NovelToon NovelToon
RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: AUTHORSESAD

RINJANI (Cinta sejati yang menemukannya)

jani seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dirinya berubah menjadi sosok pendiam. berbanding terbalik dari sikap aslinya yang ceria dan penuh tawa.

hingga jani bertemu dengan seorang pria yang merubah hidupnya, jani di perkenalkan dengan dunia yang sama sekali belum pernah jani ketahui,jani juga menjalin sebuah hubungan yang sangat toxic dengan pria itu.

Dapatkah Jani terlepas dari hubungan toxic yang dia jalani? atau Jani akan selamanya terjebak dalam hubungan toxic nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AUTHORSESAD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENUNJUKAN SIFATNYA.

 ◦•●◉✿𝐾𝐴𝑀𝐴𝑅 𝑯𝑶𝑻𝑬𝑳 𝑴𝑬𝑾𝑨𝑯 𝟎𝟔:𝟐𝟖✿◉●•◦

Di atas KING BED dua orang remaja masih asik bersembunyi di balik selimut putihnya, tangan si pria yang memeluk pinggang ramping wanita nya, sedangkan wajah cewek itu berada di dada bidang si pria.

Hingga dering alarm dari salah satu ponsel dari mereka berbunyi kembali, ini sudah ke empat kalinya mereka mengabaikan alarm yang berbunyi dari jam empat subuh kemarin, hingga si pria yang merasa terkejut dengan suara alarm itu membuka matanya.Tangan pria itu mengusap matanya dan sedikit menggeliat meregangkan otot-otot nya yang terasa kaku, tidur semalaman dengan tangan terus memeluk wanitanya membuat tangannya terasa pegal.

Hal pertama yang dia lihat adalah wajah lelah wanitanya yang semalam sudah bekerja keras membuat dirinya senang dan puas, tangan pria itu memindahkan kepala si wanita dengan sangat hati-hati, takut jika pergerakannya akan membuat wanitanya kebangun.

Pria itu, duduk di tepi ranjang dan menyugar rambutnya ke belakang, tangannya mengambil ponsel miliknya yang sudah berhenti berbunyi, tatapannya melihat pada layar ponsel yang menunjukan jam pada layar unlock

"Udah bangun" Suara manja dari wanita yang semalam di peluknya membuat si pria menoleh.

Suaranya manja dan sedikit serak, karena semalam si pria tak henti menghujam milik si wanita dengan brutal, bahkan saat si wanita sudah terkulai lemas, si pria masih saja terus menumbuk wanitanya ini.

"Ada kuliah" Tangan pria itu mengusap pipi si wanitanya.

"Lo nggak kuliah?" Pria itu berdiri dan mengambil satu persatu pakaiannya yang berserakan di lantai.

Mereka berdua memang sering seperti ini, meski hubungan mereka tidak jelas. Namun—kedua makhluk ini sering menghabiskan waktu mereka untuk sekedar memuaskan hasrat mereka.

"Gue–bolos aja kayaknya, masih ngantuk masih pusing juga" wanita itu membenarkan selimutnya.

"Minum banyak?" Pria itu berjalan ke arah kamar mandi.

"Cuma tiga botol WHISKEY " Jawabnya santai.

Si pria hanya tersenyum kecil, dirinya langsung berlalu menuju kamar mandi. Meski dirinya masih sedikit mengantuk namun hari ini dirinya harus pergi ke kampus. Berbeda dengan si wanita yang masih bergumul dengan selimutnya.

Tangan wanita itu terulur mengambil ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja kecil.Mata cantiknya melihat pada layar hapenya, di mana sudah banyak notifikasi yang masuk dari kedua orang tuanya.

Wanita itu melamun sejenak dan menghembuskan nafas kasarnya, sedangkan si pria yang bar keluar dari kamar mandi sudah segar dan rapi karena baru saja mandi. Pria itu berjalan ke depan sebuah cermin dan memeriksa wajahnya. Takut jika apa yang dia lakukan akan meninggalkan jejak.

"Lo pulangnya gimana?" Pria itu duduk di tepi ranjang sambil memakai sepatunya.

"Nanti gue minta supir gue jemput" Tangan wanita itu melingkar di perut si pria.

"Gue udah pesenin makan, pulang habis makan aja"

"Boleh tanya sesuatu?" Wanita itu melepaskan tangannya dari perut si pria.

