Amora Jane,,,, adalah gadis berusia 19 tahun yang rela menikah kontrak dengan pria yang koma yang berusia 24 tahun.
Amora terpaksa meninggalkan bayinya karena itu salah satu syarat dari pernikahan kontrak mereka.
Beberapa tahun berlalu, akankah Amora bertemu kembali dengan bayinya,,,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adirbas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal
Seorang gadis berusia sembilan belas tahun turun dari mobil ambulans dengan bajunya dipenuhi lumuran darah.
Dia adalah Amora Jane yang turun dari mobil ambulans sambil mengantar lima anggota keluarganya yang mengalami kecelakaan.
Dia berlari di belakang para anggota keluarga dengan air matanya yang menetes deras tanpa mengeluarkan sedikit suara dari mulutnya.
"Nona silakan urus administrasinya di sana agar kami bisa langsung mengoperasi anggota keluarga yang terluka,,," tunjuk Seorang perawat yang mendorong anggota keluarganya masuk ke dalam ruang ICU.
Tidak ada balasan yang keluar dari mulutnya. Namun, dia berjalan ke arah meja yang di tunjuk perawat.
"Nona,,,, berapa orang yang sakit,,,,?" tanya perawat dengan ramah.
"Lima orang,,,," jawabnya singkat.
"Apakah mereka anggota keluarga mu semua, nona,,,?".
"Benar,,,".
"Baiklah kalau begitu tolong isi formulir ini,,,," ucap perawat sambil menyerahkan beberapa formulir untuk diisi.
"Apakah anda memiliki uang, nona,,,?" tanya perawat.
"Aku hanya memiliki sedikit uang di dalam kartu ini, tolong tarik saja semuanya,,," pintanya sambil menyerahkan sebuah kartu kepada perawat. Sedangkan dia mengisi formulir secepat mungkin yang dia bisa.
"Maaf nona uang anda tidak cukup untuk mengoperasi dan memberikan penanganan lebih untuk kelima anggota keluarga anda. Sepertinya mereka terluka sangat parah,,,," ucap perawat saat melihat saldo yang ada di dalam kartu.
"Aku mohon hanya untuk hari ini saja, tolong siapkan segala keperluan dalam penyembuhan kelima anggota keluargaku,,," sedih Amora.
"Maafkan aku karena telah membuat mu sedih nona. Sebaiknya kita tunggu dokter keluar saja, mungkin penilaian ku salah. Aku hanya ingin menyampaikan bahwa biasanya bila uangmu segini itu tidak cukup untuk mengobati lima orang,,,," ucap lembut perawat sambil memeluk Amora yang telah bersimpuh di lantai.
"Hiks,,,,hiks,,,,hiks,,,," suara tangisan akhirnya keluar dari mulut Amora saat dia mendapatkan pelukan penguat dari seseorang.
"Bersabarlah nona,,,," ucap perawat sambil mengelus-elus pundak Amora untuk menguatkan dirinya.
"Jika keluarga ku telah berhasil di operasi, bisakah anda menempatkan mereka di satu ruangan yang sama agar aku enak merawat mereka. Tolong hitung saja semuanya,,,," pinta Amora ketika mulai tenang.
"Baiklah nona,,," ucap perawat, lalu dia kembali bertugas.
Amora setia menunggu anggota keluarganya di depan ruang operasi. Dia menunggu lumayan cukup lama, hingga tujuh jam kemudian satu persatu anggota keluarganya keluar dari ruang operasi.
"Dokter,,,," panggil Amora.
Lima dokter berjalan ke arah Amora ketika di panggil olehnya.
"Mereka telah melewati krisis, kita hanya perlu menunggu perkembangan mereka selama dua puluh empat jam pertama. Jika keadaan mereka memburuk, maka kita harus melakukan penanganan lebih lagi,,,," ucap seorang dokter di antara kelimanya.
"Dua di antaranya memiliki luka yang sangat serius di bagian wajah. Jadi, jika mereka berhasil melewati krisis, mereka harus melakukan operasi plastik untuk melanjutkan hidup mereka,,,," ucap dokter lain.
"Jika pria yang ku tangani dia mungkin akan lumpuh total karena kebanyakan dari organ utamanya telah patah,,," ucap dokter lain.
Satu persatu hantaman itu berhasil membuat Amora merasa sakit di jantungnya, dia terduduk lemas ke lantai.
"Apakah kau baik-baik saja,,," kompak kelima dokter.
