NovelToon NovelToon
Perjodohan Berdarah Menantu Misterius

Perjodohan Berdarah Menantu Misterius

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Portgasdhaaa

Di dunia yang hanya mengenal terang dan gelap, Laras adalah satu-satunya cahaya yang lahir di tengah warna abu-abu.

Arka, seorang lelaki dengan masa lalu yang terkubur dalam darah dan kesepian, hidup di balik bayang-bayang sistem dunia bawah tanah yang tak pernah bisa disentuh hukum. Ia tidak percaya pada cinta. Tidak percaya pada harapan. Hingga satu pertemuan di masa kecil mengubah jalan hidupnya—ketika seorang gadis kecil memberinya sepotong roti di tengah hujan, dan tanpa sadar... memberinya alasan untuk tetap hidup.

Bertahun-tahun kemudian, mereka bertemu kembali—bukan sebagai anak-anak, melainkan sebagai dua jiwa yang telah terluka oleh dunia. Laras tak tahu bahwa lelaki yang kini terus hadir dalam hidupnya menyimpan rahasia gelap yang mampu menghancurkan segalanya. Rahasia yang menyangkut organisasi tersembunyi: Star Nine—kekuatan yang tak tercatat dalam sejarah, namun mengendalikan arah zaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Portgasdhaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Undangan Pesta

Keesokan paginya sebuah rumor menyebar liar di lorong kampus Mahardika.

Katanya, Laras Wijaya—gadis kalem dari jurusan Ekonomi—dijodohkan dengan pria misterius tak dikenal. Entah siapa yang memulai, tapi dalam sehari, hampir semua mata tertuju padanya.

“Laras, beneran dijodohin?”

“Katanya cowoknya gak punya pekerjaan tetap ya?”

“Serius? Sama cowok misterius yang jemput pakai skuter itu?”

“Jangan-jangan cowoknya ojek online?”

“Astaga...anak keluarga Wijaya dijodohin ama cowok gak jelas gitu?”

Pertanyaan-pertanyaan itu dilemparkan setengah bercanda, setengah penuh rasa ingin tahu. Bahkan beberapa dosen muda pun melirik aneh saat Laras berjalan ke kelas.

Laras hanya tersenyum tipis setiap kali ditanya. Ia tidak pernah menjelaskan apa pun, dan itu membuat gosip makin liar.

Namun satu hal yang ia perhatikan hari itu Rasta terlihat lebih ceria dari biasanya.

Laras menghela napas panjang.Ia tak punya cukup waktu untuk bersiap menghadapi sorotan seperti ini. Wajahnya ditundukkan, mencoba berlindung di balik rambut panjangnya. Tapi mata-mata penasaran itu tetap mengikutinya.

Di kelas, Vivi sudah menunggu sambil mengunyah permen karet, dan Ayu tengah mencatat sesuatu dengan serius. Begitu Laras duduk, Vivi langsung menatapnya tajam, lalu menjitak pelan bahunya.

“Kurang ajar. Punya kabar panas gini gak bilang-bilang sama sahabat sendiri?”

Ayu ikut mengangguk dramatis. “Kamu niat banget nyembunyiin cowok sekeren itu dari kami ya,Ras? Padahal kita sering makan bareng!”

Laras mengangkat alis, bingung. “Kalian dapet info dari mana sih? Perasaan nggak segitunya juga, deh.”

“Ada deh...” Vivi tersenyum canggung. Dia mengalihkan pandangannya, menghindari tatapan Laras.

Ayu dengan gercep kembali pada catatannya. Pura-pura tidak tahu.

Laras melotot gemas. Tangan kirinya mengetuk meja pelan.pelan membuat vivi dan ayu gugup. “Hei...kemarin kalian nguntit yah!”

“Nggak!” Vivi dan Ayu menjawab serentak. Membuat Laras semakin curiga.

