. Dan kamu tahu, siapa yang sudah bantu kamu sampai bisa menikah dengan Bayu?”

Sekar menelan ludah, suaranya hampir tak keluar. “Aku tahu, Tante. Aku berterima kasih sekali… tapi...”

“Kalau begitu buktikan rasa terima kasihmu,” potong Susan cepat. Pandangannya beralih pada kalung berlian kecil yang melingkar di leher Sekar. “Itu… kalung dari suamimu, kan?”

Sekar refleks memegang kalung itu. “Iya, ini hadiah dari Mas Bayu.”

Susan tersenyum dingin. “Pinjamkan ke Tante. Hanya sementara. Tante janji akan kembalikan.”

Sekar menatapnya terkejut. “Tante… aku nggak bisa. Kalau Mas Bayu tahu,”

“Berhenti berpikir seperti anak kecil, Sekar.” Suara Susan kini datar namun menusuk. “Kamu tinggal bilang saja kalau kalungmu dijambret waktu datang ke rumah Tante. Selesai.”

Sekar menggeleng, matanya mulai berkaca. “Tante, jangan suruh aku bohong pada Mas Bayu…”

Susan tertawa pendek, getir. “Bohong kecil demi kebaikan keluarga sendiri, apa salahnya? Kamu harus belajar jadi istri yang cerdas, Sekar. Bukan cuma istri yang pasrah.”

Sekar diam. Wajahnya pucat. Ia tak tahu harus menjawab apa.

Susan mengulurkan tangan, nada suaranya berubah sedikit lembut namun tetap menekan.

“Ayo, Sekar. Tante janji kalung itu akan kembali dalam beberapa hari. Kalau kamu benar-benar sayang keluarga ini, bantu Tante kali ini saja.”

Sekar menggigit bibir, hatinya berperang antara takut dan rasa bersalah.

Bayangan wajah Bayu muncul di benaknya dingin, tenang, tapi juga rapuh seperti tadi pagi.

Ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau Bayu tahu kalung itu hilang.

Namun di depan tatapan tajam Susan, lidah Sekar kelu.

Tangannya perlahan bergerak ke kalung di lehernya.

Sementara Susan menatapnya dengan senyum tipis senyum seorang wanita yang tahu ia akan selalu menang dengan cara halusnya.

***

Pagi Menjelang Siang di Rumah Pratama.

Suasana rumah sepi. Hanya terdengar suara lembut jam dinding di ruang tamu.

Sekar berdiri terpaku di tempat yang sama setelah Tante Susan keluar dari rumah dengan langkah angkuh, kalung berlian yang baru saja ia lepaskan kini telah dibawa pergi oleh wanita itu.

Pintu tertutup pelan. Suara langkah sepatu Susan perlahan menjauh.

Sekar menggenggam lehernya yang kini kosong — terasa hampa, dingin. Air matanya menetes tanpa bisa ditahan.

Wajahnya menunduk, bahunya berguncang pelan.

Bukan karena kehilangan perhiasan itu semata, tapi karena perasaan bersalah yang begitu dalam.

Mas Bayu… maafkan aku…

Ia menutup wajah dengan kedua tangannya, isak tangisnya pecah di ruang tamu yang sunyi.

Beberapa saat kemudian, langkah kaki lembut terdengar dari arah dapur.

Seorang wanita paruh baya, Mbok Rini, muncul dengan daster sederhana dan wajah penuh iba. Di belakangnya, Nunik, gadis muda yang menjadi asisten rumah tangga sekaligus teman curhat Sekar, ikut menyusul.

“Non Sekar…?” panggil Mbok Rini pelan, mendekat dengan wajah khawatir. “Lha, kenapa nangis begini, non?”

Sekar buru-buru menyeka air matanya, berusaha tersenyum, tapi matanya masih sembab.

“Enggak apa-apa, Mbok… aku cuma… sedikit capek.”

Mbok Rini menatapnya tak percaya, lalu duduk di sampingnya, menepuk pelan punggung Sekar.

“Nggak mungkin cuma capek, Nak. Wajahmu pucat begitu. Cerita aja sama Mbok, biar hati agak enteng.”

