NovelToon NovelToon
Pelangi Di Hati Ku

Pelangi Di Hati Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Keluarga
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: qsk sri

Menikah dengan pria yang dicintai merupakan impian setiap wanita. Begitu pun dengan ku,bisa menikahi pria yang tak hanya kucinta,tetapi juga rupawan dan tentu baik hatinya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ku. Ditambah mertua dan ipar dan keluarga suami begitu menyayangi ku.Tapi kebahagiaan itu tak bertahan lama. Hal itu berawal di saat aku memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi yang gak sengaja aku temukan di pabrik tempat aku bekerja. Suami,mertua,ipar dan semua keluarga nya menentang,yang katanya asal usul bayi itu tidak jelas.
"Kamu itu gimana sih,kok bisa-bisanya adopsi bayi itu tanpa persetujuan kami ? Gimana kalau bayi itu hasil dari hubungan gelap ? Asal usul nya gak jelas,bisa saja kan bayi itu hasil hubungan gelap,karena tak diinginkan makanya dibuang ,lah kamu malah pungut tuh bayi haram !" Ujar ibu mertuaku dengan kesal.

Sebagian cerita ini aku ambil dari kisah nyata dari beberapa narasumber di sekitar ku juga sebagian ada kisah ku juga.Jangan lupa like dan komen ya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Pagi menyambut,seperti biasa kerempongan mengurus rumah,anak ,suami dan segala perintilannya membuat ku terkadang ingin menjerit sampai lapisan langit ketujuh. Apalagi Mas Danu yang sama sekali masa bodo meski aku sangat kerepotan mengurus segalanya. Tapi meski begitu akupun sadar diri,dia begitu juga karena kesepakatan di awal.

Pernah satu dua kali aku mencoba merayu nya pelan-pelan supaya Mas Danu mau sebentar saja menjaga Arvan,ketika aku sedang sibuk dengan kerjaan rumah. Saat itu Arvan masih bayi. Aku bilang gini,"Mas,bisa gak sebelum Mas berangkat kerja atau misalnya kamu pulang kerja ,jagain Arvan sebentar saja,biar aku bisa nyiapin sarapan dan masak buat makan malam dengan tenang. Dan jawaban Mas Danu sungguh menyentil hatiku," Kamu ini gimana sih,aku kan mau kerja,kalau sebelum kerja jagain Arvan kapan waktu aku ngopi ? Terus lagi pulang kerja disuruh jagain juga kan capek. Abis capek kerja malah disuruh capek lagi jagain Arvan. Lagipula apa kamu lupa,aku kan udah katakan,gak mau ikut campur ngurusin Arvan. Masa lupa ?"

Sejak saat itu aku tak pernah lagi meminta bantuan Mas Danu. Apapun aku lakukan sendiri meski nyuci sambil bawa Arvan ke kamar mandi. Ketika itu Arvan ku tidurkan di dalam tempat mandi bayi yang sudah aku kasih alas selimut dan juga bantal. Ketika masak pun Arvan selalu ada di gendongan ku. Kadang cipratan minyak seringkali mengenainya,tapi Arvan bayi tak pernah nangis,hanya sedikit terkejut saja. Meski begitu aku tak tinggal diam. Selalu sedia salep untuk luka bakar,aku oleskan dibagian yang terkena cipratan minyak.

Tak hanya itu,untuk buang air besar pun ku bawa Arvan ke toilet. Tapi kini setelah Arvan sudah bisa berjalan dan berlari-lari segala kerempongan dulu tak lagi kurasa. Tapi tetap saja,yang namanya mengurus rumah pasti tak pernah ada habisnya. Meski lelah tapi kujalani itu dengan ikhlas.

"Mas sarapan nya sudah siap " Ucap ku menghampiri Mas Danu yang tengah ngopi di teras.

"Sepertinya aku sarapan di luar saja,aku lupa jam delapan ada rapat sama teman-teman di kantor,katanya mau sekalian sarapan gitu. Gak apa-apa ya..." Ucap Mas Danu

"Iya Mas, gak apa-apa " Jawab ku lirih

"Astaga...sudah capek-capek bikin sarapan malah gak sarapan di rumah,tau gitu aku gak masak banyak tadi " Batinku kesal.

"Ya sudah kalau begitu aku berangkat dulu. Oh iya,kata bapak siang bapak pulang,kamu jemput bapak di terminal ya!" Ucap Mas Danu

"Arvan kamu titip saja ke ibu kamu " Tambah Mas Danu

"Iya Mas " Jawab ku sambil tersenyum yang sebenarnya sangat terpaksa.

Huuuuuffffhhhhh....

Gini amat nasib aku. Ku tolehkan kepala ku pada Arvan yang nampak mengintip di jendela. Bocah malang itu menatap kepergian Mas Danu dengan tatapan nelangsa. Semoga Allah lembutkan hatinya Mas Danu untuk Arvan. Aku selalu mendoakan itu disetiap sujudku.

Aku beranjak ke dalam,namun baru saja aku melewati pintu , tubuh ku terhuyung. Ibu mertua menarik ku dan berlalu begitu saja ke arah dapur. Aku melirik Arvan.

"Sayang,kamu masuk kamar ya ! Tunggu mama di kamar,nanti kita ke rumah nenek " Bisik ku

"Nyenye...." ucap Arvan.

Mataku berkaca-kaca disertai gejolak dihati yang merasa bahagia. Akhirnya Arvan sudah bisa mengucapkan kata lain selain mama. Ya,...aku yakin Arvan ku hanya terlambat bicara ,bukan gagu seperti yang selalu diucapkan ibu mertua ku.

