NovelToon NovelToon
Selalu Mengingatmu

Selalu Mengingatmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:234
Nilai: 5
Nama Author: Fayylie

Olivia pernah memberanikan diri melakukan hal paling gila di hidupnya: menyatakan perasaan ke cowok populer di sekolah, Arkana. Hasilnya? Bukan jawaban manis, tapi penolakan halus yang membekas. Sejak hari itu, Olivia bersumpah untuk melupakan semuanya, terlebih dia harus pindah sekolah. Namun, dia pikir semua sudah selesai. Sampai akhirnya, takdir mempertemukan mereka lagi di universitas yang sama.
Arkana Abyaksa—cowok yang dulu bikin jantungnya berantakan. Bedanya, kali ini Olivia memilih berpura-pura nggak kenal, tapi keadaan justru memaksa mereka sering berinteraksi. Semakin banyak interaksi mereka, semakin kacau pula hati Olivia. Dari sana, berbagai konflik, candaan, dan rasa lama yang tak pernah benar-benar hilang mulai kembali muncul. Pertanyaannya, masih adakah ruang untuk perasaan itu? Atau semuanya memang seharusnya berakhir di masa lalu? Dan bagaimana kalau ternyata Arkana selama ini sudah tahu lebih banyak tentang Olivia daripada yang pernah dia bayangkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fayylie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6

Suasana ruang pertemuan sore itu udah kayak kelas latihan talent show. Semua kontestan Icon Campus sibuk dengan bagiannya masing-masing. Ada yang latihan catwalk, ada yang nyobain properti buat fashion show, ada juga yang sibuk debat soal kostum. Whiteboard penuh coretan jadwal, sticky notes warna-warni nempel berantakan, dan suara rame kayak pasar malam.

Olivia duduk di kursi samping Teresa, sambil ngelihatin Lea yang lagi latihan jalan di atas “catwalk” dadakan. Mereka bikin lintasan dari meja panjang yang ditata lurus, terus pakai musik dari speaker Bluetooth seadanya.

“Lea, coba tangannya jangan kaku gitu deh. Kayak robot,” komentar salah satu senior panitia.

Lea langsung manyun. “Yaudah, gue nyantai aja kali, Kak. Ini kan masih latihan.”

Olivia ngakak kecil ngeliat ekspresi Lea. “Tenang aja, Le. Lo mah kalau udah perform pasti oke. Tadi aja jalannya udah kayak model beneran.”

“Bener tuh,” Teresa ikut nimbrung. “Daripada gue, jalan aja udah kayak ayam mau disembelih.”

Semua ketawa. Suasana santai, tapi tetap aja ada rasa tegang. Namanya juga lomba gede kampus, yang nonton nanti satu fakultas bahkan bisa satu universitas. Jadi otomatis, semua pengen tampil maksimal.

Tiba-tiba salah satu senior cowok, Karel, maju ke depan sambil bawa kamera. “Oke guys, sekarang kita ada sesi pembuatan video promosi. Jadi masing-masing kontestan bakal rekaman perkenalan singkat, terus ada sesi pertanyaan cepat. Kayak rapid fire questions gitu lah.”

Seketika ruangan agak hening. Beberapa anak keliatan excited, beberapa lagi langsung pucet kayak baru dipanggil dosen killer.

“Tenang, gampang kok. Formatnya simple,” Karel ngejelasin. “Pertama kalian sebut nama, jurusan, asal. Terus kita kasih pertanyaan singkat, kalian jawab aja spontan. Nggak usah dipikir ribet, yang penting natural.”

Olivia nyengir kecut. “Gue paling nggak bisa kayak gini. Grogi pasti.”

Teresa langsung nepuk pundaknya. “Lo bisa kok, Liv. Anggep aja lagi bikin story Instagram.”

“Lah kalau story kan bisa dihapus kalau jelek. Ini mah abadi,” Olivia ngedumel.

Nggak lama, nama Olivia dipanggil. “Next, Olivia!”

Dia berdiri dengan langkah berat, kayak mau sidang skripsi. Semua mata otomatis ngeliatin. Karel langsung ngarahin kamera, backdrop putih polos di belakang Olivia udah siap.