Sekar menggeleng, air matanya kembali mengalir. “Aku… aku nggak bisa cerita, Mbok. Aku takut…”

Nunik yang duduk di lantai dekat kakinya, memegang tangan Sekar pelan.

“Kalau mbak takut, ya udah, nggak usah cerita dulu. Tapi jangan nangis kayak gini, Mbak… nanti Mas Bayu pulang malah makin khawatir.”

Sekar terdiam. Nama Bayu disebut saja sudah membuat hatinya mencelos. Ia takut bukan karena suaminya galak, tapi karena Bayu begitu sabar. Ia takut mengecewakan seseorang yang selama ini begitu menahan luka demi tetap terlihat kuat.

Mbok Rini menghela napas panjang. “Kadang hidup memang nggak adil, Nak. Tapi jangan semua ditanggung sendiri. Mbok sama Nunik selalu di sini.”

Sekar hanya mengangguk pelan, air matanya terus menetes.

Sementara di luar, angin berhembus lembut membawa pergi suara isak kecil dari hati seorang istri yang hanya ingin melindungi suaminya dari kekecewaan.

...

Siang Hari, Kantor Bayu (Pukul 14.00)

Suasana kantor Bayu siang itu sedang padat. Ruangan modern dengan dinding kaca besar tampak sibuk oleh para karyawan yang mondar-mandir membawa berkas.

Bayu duduk di balik meja kerjanya, menatap layar laptop dengan fokus yang mulai menipis. Kantung matanya masih terlihat, tapi ia berusaha terlihat tenang.

Sekretarisnya, Rina, mengetuk pintu perlahan.

“Pak, mohon maaf… ada tamu yang ingin menemui Bapak.”

Bayu tak mengalihkan pandangan. “Saya sudah bilang, nggak ada janji siang ini. Tolak saja.”

Rina ragu-ragu. “Saya sudah coba, Pak… tapi tamunya ngotot masuk. Namanya,”

Sebelum kalimat itu selesai, pintu terbuka keras.

Seorang wanita bergaun hitam elegan melangkah masuk tanpa diundang langkahnya pelan, tapi penuh percaya diri.

Alira.

Wangi parfumnya memenuhi ruangan, aroma khas yang dulu sempat membuat Bayu sulit berpikir jernih.

Bayu spontan berdiri, wajahnya langsung tegang. “Alira! Aku sudah bilang jangan datang ke sini!”

Rina segera berusaha menghalangi. “Maaf, Bu, Anda tidak bisa”

Alira menatap sekretaris itu dengan senyum manis yang dingin. “Tenang saja, aku hanya mau bicara sebentar.”

Kemudian, tatapannya beralih ke Bayu. “Bayu, aku janji nggak lama.”

Bayu menghela napas keras, suaranya menahan amarah. “Rina, keluar dulu.”

Sekretaris itu menatap ragu, tapi akhirnya menunduk dan menutup pintu dari luar.

Begitu mereka berdua saja, Alira melangkah perlahan mendekat, high heels-nya beradu dengan lantai marmer.

“Bayu…” suaranya lembut, namun mengandung sesuatu yang menusuk. “Kenapa kamu susah sekali dihubungi akhir-akhir ini?”

Bayu menatapnya tajam. “Karena aku tidak mau punya urusan lagi denganmu.”

Alira tersenyum miring. Ia mendekat satu langkah, jemarinya nyaris menyentuh dasi Bayu.

“Tapi aku belum selesai denganmu.”

Bayu menepis tangannya cepat, tatapannya penuh kemarahan. “Jangan sentuh aku, Alira! Aku sudah cukup dengan permainanmu dulu.”

Alira tertawa kecil, nada suaranya seperti menggoda. “Permainan? Kau menyebut malam itu permainan? Kau pikir aku tidak tahu bagaimana kau memandangku waktu itu?”

Bayu mengepalkan tangan. Rahangnya menegang. “Malam itu bukan kehendak ku. Kau yang menjebak ku. Kau yang membuatku minum sesuatu yang bahkan aku tidak tahu apa isinya.”