Kini dirinya menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang, tatapannya terkunci pada punggung si pria yang masih sibuk memasang sepatunya. Merasa tak mendapatkan jawaban wanita itu sedikit kesal.

"Gue tanya anjirr...... " Dengus si wanita.

"Ya tanya aja, ribet banget sih lo" Suara si pria kini berubah sedikit dingin dan meninggi satu oktaf.

Dia sangat tidak suka jika ada yang membentak dirinya, apalagi jika itu adalah sosok yang tidak begitu penting buat dia.

"Ya nggak usah Bentak-bentak juga dong!"

"Ya kalau lo mau tanya–ya tanya aja" Si pria kembali berdiri dan menatap pantulan wajahnya dari cermin.

"Lo sama aja kayak kakak lo" Wanita itu mendengus.

Tau jika wanita itu kesal si pria berjalan mendekat pada wanita yang sedang menekuk wajahnya itu, pria dengan pakaian casual nya itu mendekat dan duduk di sisi ranjang ai samping si wanita.

"Mau tanya apa?" Suara Si pria berubah lembut dengan tangannya yang membenarkan rambut wanita itu.

"Erlan, apa dia lagi suka sama cewek? udah lama gue suka dia dan berusaha deket sama dia, tapi–dia kayak nggak ada minat sama gue" Ucap Giselle dengan wajah sedikit kesal.

"Berarti–lo bukan cewek yang Erlan mau" Ezra berdiri dan mengambil tas ranselnya. "Gue berangkat, bentar lagi sarapan buat lo dateng".

Setelahnya Ezra pergi dari kamar mewah, tempat di mana semalam dirinya dan Giselle menghabiskan sisa malam dengan panas di sebuah hotel mewah.Ya kedua makhluk yang menyewa kamar hotel mewah itu adalah Ezra dan Giselle.

Apa urusan yang Ezra bilang adalah ini?

       *********

»»————> 𝑲𝒆𝒅𝒊𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑹𝒐𝒔𝒂𝒍𝒊𝒏𝒆 𝟎𝟔:𝟐𝟖<————««

Jani dan Erlan duduk di depan Rosaline, tangan Jani saling bertaut. Gugup–sungguh, Jani saat ini merasa takut dan gugup melihat sang ibu yang seperti hendak menerkam dirinya, berbeda dengan sosok pria yang ada di samping Jani, dia duduk tenang dengan tatapan dinginnya, bahkan terlalu tenang untuk seorang yang sedang berhadapan dengan salah satu ras terkuat di bumi ini.

" I–ini... " Belum selesai Jani ngomong suara ibunya sudah memotong ucapan Jani.

"Kamu bisa jelaskan?" Ucap Rosaline lembut dan tenang menatap pada Erlan, meski sebenarnya saat ini dirinya ingin sekali menjewer telinga Rinjani.

Jani menoleh gugup pada cowok di sampingnya ini, Please bohong dikit aja pleaseee. Suara batin Jani seakan memohon pada Erlan agar jangan ngomong kejadian yang sebenarnya.

"Semalam saya bawa Jani ke apartemen saya tante" Ucap Erlan tenang dan santai.

BYYUUUURRR ........

KLOTAK........

Lisa yang lagi minum menyembur tak percaya jika kakaknya bisa nekat seperti itu. Sedangkan Rosaline saking terkejut dan shock mendengar jawaban Erlan sampai menjatuhkan hapenya.

"A—ap.... " Rosaline sampai tak bisa berkata-kata, namun dengan cepat Rosaline menarik nafas dan mencoba tenang.

Kepalanya mendadak pening, bagaimana bisa putrinya yang biasa bersikap manis kini berubah menjadi gadis nakal.

"Kamu bawa Jani ke apartemen kamu?" Suara Rosaline lembut namun ada sedikit getaran di sana.

"Iya tante, semalem Jani mabuk"

JEDUARRR......!!!!!!!!

Bagus Erlan, bagus—hari ini lo bakal habis sama gue umpat Jani dalam hati, kenapa bisa ada cowok se bodoh ini. Ngomong jujur banget kayak yang takut dosa, habis lo Erlan.

Jani melipat bibirnya, tangannya sudah meremas hoodie yang dari semalam belum Jani ganti, kepalanya mendadak kembali pusing dan berat, dengan semua jawaban yang Erlan berikan pada ibunya. Sudah pasti—Jani bakal di cincang dan di buat sop oleh ibunya.