“Siap ya, Liv? Senyum dikit. Anggap aja lo lagi kenalan sama seluruh kampus.”

Olivia tarik napas. “Halo semuanya, gue Olivia. Jurusan seni, tahun pertama. Gue asli Jakarta.”

“Good,” Karel ngangguk. “Sekarang kita masuk ke pertanyaan singkat ya. Pilih cepat, jangan mikir lama. Kopi atau jus?”

“Kopi.”

“Gunung atau pantai?”

“Pantai.”

“Drama Korea atau film action?”

“Drama Korea, obviously.”

Semua ketawa. Olivia jadi lebih santai. Pertanyaan berikutnya agak lebih personal.

“Pernah suka sama orang?”

Olivia sempet bengong sepersekian detik, tapi akhirnya jawab. “Pernah lah.”

“Kapan?”

“Hmm… waktu SMA.”

“Kalau suka sama orang, lo bakal mendekati atau cuma diem?”

Olivia sempet mikir, lalu jawab jujur. “Gue bakal coba dekati. Tapi kalau gagal… ya mundur. Daripada maksa terus sakit hati sendiri.”

Beberapa anak langsung “oooohhh” kompak. Olivia cuma bisa senyum malu-malu.

“Nice. Lanjut, kenapa lo ikut Icon Campus?”

Olivia tarik napas sebentar. “Karena gue pengen keluar dari zona nyaman. Gue pengen nunjukin kalau gue juga bisa, nggak cuma jadi penonton. Dan gue harap bisa dapet dukungan dari temen-temen semua.”

“Good job!” Karel tepuk tangan, disusul yang lain. “Itu keren. Oke, next contestant!”

Olivia langsung melipir ke kursinya, lega banget kayak abis lolos tes kesehatan. Teresa sama Lea langsung nyerbu.

“Gila, Liv, jawaban lo tadi keren,” Teresa nyeletuk.

Lea ikutan ngakak. “Iya, bagian suka sama orang trus mundur kalau gagal tuh relatable abis. Kayak cerita gue sendiri.”

Olivia cuma geleng-geleng. “Udah lah, jangan lebay. Gue cuma jawab spontan doang.”

......................

Sesi rekaman berlangsung lama. Satu-satu kontestan dipanggil, ditanya hal-hal random. Ada yang jawabnya kocak, ada yang serius, ada juga yang bikin baper.

Beberapa jam kemudian, pertemuan selesai. Semua kontestan bubar dengan wajah capek tapi lega. Olivia mutusin buat nggak langsung balik ke asrama. Dia milih duduk di taman kampus yang sepi, sambil ngeluarin tumbler kopi dingin.

Udara sore lumayan adem. Daun-daun bergoyang kena angin, suara burung samar-samar kedengeran. Olivia rebahan di bangku kayu, ngeliatin langit yang mulai oranye.

Notifikasi HP bunyi. Grup chat mereka bertiga—Olivia, Stefan, Nayla—lagi rame.

Stefan: LIVVVVV gue udah nonton video promosi lo barusan, lucu banget sumpah

Nayla: yaampun iya, apalagi pas bagian lo bilang bakal mundur kalau gagal. Itu real lo banget. Gue suka!

Olivia senyum baca chat itu.

Olivia: apaan sih, lebay. Itu cuma jawaban spontan doang

Stefan: eh, tapi lo tau nggak? jawaban Arka mirip banget sama lo, bahkan hampir copy-paste

Nayla: GUE JUGA NGELIAT!! serius, Liv. dia jawabannya kayak ngejiplak lo

Stefan: nih gue kasih link

Tak lama, link video promosi Arkana masuk. Olivia sempet ragu, tapi akhirnya klik juga. Dia nonton dengan seksama.

“Nama gue Arkana. Jurusan Teknik, tahun pertama. Gue asli Jogja.”

Pertanyaan cepat mulai dilempar. “Kopi atau teh?”

“Kopi.”

“Gunung atau pantai?”

“Pantai.”

“Pernah suka sama orang?”