Alira menatapnya dengan tatapan ambigu — setengah lembut, setengah berbahaya.

“Tapi kau tetap menatapku dengan cara itu, Bayu.”

Bayu menarik napas dalam, mencoba menahan diri. Ia melangkah ke arah pintu dan menunjuknya. “Keluar. Sekarang.”

Alira tak bergerak. “Bayu…” ia mendekat lagi, kali ini suaranya nyaris berbisik, “kau tahu, aku bisa membuat semuanya jadi sulit kalau kau terus menghindar.”

Bayu menatapnya tajam. “Kalau kau mau menghancurkan reputasiku, silakan. Tapi aku tidak akan jatuh lagi ke perangkap mu.”

Alira tersenyum kecil, menyandarkan diri pada meja kerja Bayu dengan sikap santai namun menantang. “Kita lihat saja seberapa lama kau bisa menolak aku.”

Bayu berusaha menahan diri untuk tidak meninggikan suara. “Keluar, Alira. Sebelum aku benar-benar kehilangan kesabaran.”

Akhirnya Alira berdiri tegak, tersenyum dingin.

“Baiklah. Tapi jangan salahkan aku kalau nanti aku kembali dengan cara yang lain.”

Ia melangkah keluar perlahan, meninggalkan aroma parfum dan ketegangan di udara.

Begitu pintu tertutup, Bayu menatap tangannya yang bergetar campuran antara marah, jijik, dan takut.

Ia menunduk, menekan pelipisnya dengan jemari, suaranya bergetar pelan.

“Kenapa dia muncul lagi sekarang…”

Ia menatap jendela kaca besar, memandangi langit siang yang mendung — seperti pikirannya yang mulai gelap lagi.

---

1
Sharah ArpenLovers Khan
Wahhh mau Dinner romantis nih Sekar dan Bayu 🥰🥰
jgn tegang gitu Sekar kan sama suami sendiri 😄😄
duhh seperti nya Bayu sudah tau Sekar diam² pergi kmn dan Sekar msh terus berbohong 🥲
klo Bayu sudah tau, Bayu tau dari siapa? 🥲🥲
bener banget, Bayu pun juga sering berbohong dg Sekar🥲🥲

penasaran dg lanjut nyaaa
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan
Waduhhh Sekar di jemput pak Tarman dong, tapi Sekar msh tetap di antar Arifal.
Benar tuh apa kata Pak Tarman hrs nya Sekar jujur dg Bayu klo kerja di toko roti nya Arifal..
bnr juga kata pak Tarman Sekar seharusnya tidak di antar Arifal, jika Bayu tau gmn??
duhhh Sekar kaget dong Bayu plg lebih awal..
waduhhh Sekar berbohong lagi ke Bayu blg ke rumah tante nya, Bayu pun blg klo Sekar hrs ijin dulu..
ehmmm tiba tiba Bayu ajak Dinner / Makan malam Sekar gk tuhh 😄😄😄
Sekar sampai bingung tiba-tiba Bayu ajak Dinner / makan malam biasanya gk pernah 😄😄

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu🥰🤗💪
Sharah ArpenLovers Khan: Dinner yg romantis dong Sayy bikin Sayyy Dinner romantis Sekar dan Bayu biar kapok tuh Alira 😆😆😆
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh knp Sih Bayu gk jujur saja sama Rama...
kasihan Bayu di tekan Alira pkai ancaman 🥲🥲
Sharah ArpenLovers Khan
Betul tuhhhh Bayi itu anak Masaru dan Alira si Pelakor stresss😡😡
Bayuuu qm hrs tegas dong sama Alira jgn lemah takut ancaman pengen tak banting HP tapi syg 🤣🤣🤣
Alira ciuman pula sama Masaru dahhh makin curiga Bayu 😆😆😆
seandainya Sekar tau pasti hati nya makin terluka 🥲🥲
untung ada Arifal yang siap jadi benteng buat Sekar 🥲🥲
yukk Sekar semangat tetap kuat 🥲🥲
duhhh Arifal mau antar Sekar pulang 😄😄
gpp deh Arifal jadi saingan Bayu nnt Sekar bakal bingung mau pilih Bayu atau Arifal 😄😄😄..