"B—bu, Jani bisa jelasin.Ini nggak..... " Lagi Rosaline memotong ucapan jani.

"Kamu nggak ngelakuin hal itu kan sama Jani?" tatapan Rosaline seperti seorang detektif yang sedang menginterogasi.

Bahkan Erlan sampai mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar pertanyaan dari Rosaline yang sedikit sensitif.

"Nggak tante" Ucap Erlan tegas, meski sebenarnya Erlan melakukan sedikit hal pada Jani.

Rosaline menarik nafasnya dan memejamkan matanya, berusaha untuk menenangkan pikirannya yang kacau.

"Nama kamu siapa?" Kembali Rosaline menginterogasi Erlan.

Seperti seorang ibu pada umumnya, tentu Rosaline takut jika anaknya bergaul dengan orang yang salah, apalagi Rosaline baru melihat pria ini.

"Saya Erlan tante"

"Makasih sudah antar Jani" Rosaline berusaha tersenyum.

"Sama-sama tante, itu sudah kewajiban saya"

"Jani—bukannya kamu ada kuliah? mandi dulu habis itu makan" Rosaline menatap Jani lembut "Nak Erlan juga sekalian makan ya" Rosaline tersenyum menatap Erlan yang masih bersikap datar.

Erlan hanya mengangguk sebagai tanda setuju. Rosaline bangkit dari duduknya hendak menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya dan juga Erlan.

Jani menoleh dan memberikan tatapan tajam pada Erlan seakan tatapan itu mengatakan 'habis lo sama gue' dan Erlan yang paham maksud Jani hanya tersenyum dengan alisnya yang terangkat satu.

    *********

‧͙⁺˚*・༓☾ ℎ𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑚𝑝𝑢𝑠 𝑤𝑖𝑑𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙𝑎☽༓・*˚⁺‧͙

Motor sport Ducati berwarna hitam sudah terparkir di parkiran kampus yang nampak sudah sangat ramai oleh para mahasiswa, Ezra cowok yang baru saja datang itu menyesap VAPE yang tergantung di lehernya, matanya menyusuri area parkir melihat motor matic hitam kepunyaan Jani yang belum ada.

"Apa masih di apart kakak?" Monolog Ezra sambil tangannya mengambil hape di saku celananya.

Namun belum sempat Ezra mengirimkan chat pada Jani, gadis yang Ezra tunggu akhirnya terlihat, nampak Jani yang berjalan dengan lemas dan mulutnya yang komat-kamit seperti sedang membaca mantra. Tapi—jika di lihat semakin dekat sebenarnya Jani sedang mengeluarkan kalimat-kalimat umpatan.

"Emang dasar cowok FREAKS, Bisa-bisanya dia ngomong gak ada filter" Jani mendengus kesal.

Dirinya masih kesal dengan Erlan yang berkata jujur pada ibunya, ya—memang bagus jika jujur. Tapi alangkah baiknya jika Erlan bisa bohong sedikit pada ibunya soal dirinya yang minum sampai mabuk. Pasti ibunya berpikir yang aneh tentang dirinya, padahal selama ini Jani selalu menunjukan sikap manis dan penurut pada ibunya, meski sebenarnya dirinya ingin lari dan pergi dari kehidupan yang memuakkan ini.

"Kenapa sih, gue harus di anter makhluk kayak dia" Jani mendengus

 "Sialan emang Erlan, gue sumpahin ban motor lo meletus terus lepas dari tempatnya, habis itu, lo juga kehabisan bensin dan pas mau ngisi bensin lo nggak bawa duit" Umpatan demi umpatan Jani tujukan pada Erlan.

Sampai-sampai Jani tidak sadar jika Ezra sudah berjalan di belakangnya, untung Jani mengumpat Erlan dengan suara pelan dan sedikit tertahan hingga membuat Ezra tidak dengar.

GREP......

Ezra memeluk Jani dari belakang, hingga membuat tubuh Jani sedikit terhuyung ke depan. Kaget? tentu. Karena sedari tadi Jani hanya fokus mengumpat kesal pada Erlan.

"Brengsek—" Spontan kalimat kasar yang keluar dari mulut Jani.