“Hm… pernah.”

“Kapan?”

“Waktu SMA.”

“Kalau suka, lo bakal dekati atau diem aja?”

“Gue bakal coba dekati.”

Seketika Olivia kaku. Itu… persis sama kayak jawabannya. Bahkan intonasinya juga hampir mirip. Jawaban Arka soal suka sama orang bener-bener sama kayak dia. Bahkan pilihan kopi, pantai, semua identik.

“Ya ampun…” Olivia nutup wajah dengan tangan. “Ini apaan sih, sengaja atau gimana?”

Pas lagi fokus nonton, tiba-tiba ada suara di sampingnya. “Eh, Liv! Lo lagi nonton video siapa tuh?”

Olivia kaget. Ternyata Lea nongol sambil bawa minuman bubble tea. “Ha? Oh… ini, video promosi kontestan. Lagi iseng aja.”

Lea melongok ke layar HP Olivia, terus matanya langsung berbinar. “Itu kan video Arka! Lo nontonin dia, Liv?”

Olivia buru-buru nutup layar. “Bukan gitu. Gue nonton semua kok, bukan cuma dia doang.”

Lea ngakak. “Yeeee, ketauan!"

Belum sempet Olivia ngelak lebih jauh, tiba-tiba datang Teresa, Jevan, dan Devon. Dan nggak lama, Arkana juga muncul dari arah lain. Lengkap sudah.

“Ngapain rame-rame di sini?” Jevan nanya sambil duduk di bangku sebelah.

“Olivia lagi nonton video promosi Arka,” Lea nyeletuk polos tapi mematikan.

“HAH?!” Olivia hampir nelen ludah sendiri. “Lea! Gue bilang bukan gitu!”

Semua langsung heboh. Teresa ngakak, Jevan pasang muka curiga, Devon cengengesan. Arka sendiri cuma diem dengan menahan senyum, tapi tatapannya jelas ke Olivia.

“Sumpah gak gitu. Gue nonton semuanya kok. Semua video promosi, nggak cuma dia. Tadi aja gue nonton punyanya Lea juga. Iya kan Le?”

Olivia langsung nodong Lea dengan tatapan 'lo harus back up gue sekarang juga'. Lea nyengir, akhirnya ngangguk. “Eh... iya, bener. Gue tadi sempet liat Liv nonton punya gue juga kok.”

Tapi tetep aja, situasi udah terlanjur awkward. Arkana masih diem, senyumnya tipis banget.

Olivia ngerasa panas sendiri. “Udah lah, gue cabut duluan ya.” Dia buru-buru berdiri, nyeret tas, lalu jalan cepat ninggalin mereka.

“Eh Liv, kita kan mau makan bareng!” Lea sempet teriak.

“Nanti aja, Le. Lain kali.” Olivia melambaikan tangan sekilas, tapi langkahnya nggak melambat.

......................

Di jalan menuju asrama, Olivia ngerasa campur aduk. Malu, kesel, deg-degan. “Kenapa sih harus kegep nonton video dia? Kenapa mulut Lea segede toa mesjid?” Olivia ngomel sendiri.

HP-nya bergetar. Notifikasi grup masuk lagi.

Nayla: woy Liv, katanya lo nonton video Arka terus?

Stefan: hahaha gila, cepet amat gosip nyebar

Olivia ngetik dengan emosi.

Olivia: ANJIR lo semua. gue nonton dia gara-gara lo ya Van!

Stefan: yaudah-yaudah, jangan marah. tapi bener kan, mirip banget jawaban lo sama Arka. itu nggak bisa dibilang kebetulan sih

Nayla: setuju. feeling gue, ini bukan kebetulan

Olivia ngehembus napas panjang. Dia bener-bener nggak ngerti lagi. Apa Arka sengaja? Apa itu cuma kebetulan? Atau… ada sesuatu yang lebih?

Yang jelas, malam itu Olivia nggak bisa tidur nyenyak.

1
Sara la pulga
Gemesinnya minta ampun!
Nụ cười nhạt nhòa
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
°·`.Elliot.'·°
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!