“Yang jelas kamu beneran dijodohin Ras?” Dengan penuh antusias Vivi mengalihkan pembicaraan. Dia sudah berjuang keras menahan rasa keponya sejak kemarin.

Laras terdiam. Pertanyaan itu sederhana, tapi jawabannya kompleks. Ia tidak ingin menyebar cerita yang belum sepenuhnya ia pahami sendiri. Namun, tatapan Vivi dan Ayu membuatnya tak tega untuk terus menghindar.

“Iya... semacam gitu. Tapi jangan bilang siapa-siapa dulu ya. Aku juga belum tahu akan gimana nantinya.”

Vivi terkekeh pelan. “Gitu dong, jujur dari awal. Tenang, kami tim kamu kok.” Vivi membusungkan dada dengan bangga. “Tapi serius, dia itu siapa, sih? Tatapannya itu loh... bukan tatapan cowok biasa.”

Ayu menambahkan, “Cara dia liatin kamu tuh kayak lagi main drama Korea gitu, loh.”

“Kyaaaa...Aku juga pengen dapet pangeran seganteng itu.”  Vivi setengah berteriak antusias.

Laras kembali mengerutkan kening.“Tuh kan! Kemarin kalian nguntit aku!” Laras mendengus kesal.

“Hehe.” Menyadari sudah tidak bisa mengelak, Vivi hanya tersenyum polos tanpa dosa.

Sedangkan Ayu menggaruk kepalanya canggung. “Maaf, habisnya kepo sih. Kemarin kamu tiba-tiba bilang mau pulang ama ojek.”

“Mana ada ojek seganteng itu.” Vivi menimpali.

Mereka pun tertawa.

Laras hanya tersenyum kecil. Dalam hatinya, ia tak bisa menyangkal bahwa ada sisi dari Arka yang membuatnya penasaran. Ia bukan sekadar pria biasa. Ada keteduhan sekaligus misteri yang membuat Laras ingin mengenalnya lebih jauh.

_____

Hari terus berjalan. Di sela kuliah dan diskusi kelompok, bisik-bisik tentang Laras tak kunjung reda. Bahkan Clarissa, si seleb kampus, kini ikut menyindir terang-terangan.

“Wah, ada juga ya yang berani tampil beda ya? Itu akibat kalau suka bergaul ama rakyat jelata, sekarang malah cari cowok yang rakyat jelata juga?” katanya sambil tertawa bersama gengnya.

Laras menahan napas, tapi Vivi langsung membalas. “Daripada nyinyir tiap hari tapi belum bisa dapet cowok yang tulus, mending diem deh, Clar!”

Clarissa mendelik tajam. “Kamu ngomong apa?”

Ayu cepat-cepat menarik Vivi menjauh sebelum situasi memanas. Namun insiden kecil itu hanya menambah bahan gosip di grup angkatan. Laras, yang selama ini dikenal sebagai anak orang kaya yang tertutup, kini seolah menjadi pusat perhatian.

 

“Maaf ya, aku bikin kalian ikut kena imbas,” ujar Laras saat makan siang di kantin kampus.

Ayu tersenyum. “Justru aku seneng kamu sekarang mulai terbuka. Dan kalau ada yang ganggu kamu, kita berdua siap di belakangmu.”

Vivi mengangkat sendoknya seperti pedang. “Betul! Vivi the Brave dan Ayu the Wise, siap menjaga Lady Laras dari serangan ratu julid!”

Mereka pun tertawa bersama—tawa hangat yang terasa langka di tengah tekanan sosial yang menyesakkan.

_____

Sore hari menjelang, ketika kelas terakhir hampir usai, dosen tiba-tiba menyampaikan pengumuman.

“Oh ya, sebelum saya tutup, ada informasi tambahan. Fakultas kita mendapat undangan khusus dari acara gala amal yang akan diadakan oleh keluarga besar salah satu mahasiswa kita, Reynald Mahardika. Soft launching bisnis baru katanya.”