makin seru sajaaa
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 🥰🤗💪💪
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh Arifal jemput Sekar dong 😁😁
waduhh gawat tante nya Sekar datang Ehmm ternyata mau kembalikan kalung.
benar kata Tante nya Sekar kali ini, Sekar sudah nikah harusnya jangan jalan sama laki-laki.
Duhh Arifal baik banget mau bantu Sekar 😁😁
wadawww Arila rayain Ultah ma Bayu? dasar Pelakor Stresss 😡😡😡
duhhh Bayu dan Arifal ketemu dong Ehmmm kira kira jika Sekar tau msh semangat dan kuat gk ya Sekar? kasihan Sekar klo tau 🥲🥲

Penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya ya Author Kesayangan kuuuu tetap semangat Sayyy quuu 🤗🤗🥰🥰💪💪
Sharah ArpenLovers Khan: Okeyy Sayyy 🤗🤗
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Ciieee Sekar buatkan Nasi goreng buat Bayu...
begitu tenang Sekar meskipun hati nya sakit 🥲🥲.
Bayu melihat perubahan Sekar🥲
tapi Bayu knp gk Peka sihhh
bikin Bayu jatuh cinta sama Sekar donggggg 😁😁

di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap semangat yaa Sayyy quuu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 4 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhhh jahat banget Alira Sama Bayu ke toko Roti 🥲
kasihan Sekar melihat Bayu Dan Alira di toko Roti berdua 🥲🥲
duhhh Arifal akhirnya tau apa yang terjadi Dan berusaha menahan diri 🥲🥲
Sekar menangis dong di toilet🥲🥲
untung Ada Arifal mencoba tenangkan Sekar Dan kasih Sekar semangat 🥲🥲
semangat Sekar harus kuat gk boleh nyerah🥲🥲
gara² Cinta, Sekar tersenyum kembali 😁😁

penasaran dg lanjutannyaaa
di tunggu update nya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan
jahat banget Alira si pelakor, pst dia yg bunuh Pak Hasan 🥲🥲
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh Bayu knp sih harus berbohong dg Sekar 🥲.
meskipun Bayu selalu bohongin Sekar, Sekar msh peduli dg Bayu 🥲
Sekar hrs nya juga cerita ke Bayu klo Alira dtg ke rumah 🥲🥲
duhhh Arifal jemput Sekar dong 🤗🤗
Sekar mencoba tersenyum di depan Arifal 🤗🤗
Sekar mencoba tersenyum kpd Arifal dong... 🤗🤗
gmn tuh klo Bayu tau Sekar kerja di toko nya Arifal 😁😁

di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Dinar Sen: siaaaaappp🤗
total 1 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhhh Bayu chat Sekar blg klo lagi lembur tentu dong Sekar kecewa 🥲🥲
Duhh Arifal semakin perhatian sama Sekar 🤗🤗
Arifal tau Sekar banyak beban tapi Sekar gk mau cerita kpd Arif 🥲
duhhhh Sekar nungguin Bayu balik donggg meskipun Sekar msh merasa kecewa dg Bayu 🥲🥲
Bayu pun pulang namun tetap berbohong kpd Sekar 🥲🥲

penasaran dg lanjutan nya..
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus ya Sayyy quuu🥰🥰🤗🤗💪💪
Sharah ArpenLovers Khan: Oke Sayyy🤗
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhhh perhatian banget yaa Arifal sama Sekar sampai Sekar takut nyaman sama Arifal 🤗
waduhhh Pelakor Stress si Alira ngajak ketemuan tuh sehingga membuat Bayu terpaksa berbohong lagi sama Sekar 😡😡😡 dasar Pelakor Stress deketin Bayu mulu apa sih mau nya 😡😡

