Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa.
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata.
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 07
Erinna menggenggam tangan mungil putranya dengan begitu erat, dia menatap selang infus di tangan sekecil itu dengan tatapan sendu. Sekuat apa bocah kecil itu? sehingga dia di berikan penyakit yang begitu menyakitkan di usianya yang masih balita. Cukup lama Erinna diam menatap wajah polos putranya, hingga akhirnya dia tersadar ketika merasakan perutnya yang berbunyi. Dengan seketika dia baru sadar jika dia belum makan siang.
Jam telah menunjuk ke pukul lima sore, akan tetapi dia belum makan dan minum apapun sejak pagi. Dia perlahan merogoh saku dasternya dan memeriksa isi dompet kecil yang ada di sana. Namun, dia hanya melihat selembar uang sepuluh ribu di dalamnya. Dia mencoba memeriksa saku dasternya kembali, berharap ada uang yang tersimpan di sana, tetapi hasilnya sama saja, tidak ada lagi uang sepeserpun.
Dia menatap uang sepuluh ribu itu dengan tatapan nanar, apa yang harus dia lakukan dengan selembar uang itu? jika dia membeli makanan, maka dia tidak akan punya ongkos untuk pulang. Namun, jika dia memilih untuk naik ojek saat pulang nanti, maka dia akan kelaparan. Apa yang harus dia lakukan? jika makan, maka dia akan pulang dengan berjalan kaki. Namun, dia juga tidak bisa lagi menahan rasa laparnya.
"Aku makan saja. Setidaknya dengan makan aku memiliki sedikit tenaga," batin Erinna sambil menyeka air matanya.
Setelah menitipkan Denis ke keluarga pasien yang ada di sebelah ranjang putranya itu, Erinna langsung bergegas untuk membeli makanan di warung kaki lima yang ada di sebrang rumah sakit. Saat ingin menyebrang, tidak sengaja dia melihat pria yang mirip Azka sedang mengemudikan sebuah mobil mewah, di sampingnya terlihat seorang wanita yang seperti pernah wanita itu lihat. Erinna berusaha mengingat dimana dia melihat wanita itu sebelumnya.
Ponsel! wanita itu adalah orang yang menghubungi Azka tadi pagi. Dada Erinna langsung terasa sesak, dia melihat kemesraan pasangan itu dengan mata berkaca-kaca. Putra mereka sedang berjuang di atas ranjang rumah sakit, sedangkan suaminya itu malah asik bermesraan dengan wanita lain. Dengan tubuh bergetar, Erinna mencoba menghampiri mobil itu tanpa melihat kanan kiri terlebih dahulu.
Tiinnnn ... .
Arghh .... .
*
*
*
Amrita dan Aruna menatap restoran mewah di depannya dengan tatapan berbinar. Seumur hidup, baru kali ini mereka mendatangi restoran semewah itu. Jangankan bermimpi, membayangkannya saja mereka selama ini tidak berani. Namun, semuanya seperti sebuah keajaiban, kini mereka berdiri di depan restoran itu dan akan menjadi pengunjung VIP. Mereka melangkahkan kaki memasuki restoran itu dengan angkuh, tentu untuk menyombongkan diri.
"Bu, kenapa enggak sejak dulu seperti ini, mungkin papa masih bersama kita sampai saat ini," ucap Aruna membuang napas kesal.
"Kakakmu itu yang di butakan cinta, sekarang udah sadar 'kan. Dia saja yang enggak mau mendengarkan mama, jika dari dulu dia nurut dengan mama, mungkin udah sejak dulu kita udah hidup enak," oceh Amrita kesal ketika mengingat perjuangan Azka meyakinkannya untuk menerima Erinna. "Papamu juga sama, terlalu mempercayai wajah polos wanita itu."
Aruna hanya terkekeh kecil mendengar omelan sang ibu, setelah sampai di ruangan VIP yang ingin mereka tuju, keduanya langsung di sambut dengan baik oleh para pelayan. Walaupun baru kali ini mengunjungi restoran semewah itu, tetapi mereka tetap menjaga wibawanya. Keduanya duduk dengan anggun sambil menunggu kehadiran sosok yang istimewa, orang yang akan membawa mereka ke kehidupan yang jauh lebih layak.
Cukup lama merek menunggu, tetapi keduanya tetap sabar sambil menikmati hidangan pembuka yang telah di hidangkan di hadapan mereka. Hingga akhirnya wanita berpenampilan modis masuk ke ruangan itu dan menghampiri mereka, tidak lupa dengan paper bag yang ada di tangannya. Amrita dan Aruna langsung bangkit dari duduknya melihat kedatangan gadis itu, tidak lupa dengan senyuman hangat yang melingkar di wajah keduanya.
"Sayang, kamu cantik sekali." Amrita menatap kagum penampilan gadis itu, kulit putih bersih, rambut panjang, wajah mulus dan juga penampilan modis, tidak lupa dengan barang-barang mewah yang melekat pada tubuh wanita itu, membuat penampilannya semakin sempurna.
Dia terus menatap kagum penampilan gadis itu, sangat berbeda dengan menantunya. Gadis itu hanya tersenyum malu mendengar pujian Amrita, dia menyalami dan juga memeluk wanita paru baya itu dengan sopan. Tentu hal sekecil itu langsung membuat wanita itu tersentuh. Tanpa menunggu perintah, Aruna langsung menarik kursi dan mempersilahkan gadis itu untuk duduk.
"Kak Bella ayo duduk, kakak pasti sangat lelah."
"Terima kasih, Aruna." Bella tersenyum hangat lalu duduk dengan begitu anggun, gadis itu begitu elegan dan juga berkelas, sehingga membuat Amrita terus menatap kagum setiap gerakan gadis itu
"Ini untukmu. Kakak sengaja membelinya khusus untukmu." Bella memberikan dua buah paper bag kepada Aruna, tentu gadis itu langsung menerimanya dengan penuh antusias.
"Ini untuk, Mama."
Bersambung......
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