Jani kaget hingga dengan sendirinya mulut yang sedang mengumpat itu mengeluarkan kalimat kasarnya dengan mulus dan lancar. Ezra diam menatap tidak suka pada gadisnya itu.

"Ngomong apa tadi?" Ucap Ezra datar menatap Jani.

Jani menelan ludahnya kasar, saat melihat sosok pria yang kini sedang menatapnya datar. Jani tidak tau jika orang yang memeluknya adalah Ezra pria yang sudah menjadi kekasihnya dari semalam.

"Ngomong apa kamu?" Ezra mencengkram bahu Jani kuat.

"Sshhh..... sakit Ezra" Jani meringis menahan cengkraman tangan Ezra di bahunya.

"Lo ngatain gue brengsek?!" Ezra menatap jani semakin tajam.

"Gue kaget, lagian lo main peluk-peluk aja" Jani menepis tangan Ezra kasar.

Ezra memejamkan matanya sebentar, menetralisir rasa marahnya pada gadisnya ini, harga dirinya terasa tercoreng dengan ucapan Jani padanya. Pasalnya selam ini tidak ada yang berani berkata kasar padanya, bahkan saat ini Jani menepis tangan Ezra dengan kasar.

"Sini" Ezra menarik pergelangan tangan Jani kasar.

Ezra membawa Jani dengan langkah kakinya yang lebar, Jani yang tidak bisa menyamai langkah Ezra sampai sedikit tersandung.

"Ezra—lepasin, sakit" Jani berusaha melepaskan tangannya.

Langkah Jani terseok-seok dengan tangannya yang terus di tarik kasar oleh Ezra, hingga mereka sampai di sebuah ruangan yang lebih mirip seperti gudang. Ruangan yang jauh dari bangunan kampus jurusan mereka.

Ruangan yang tidak terlalu besar, sedikit gelap dengan hawa pengap mendominasi ruangan ini. Ezra menghempas tubuh Jani hingga Jani membentur dinding yang sudah sedikit retak.

"Lo apa-apaan sih!" Jani menatap Ezra marah.

Dia tidak Terima dengan perlakuan Ezra yang sangat kasar, berbeda dengan Ezra yang semalam mengajaknya ke clubbing.

"Lo kemasukan!" Jani berdiri di depan Ezra dengan matanya yang menatap Ezra marah.

"Diam" Ezra menjepit pipi Jani hingga bibir Jani mengerucut.

Tangan Jani memukul tangan Ezra, berharap Ezra akan melepaskan tangannya dari pipi Jani yang sudah terasa sakit.

"S—sa-kit Ezra" Suara Jani terba

"Sakit? kalau gitu bisa kan mulut lo ini ngomong yang bener" Ezra menghempas wajah Jani kasar.

"Lo pikir lo siapa, bisa ngomong kasar ke gue" Ezra menatap Jani dengan tangannya yang dia masukan ke dalam saku celana.

Jani menunduk, dirinya bingung dengan sikap Ezra yang berubah sangat berbeda.Jani berpikir apa mungkin semalam Ezra mabuk, hingga tidak sadar dengan ucapannya.

"Lo cewek gue, jadi—lo gak boleh ngomong kasar sama gue" Ezra mendekat pada Jani

Selangkah.....

Jani mundur dua langkah.....

"Kenapa?" Suara datar Ezra membuat Jani semakin tidak mengerti dengan sikap Ezra.

Ezra menarik nafasnya dalam dan mengusap wajahnya, kini Ezra tertunduk tangannya mengepal di samping.

"Maaf" Suara Ezra terdengar lemah dan lirih.

Bahkan terdengar isakan kecil dari suara Ezra, Jani sontak mendongak mendengar suara Ezra yang berubah. Jani bingung melihat Ezra yang berdiri dengan wajah tertunduk.

"Aku minta maaf jani" Kembali suara Ezra terdengar parau. "Aku nggak bermaksud buat kamu takut"

Jani terdiam, bingung, dan tidak tau harus bagaimana. Otaknya belum bisa mencerna dengan baik apa yang sedang terjadi dengan lelaki yang ada di hadapan ya. Sikapnya bisa berubah dengan cepat.

Jani bisa merasakan Ezra yang bersikap lembut dan manis tadi malam, dan saat ini dia melihat Ezra yang kasar dan—di menit berikutnya Jani melihat Ezra yang begitu lemah dan menyedihkan. Lelaki seperti apa dia.