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 💪💪🤗🤗🥰🥰
Sharah ArpenLovers Khan
Duhhh Sekar nemani Arifal ke pantai dan Hotel..
gmn klo Bayu tau yaa...
Sekar masih berharap Bayu menghubungi nya dong ada notifikasi dari Bayu namun tidak ada 🥲
Sekar masih teringat Alira dong 🥲
Sekar merasa Bayu lbh bahagia bersama Alira🥲

penasaran dg lanjutannya🤗🤗

di tunggu updatenya author kesayangan kuuuu tetap semangat terus ya Sayyy lanjut kan Karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Dinar Sen: oke 👍🏻
total 1 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Waduhhh Pelakor Stress si Alira dtg ke kantor nya Bayu... dasar stress emng... 😡😡
duhhh Bayu mau saja dtg ke kantor temui Alira 😡😡
dasar stresss apa tuh Alira ksh sesuatu ke Bayu lagi sampai Bayu nurut ke Pelakor stress 😡😡
untung ada Rama tapi Rama curiga sama Alira dan Bayu
harusnya Bayu jujur dong ke Rama..
duhh Bayu pingsan dong 🥲🥲
ngapain tuh Alira Pelakor stress minta Bayu ketemu ke tempat biasa 😡😡
greget sama Alira Pelakor stress 😡😡

di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu...
tetap semangat terus ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu
🥰🥰🤗🤗💪💪
Sharah ArpenLovers Khan: Okeyyy Sayyy di tunggu 🤗
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Wihhh ada semangat baru dong buat Sekar karena kerja di toko roti nya Arifal 😄😄
duhhh itu Karyawan bisik² lihat Arifal selalu bertemu dengan Sekar 😆😆
duhh Bayu berharap Pak Hasan cepat sadar. semoga Pak Hasan cepat sadar yaa kasihan Bayu harus berbohong sama Mamanya tentang Sekar 🥲🥲🥲
gmn yaa reaksi Mamanya jika Mamanya tau yang sebenarnya🥲🥲
gmn reaksi nya Bayu jika Bayu tau Sekar kerja di toko Roti??

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjut kan karya mu 🥰🥰💪💪🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Sama-sama Sayy 🤗🥰
total 2 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Duhh Arifal mengantar Sekar pulang...
akhirnya Bayu sudah pulang tapi sikapnya tetap sama ke Sekar namun Sekar tetap melayani Bayu...
duhh knp sih Bayu masih teringat Pelakor stress itu si Alira sampai Sekar mau buka dasi nya Sekar pun di tepis Bayu...
duhh Bayu melihat Sekar sedikit berbeda dong apalagi Sekar sudah siapkan sarapan.

gmn yaa jika nnt Bayu tau Alira ke rumahnya Bayu dan temui Sekar? apalagi jika Bayu tau Sekar kerja di toko roti nya Arifal.

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu lanjut kan Karya mu semangat💪💪🤗🤗🥰🥰
Dinar Sen: siap setia up 🤗
total 1 replies
ginevra
kunci utama suatu hubungan adalah komunikasi ... ya nggak pren
Dinar Sen: di jodohkan itu bikin, gak ngerti 🥴
total 1 replies
ginevra
apa tu bang? buka dong... heheheh
Dinar Sen: mau di buka takut di tinggal 😝
total 1 replies
ginevra
namanya juga baru kenal.... pasti ada rasa canggung. ..
Kim Tyaa
Aku sudah mampir ... Alon-alon bacanya
Dinar Sen: siap kak, terimakasih 🙏🏻😊
total 1 replies
Sharah ArpenLovers Khan
Perhatian nya Arifal sama Sekar sampai Karyawan pada iri 😄😄
cantik dan Sekar pun gosip lahh di dengar Arifal dong 😄😄

duhhh semoga pak Hasan selamat yaa biar kasih tau yang sebenarnya sama Bayu gmn hasil Tes DNA itu 🥲🥲
pst perbuatan Pelakor Stress si Alira bikin Pak Hasan kecelakaan 🥲🥲

penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya kesayangan kuuu tetap semangat ya Sayyy quuu lanjutkan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗
Sharah ArpenLovers Khan: Klo bukan mau dapetin Bayu apa dong harta nya kali yaa 😆😆
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!