Dosen melanjutkan, “Acara bersifat formal dan terbatas, jadi undangan akan diberikan secara selektif. Beberapa dari kalian akan mendapatkannya via email atau pesan pribadi.”

Laras merasakan ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal.

“Kami mengundang Saudari Laras Wijaya untuk hadir dalam acara Gala Amal dan Soft Launching Darma Holdings, Sabtu malam. Lokasi dan detail akan dikirimkan menyusul.”

Ia menatap layar ponsel dengan ragu. Di saat yang sama, Vivi juga mendapat pesan yang sama, begitu pula Ayu.

“Gala amal, huh?” gumam vivi. Ia menatap ponselnya sambil mengerutkan dahi. “Soft launching? Kayak acara fancy-fancy gitu?”

Ayu mengangguk pelan. Ia menaruh pulpen dan menatap mereka berdua, terutama Laras. “Aku mau datang.”

Vivi menaikkan alis. “Serius? Bukannya kamu anti acara glamor gitu?”

Ayu menarik napas panjang. “Biasanya iya. Tapi kali ini beda. Ada info dari kakak tingkat, katanya acara itu juga jadi momen buat presentasi program CSR dan beasiswa tambahan dari Darma Holdings.”

Ia menunduk sebentar sebelum melanjutkan, suaranya lebih pelan. “Kalau aku bisa impress mereka... bisa aja aku dapat bantuan biaya semester akhir.”

Laras dan Vivi langsung terdiam.

Laras menatap Ayu, melihat betapa serius sorot matanya. Ini bukan sekadar pesta bagi Ayu, ini soal masa depannya.

“Aku takut datang sendiri... apalagi acaranya keluarga Reynald.” Ayu menatap Laras dan Vivi bergantian. “Tapi kalau kalian ikut, aku jadi lebih berani.”

Vivi langsung menepuk dada. “Gue sih hayuk aja. Pesta, makanan gratis, dan kesempatan lihat cowok ganteng!”

Laras masih terdiam.

Dia tidak suka pesta semacam itu. Lampu temaram, musik keras, gaun formal, dan orang-orang dengan senyum palsu. Dunia itu bukan dunianya.

“Aku ngerti kalau kamu males, Ras. Tapi... sekali ini aja, ya?” ucap Ayu, lembut. “Kamu gak perlu tampil beda kok, cukup jadi diri sendiri. Aku cuma butuh dua orang yang bikin aku nyaman.”

Laras akhirnya mengangguk pelan. “Oke. Aku ikut. Tapi jangan suruh aku pake gaun aneh-aneh, ya.”

Vivi langsung bersorak kecil. “Yesss! Tim kita lengkap!”

Ayu tersenyum lega. “Thanks, kalian emang penyelamatku.”

Dan di antara riuh rendah kampus dan gosip yang belum padam, tiga sahabat itu membuat keputusan kecil yang kelak akan membawa mereka ke malam yang tidak pernah mereka bayangkan. Malam di mana segalanya mulai berubah.

 

1
Marga Saragih
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Marga Saragih
hhh tarik napas
Marga Saragih
/Hammer//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Marga Saragih
oh ternyata
Marga Saragih
😰😰😰😰😰😰😰😰
Marga Saragih
napas dulu
Marga Saragih
balas dendam yang mengerikan
Marga Saragih
bocil ni bos senggol dong /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Marga Saragih
tegang banget
Marga Saragih
keren abis
Marga Saragih
baper abis
Marga Saragih
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Marga Saragih
lucu juga senyum sendiri
Marga Saragih
siapa arka sebenarnya?
Marga Saragih
menguras emosi
Marga Saragih
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Marga Saragih
gemes thor
Hamdan Almahfuzd: Kok gemes😭 perasaan aku bikin adegan horor deh🙄
total 1 replies
Marga Saragih
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Marga Saragih
/Ok//Ok//Ok/
Marga Saragih
kayanya Arka mafia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!