Vito Bramana seorang lelaki tampan berusia 28 tahun,seorang abdi negara. Vito telah lama mengabdi pada negara dan itu adalah cita cita nya. Nindy Nugraha Seorang gadis cantik bertubuh mungil,dengan mata sipit,hidung mancung,dan bibir mungil. Nindy adalah seorang relawan,butuh perjuangan untuk bisa menjadi seorang relawan. Hingga pada akhirnya tugas mempertemukan Vito dan Nindy dan perjalanan mereka dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil tes
Setelah melakukan tes darah tersebut kini mereka semua sedang beristirahat. Nindy dan vero kini sedang mengikuti ujian untuk tes mendapatkan beasiswa tersebut. Nindy sangat fokus dengan ujiannya. Sesekali ia juga mendesah lirih karena terdapat soal yang agak sulit.
"Aduh ini no 10 kok susah banget sih" gerutu Vero
"Diem Vero lu berisik ih" sahut Nindy kesal
Memang sejak tadi Vero selalu saja berisik. Mulutnya tidak berhenti mengoceh
" Ya maaf kan gue bingung ini soalnya kok susah banget" timpal Vero
"Iya kalo susah dicari tahu dipelajari gitu bukannya malah ngoceh ga jelas emang dengan ngoceh lu bakal dapat jawaban" ucap Nindy yang kini membuat Vero terdiam
"Iya juga ya hehe" sahut Vero cengengesan
\~
"Jadi dia pergi ke Papua pa,ma"? Tanya Heni
"Iya dia pergi ke Papua katanya ada tugas relawan disana" jawab Diana sendu
"Bagus deh kalo gitu kan gue ga perlu iri lagi soal kasih sayang dan juga gue ga akan dibanding-bandingkan lagi sama dia" ucap Heni dalam hati
"Ma maafin heni ya ini semua karena Heni Nindy jadi pergi" ucap Heni memainkan drama nya
"Sudah lah hen ini bukan salah kamu. Biarkan saja ia mencoba kehidupan diluar sana itu tidak akan lama mau hidup pakai apa dia sedangkan semua ATM nya saja sudah dikembalikan" timpal Nugraha
"Tapi kasian dia diluar sana pa,gimana klo dia kedinginan terus kalo dia kelaparan gimana" ucap Hani pura-pura sedih padahal dalam hati nya ia bersorak
"Sudah dia pasti mempunyai akal untuk bertahan hidup diluar sana" jawab Nugraha
Sebenernya Nugraha juga kepikiran dengan putrinya. Ia khawatir tentang Nindy bagaimana jika memang ia tidak mempunyai tempat tinggal? Bagaimana ia makan? Semua itu sudah ada dibenak Nugraha.
Diana pun sudah pergi ke kamar nya karena tak sanggup mendengar obrolan suami dan anak pertamanya. Ia sangat merindukan Nindy putri kecil nya. Putri yang selalu membuat ia bahagia. Sejak kepergian Nindy Diana sudah tidak ada semangat seperti biasanya. Bahkan kadang ia juga jatuh sakit karena terus memikirkan putrinya.
\~
"Ah! Akhirnya selesai juga" ucap Vero sambil merentangkan tangannya
"Hei ini belum selesai masih ada beberapa tes lagi" sahut Nindy
"Ah kamu benar nin astaga otakku rasanya sudah tak kuat menampung semuanya" keluh vero
"Hahahaha kamu yang sabar ya Vero maaf ya karena aku kamu jadi juga ikutan ngambil beasiswa ini" ucap Nindy tak enak hati
"Apa sih lo udah deh gue tu juga kepengen kali jadi dokter" sahut vero
"Makasih ya Vero Lo selalu ada buat gue, Lo selalu jadi pendengar yang baik buat gue. Gue beruntung banget bisa punya teman kayak Lo" ucap Nindy tulus
"Gue juga beruntung punya teman kayak lo cantik gemoy lagi" ucap Vero sambil mencubit pipi chubby Nindy
"Aduh sakit tau!" Ucap Nindy kesal
"Ha-ha-ha udah gue bilang jangan marah itu tidak terlihat seram malah terlihat menggemaskan" ucap Vero sambil tertawa
"Ehm permisi" ucap seseorang dengan suara beratnya
Nindy dan vero spontan menoleh dan melihat Rafael yang sudah berdiri disana. Entah sejak kapan yang jelas Nindy dan vero tidak sadar.
"Eh dokter sejak kapan disitu?" Tanya Nindy
"Sejak kalian selesai ujian" jawab Rafael
"Kenapa ga masuk aja tadi? Kenapa malah berdiri disitu? Berasa jadi ditagih hutang sama deep kolektor" ucap Nindy
"Hahaha maaf saya tadi tidak ingin menganggu kalian" ucap Rafael
"Ah tidak apa-apa kok. Oh ya ada keperluan apa ya dok?" Tanya Nindy
"Saya mau mengajak kalian untuk melihat hasil tes nya bukankah lebih baik kita mencari tahu sama-sama" ucap Rafael
"Ah! Baiklah ayok dok sebentar kira beres-beres dulu" ucap Nindy
Nindy dan vero langsung membereskan semuanya. Lalu mereka mulai melangkah menuju post kesehatan. Disana sudah ada tim relawan yang lain.