"Aku baik-baik saja. Dokter, bisakah mereka berlima di tempatkan di ruangan yang sama agar aku bisa melihat mereka,,," pinta Amora sambil mengatupkan kedua telapak tangannya tanda dia sangat memohon.
"Apa tidak ada anggota keluarga yang lain,,,,?" tanya dokter.
"Tidak ada, dokter,,," jawab Amora.
"Baiklah, kami akan mengusahakan nya,,," ucap salah satu dokter.
"Terima kasih,,," ucap Amora sambil membungkukkan badannya ke arah kelima dokter.
"Sama-sama,,," jawab kompak mereka.
"Nona Amora Jane,,," panggil seorang perawat.
"Iya,,," jawab Amora dengan mata sembabnya melihat ke arah perawat yang memanggilnya.
"Tolong ikuti saya agar anda tahu dimana kelima anggota keluarga anda,,,," ucap perawat.
"Baik,,," jawab Amora.
Amora mengikuti dari belakang perawat yang ingin menunjukkan ruangan anggota keluarganya. Namun, di perjalanan dia melihat ada anggota keluarga yang menangis kencang sambil menunggu di ruangan operasi yang tak jauh darinya.
"Siapa mereka,,,?" gumam Amora saat melihat banyak orang yang berdiri disana.
"Apa ada kecelakaan lain,,,,?" sambung Amora.
"Tidak ada nona, mereka telah berada di sini selama dua tahun ini,,," jawab perawat.
"Kenapa begitu,,,?" tanya Amora.
"Karena satu anggota keluarga mereka telah koma cukup lama,,,Eh,,, tolong maafkan aku nona. Seharusnya aku tak mengatakan hal ini pada mu,,," sadar perawat karena dia telah memberitahu sedikit rahasia rumah sakit.
"Tidak apa-apa, aku tak akan memberitahukan kepada siapapun,,," jawab Amora.
"Ini ruangan keluarga anda. Tapi, anda belum di izinkan masuk. Anda hanya bisa melihat mereka dari sini, nona,,," ucap perawat sambil menunjuk ke arah anggota keluarganya yang berada di balik kaca dengan di penuhi perban dan selang-selang di tubuh mereka.
"Aku mengerti,,,," jawab Amora sambil meletakkan telapak tangannya di kaca. Perawat itu meninggalkan Amora di sana.
"Seharusnya kalian mendengarkan ucapan ku atau setidaknya bawa aku juga bersama kalian,,," batin Amora sambil meletakan keningnya di kaca.
"Andai saja kalian tak memaksa naik ke puncak. Mungkin hal seperti ini tak terjadi,,," sambung batin Amora.
Flashback On.
Pagi hari yaitu enam jam sebelum kecelakaan terjadi. Amora, ayahnya Amora dan juga ke empat saudara-saudari Amora sedang makan bersama di meja makan.
Setelah selesai makan mereka berunding ingin jalan-jalan ke mana.
"Ayah,,,aku ingin ke London,,,"
"Aku ingin ke Kanada,,,"
"Bagaimana jika kita ke Gunung Everest saja,,,"
"Kita tidak cukup uang sayang, bagaimana jika kita ke puncak yang dekat di sini saja. Bagaimana menurut mu Amora sayang,,,,," saran ayahnya Amora.
"Hari ini aku tak enak badan, besok saja ya ayah,,," pinta Amora.
"Aku ingin ke puncak, hanya aku yang belum ke puncak itu,,," rengek adik angkat perempuan Amora yang berusia enam belas tahun.
"Kau pergi dengan ayah saja, terserah kakak mu mau ikut atu tidak,,," hibur ayahnya Amora.
"Benarkah,,,?"
"Tentu saja. Jadi, Ayah dan juga Eany akan pergi ke puncak. Kalian mau ikut atau tidak terserah kalian. Cepat siap-siapkan pakaian mu Eany,,," pinta ayahnya.
"Baik,,," kompak semuanya.
"Eh,,,?" bingung ayah
"Ini liburan keluarga. Jadi, kita semua akan menemani adikku yang tercinta ini. Kak Amora kau menyusul saja besok,,,," ucap saudari kembar Amora.
Amora tak menjawabnya karena dia telah tertidur karena kepalanya benar-benar sakit.
Mereka semua bersiap-siap dan hanya meninggalkan sepucuk surat di saku baju Amora. Amora mendapatkan kabar kecelakaan mereka karena dia di telepon oleh petugas damkar.
Flashback off.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...