"Anak pintar,mama bangga sama kamu sayang" Ku peluk dan ku ciumi wajah mungilnya,Arvan terkekeh kecil karena ulah ku.

"Sana,kamu ke kamar ya !" Ucap ku membimbing nya masuk ke dalam kamar.

Setelah itu ku hampiri ibu mertua di dapur. Seperti biasa ibu mertua akan numpang makan. Dan benar saja,saat aku sampai di dapur , beliau tengah menikmati makanan yang tersedia di meja makan.

"Pake disusulin segala ! Takut nya makanan nya ibu habisin ?" Tuduh nya sambil mendelik. Mulut nya penuh dengan makanan saat ini mertua berbicara.

"Enggak Bu,aku juga belum sarapan. Jadi kita sarapan bareng " Ucap ku beralasan.

"Kamu tuh harus pandai-pandai menghemat jangan boros begini,minimal beli ikan atau daging ayam tuh seminggu sekali. Lah ini hampir tiap hari ,belum lagi sayuran yang lain nya,harga telur ,tahu,tempe juga gak murah sekarang "

"Kasihan Danu kalau kamu boros terus. Dia sudah capek-capek kerja uang nya malah kamu belanjakan terus " Cerocos ibu mertua ,aku putar bola mata malas.

Lucu sekali ibu mertua ku ini. Bukan nya dia yang nyuruh aku masak lengkap begini,biar nutrisi nya lengkap ,katanya. Tapi masih saja dikomplain,katanya boros segala. Maunya apa sih,...

Lagipula mau boros pun itu urusan ku,toh yang aku belanjakan buat beli bahan masakan itu semua uang aku,uang dari Mas Danu mana cukup untuk beli ini semua. Perlu digaris bawahi,setiap bulan Mas Danu hanya memberi ku uang belanja sebesar tiga ratus ribu,itu tidak termasuk uang nafkah. Uang belanja dan uang nafkah itu beda,jika uang belanja suami ikut menikmati juga sementara uang nafkah yaitu uang yang bisa ku gunakan untuk keperluan ku seperti bedak dan skincare,pakaian dan lain nya. Tapi apa yang bisa aku harapkan dari uang yang hanya tiga ratus ribu. Sekarang apa-apa serba mahal. Belum beli beras,bayar tagihan listrik,tagihan air ,belum lagi cicilan motor yang saat ini Mas Danu pakai. Siapa yang bayarin cicilan itu ? Ya aku. Dari uang aku sendiri,tapi sepertinya Mas Danu masa bodo , dia sama sekali tidak pernah bertanya setiap aku selesai bayar cicilan motor nya.

Selesai makan,ibu mertua pergi begitu saja tanpa berkeinginan membereskan bekas makan nya. Aku menghela nafas pelan lalu mulai membereskan nya. Setelah itu ku hampiri Arvan di kamar. Rupanya bocah itu malah tertidur. Bagus lah,aku jadi bisa sat set sarapan.

Setelah beberapa saat Arvan terbangun dan aku segera memandikan nya.

"Sudah siap ? Yuk,kita ke rumah nenek !" Aku menuntun Arvan ke luar rumah.

"Mau kemana ? Suami kerja malah kelayapan !" Dengus Mbak Tami

"Aku mau ke terminal mbak ,jemput bapak. Kata Mas Danu bapak pulang siang ini,ini juga aku di minta sama Mas Danu buat jemput " Jawab ku

"Oh , kirain mau kelayapan " Cibir nya

Aku hanya menghela nafas,lalu kembali berjalan.

"Gak sopan ! Main pergi saja gak pamitan dulu,ucap salam kek minimal " Gerutu Mbak Tami yang masih bisa ku dengar.

Sudahlah,gak perlu ditanggapin,bisa panjang urusan nya nanti. Pikir ku. Aku menyetop angkot untuk pergi ke rumah orang tua ku. Dan nanti nya aku akan meminjam motor ayah ku buat jemput bapak mertua ke terminal. Jarak dari rumah ku ke rumah orangtua ku cukup jauh ,butuh setengah jam untuk sampai bahkan bisa lebih dengan menggunakan angkutan umum,jika pakai motor mungkin gak sampai setengah jam pun sampai.

Saat itu , kebetulan angkot yang aku tumpangi berhenti di depan kantor balai desa. Aku reflek menoleh ke arah kantor balai desa. Kening ku mengernyit sedang mataku menyipit ketika melihat Mas Danu tengah mengobrol dengan seorang wanita. Dari seragam nya,wanita itu seorang kader tapi aku tidak bisa melihat wajahnya karena posisi nya wanita itu tengah membelakangi.

"Mungkin kader baru,kalau kader lama pasti aku hafal meski cuman lihat seluet nya sekilas " Gumam ku dalam hati

"Tapi,..kenapa perasaan ku jadi gak enak ..."

Bersambung....

1
Sekti Ibue'BilFa
gak sabar liat kekacauan pernikahan si cecunguk
Sekti Ibue'BilFa
lanjut, kalo perlu kacaukan acara pernikahan nya danu
Asri: Hahahah....bakal ada kejutan buat danu nanti 😁
total 1 replies
Sekti Ibue'BilFa
siapakah itu?
Sekti Ibue'BilFa
semoga segera ketahuan itu ulat bulu
Asri: Amiin....makasih doa nya kak 🤭
total 1 replies
Sekti Ibue'BilFa
sabar ya mila
Asri
yang ini gak ada horor nya kak,🙏🏼 tapi mungkin nanti ada lah dikit ,itupun gak diawal cerita 🙏🏼
Sekti Ibue'BilFa
netas baru thorrrr,ada cerita horornya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!