"Jani—" Ezra mengangkat wajahnya dan berjalan mendekati jani.

Tatapan mereka saling mengunci, bahkan kini Jani tak lagi bisa menggerakkan kakinya untuk menghindari Ezra, rasanya kini kakinya sudah di paku kuat agar tetap berdiri di tempatnya.

"Aku nggak suka kamu ngomong kayak tadi" tangan Ezra mengusap pipi Jani lembut.

"Ngapain tadi ngomong kayak gitu?" Ezra mengikis jarak antara dirinya dan Jani.

"K–kamu ngagetin"

"Kamu kaget? kenapa ngomongnya gitu? nggak baik cewek ngomong kasar" Ezra menyelipkan anak rambut Jani ke telinga Jani.

"Maaf" Ucap Jani dengan mata yang menatap Ezra.

Bukan tatapan lembut atau marah, tatapan Jani lebih ke tatapan bingung dan tidak mengerti dengan sikap Ezra yang tiba-tiba.

Ezra mengangkat sudut bibirnya sedikit dan sangat tipis, seakan dirinya memenangkan sebuah perlombaan.

"Ya jangan ulangi" Ezra menarik tengkuk leher Jani.

Perlahan Ezra mulai mencium bibir Jani yang sangat menggoda dan seakan memanggilnya untuk segera menyesapnya.Merasa tak ada balasan dari Jani, Ezra menggigit bibir Jani hingga Jani membuka mulutnya, dengan lihai Ezra mulai mengabsen setiap isi di dalam mulut Jani.

Kedua kepala insan yang sedang bertukar Saliva itu bergerak ke kanan dan kekiri bahkan kini tubuh Jani sedikit terangkat dan kini Jani berpindah duduk di atas meja. Jani menepuk dada Ezra saat dirinya merasakan paru-paru nya membutuhkan oksigen.

Jani meraup rakus oksigen di sekitarnya saat Ezra melepaskan pagutan bibir mereka. Ezra menundukkan wajahnya dan melihat wajah Jani yang sedikit memerah pipinya.

"Cantik" Ezra menatap Jani lembut dengan ibu jarinya yang mengusap bibir indah Jani.

Jani diam membisu dengan semua yang terjadi, apakah hubungan dirinya dan Ezra sudah benar? apakah Jani bisa menghadapi sikap Ezra yang gampang berubah-ubah.

Mungkin—Ezra saat ini sedang menunjukan sifatnya yang sesungguhnya.

1
Citra Mandalika
kak jgn lama up next chapter, q baper sma sikap erlan 😖😖😖😖
Citra Mandalika
aakkkhh.... air mna air....
Citra Mandalika
nggak usah gengsi jani nanti nyesel loh, kalau erlan di bawa cewek-cewek
Citra Mandalika
lucu... knp smpai ke oyo sih jani
Citra Mandalika
gilak.....
Citra Mandalika
ngeselin deh ezra .... maunya gimana sih, nggak bisa nentuin sikap
Citra Mandalika
blm tau aja klo kakaknya Lisa itu cewek yg km suka Nidal
Citra Mandalika
amalan apa yg km pakai rinjani hingga, para ketua geng mtr jtuh hati sma km😖😖😖
Citra Mandalika
hilangin aja karakter ayahnya rinjani bisa kaki thor, sebel q sama orang tua kayak dia
Citra Mandalika
semangat author ku, jaga kesehatan dan jgn lupa sering upload ya..... semangat 💪
Citra Mandalika
aaakkkhhhh melting bgt 😖😖😖😖
Citra Mandalika
nggak bisa hajar, santet aja bran. 😂😂😂
Citra Mandalika
damar kyknya dewasa bgt, dan selalu jd penengah ya di geng motor ini
Citra Mandalika
kok omongan giselle kayak gimana gitu ya agak nggak suka sma giselle nich
Citra Mandalika
semudah itu km ucapkan kta maaf😭😭😭
Citra Mandalika
se santai itu kamu ezra, setelah apa yg km lakukan sm Rinjani??!!! 😡😡😡😡😡
Citra Mandalika
duh... hari ini bisa maraton nggak ya, sengaja nabung bab tapi nggak bisa nahan pengen baca semangat Thor
Mrs yoonmin: makasih.... dukungannya, 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Citra Mandalika
what?????
Citra Mandalika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Citra Mandalika
pikiran kamu Ezra haduh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!