"Nah jadi hari ini kita melihat hasil tes darah para warga dan anak-anak disini kita juga harus mengetahui seberapa bahaya nya virus tersebut agar kita bisa bertindak dengan cepat" ucap rafael saat semuanya sudah berkumpul
"Mungkin kalian tidak mengerti dengan dunia kedokteran seperti ini karena memang kalian disini bertugas sebagai relawan. Tapi disini saya tetap akan melibatkan kalian ini semua bisa kalian jadikan pelajaran" ucap rafael
"Baik dok terimakasih karena selalu melibatkan kami dalam hal seperti ini kami sangat merasa dihargai" ucap Ranti
"Oke baik kita mulai sekarang saja ya" ucap Rafael
Mereka semua kini sedang menatap pergerakan Rafael. Rafael mengambil alat yang bernama HEMATOLOGY ANALYZER. Alat tersebut digunakan untuk mengukur dan memeriksa sel darah dengan lengkap secara otomatis berdasar impendasi berkas cahaya atau aliran listrik. Alat ini dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit yang mungkin diderita pasien.
Setelah melakukan pemeriksaaan terhadap sampel darah akhirnya mereka mendapatkan hasil tes tersebut.
"Menurut hasil akhirnya virus yang menyerang warga saat ini adalah virus Ebola" ucap Rafael
"Apa itu virus Ebola dok? Apakah sangat berbahaya?" Tanya Vero
"Virus Ebola berasal dari nama sungai Ebola di Kongo, tempat virus ini pertama menyebabkan wabah pada tahun 1976. Angka kematian akibat infeksi virus Ebola mencapai 50-90% dengan gejala penyakit yang berkembang sangat cepat. Gejala penyakit yang ditimbulkan dari virus ebola adalah dengan nyeri dibagian kepala dan radang tenggorokan yang dengan cepat berkembang menjadi pendarahan didalam maupun luar tubuh,Serta kegagalan multi organ tubuh" jelas Rafael
"Lalu apa yang menyebabkan virus ini muncul?" Tanya Nindy
"Virus ini ditularkan melalui kontak dengan jaringan darah atau cairan tubuh lainnya dari manusia atau hewan yang terinfeksi" jawab rafael
"Jadi kemungkinan terbesar nya adalah virus ini dibawa oleh hewan peliharaan salah satu warga yang sudah terinfeksi. Dari air liur hewan tersebut lah virus ini tersebar hingga sampai ke anak-anak" papar Rafael
"Astaghfirullah kasian sekali mereka jadi kita harus bagaimana sekarang dok" tanya Ranti
"Saat ini belum ditemukan obat yang kuat untuk menyembuhkan diri dari virus Ebola. Biasanya orang yang terkena virus ini akan dirawat secara intensif dirumah sakit dengan ruangan yang berbeda seperti isolasi. Kita juga bisa melakukan terapi oksigen guna untuk mempertahankan kadar oksigen dalam tubuh agar tetap normal" jawab Rafael
"Selain itu kita juga bisa Melakukan terapi cairan infus dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit. Kita juga bisa melakukan transfusi darah jika ada pasien yang mengalami pendarahan yang hebat dengan catatan si pendonor dalam kondisi tubuh yang sehat" ucap Rafael.
"Apakah kita perlu membawa para warga kerumah sakit dok?" Tanya Nindy
"Seperti nya begitu kita juga butuh alat yang memadai untuk melakukan perawatan secara intensif terhadap pasien. Nanti saya akan konfirmasi terlebih dahulu kepada komandan Vito" jawab Rafael.
"Apa tidak ada cara pencegahan dahulu untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan warga" ucap Nindy
Jujur saja ia tidak tega melihat para warga merasakan kesakitan. Terlebih anak-anak yang selalu menangis.
"Untuk pencegahan sekarang adalah berikan obat yang sesuai terhadap pasien,berikan juga makan buah yang segar, sterilisasi kan semua alat atau apapun yang ada disekitar kita. Terutama kalian juga harus menggunakan APD yang lengkap agar tidak tertular virus tersebut" jawab Rafael
"Baik dok terimakasih penjelasan nya" ucap Nindy
Ia cukup lega karena sudah mengetahui jenis virus yang sudah menyerang para warga. Ia saat ini harus semangat agar para warga juga memiliki rasa semangat dalam dirinya.
"Ayo semangat Nindy Kim taehyung menunggumu" ucap nindy dalam hati yang membuat ia senyum-senyum sendiri.