NovelToon NovelToon
Anak Haram Kaisar

Anak Haram Kaisar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rahael

Elena hanya seorang gadis biasa di sebuah desa yang terletak di pelosok. Namun, siapa sangka identitasnya lebih dari pada itu.

Berbekal pada ingatannya tentang masa depan dunia ini dan juga kekuatan bawaannya, ia berjuang keras mengubah nasibnya dan orang di sekitarnya.

Dapatkah Elena mengubah nasibnya dan orang tercintanya? Ataukah semuanya hanya akan berakhir lebih buruk dari yang seharusnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Rasa Nyaman

Altheon POV

Sudah beberapa hari berlalu sejak aku bertemu anak laki-laki bernama El itu. Aku selalu duduk di dalam toko buku, tepat berseberangan dengan toko obat itu.

Apa hari ini juga tidak ada hasil?

Aku menghela napas sembari membalik lembar buku di tanganku. Buku itu berjudul 'Kutukan Terindah'.

Kata kutukan membuatku sedikit tertarik. Namun, isinya ternyata tidak begitu hebat.

Bercerita di sebuah negeri dimana sihir adalah sesuatu yang dianggap sesat. Banyak penyihir di bumi hanguskan. Namun, ada satu penyihir yang murka dan berakhir mengutuk sang raja sebelum ia menghilang dari pandangan semua orang.

Kutukan itu membuat sang raja harus mengalami rasa sakit tertusuk ribuan duri setiap malamnya.

Murka akan penyihir tersebut, sang raja memerintahkan seluruh pasukannya untuk mencari keberadaan sang penyihir.

Pada akhirnya sang penyihir tertangkap dan diinterogasi dengan kejam. Sang raja terus-menerus menekan penyihir itu untuk menghilangkan kutukannya.

"HahaHAha... Kutukan itu tidak bisa hilang kecuali dengan pengorbanan jiwa tersuci!!" Tawa remeh penyihir itu sukses membuat sang raja menarik pedangnya dan memenggal kepalanya.

Sejak hari itu sang raja semakin hari semakin memburuk. Tubuhnya seakan hancur dari dalam. Ia mencoba mencari sesuatu seperti yang dikatakan oleh sang penyihir itu.

Dari para orang biarawati, hingga anak-anak ia sembahkan jiwanya. Namun, semua pengorbanan itu tidak membuahkan hasil yang ia mau.

Frustasi dengan keadaannya, tiba-tiba sang raja dibuat terpesona oleh salah satu gadis di sebuah desa yang ia kunjungi. Gadis itu berpenampilan sederhana dengan surai pendeknya berwarna coklat dan mata bulatnya seperti tupai membuat kecantikan gadis itu dapat melelehkan hati yang kejam itu.

Mereka pada akhirnya menjadi sepasang kekasih paling terkenal di negerinya tentang betapa romantisnya dan betapa sayangnya sang raja pada gadis desa itu.

Namun, kutukan itu semakin mengganas di dalam tubuh sang raja. "Oh rajaku, aku tidak kuasa melihatmu tersiksa seperti ini," ucap gadis itu dengan air mata yang mengalir.

Ia memegang tangan sang kekasih yang terbaring tak sadarkan diri di atas kasur. Semalaman ia melantunkan doa untuk kesembuhan sang kekasih, dan berharap jika saja penyakit itu biar dia saja yang menanggungnya.

Saat itulah seperti sebuah sihir, cahaya terang memenuhi kamar sang raja. Kelopak mata sang raja bergetar lalu terbuka secara perlahan. Para penjaga sudah menerobos masuk karena takut terjadi hal berbahaya pada tuan mereka.

Namun, yang mereka dapatkan adalah sang raja bersimpuh di atas lantai sembari memeluk tubuh kekasih tercintanya.

"Yang mulia ...." Salah satu ajudannya memanggil. Namun, detik itu juga ia tertegun melihat orang sekejam itu menitikkan air mata dengan begitu pilu.

Tubuh sang kekasih terbaring kaku di gelapnya malam. Terlelap tanpa tahu kapan akan bangun lagi. Hanya menunggu tanpa kepastian hingga ajal menjemput.

Tamat.

"...."

Cerita macam apa ini?!

Aku terkejut ketika membaca akhir dari cerita ini. Bagaimana bisa berakhir semenyedihkan ini?!

Aku menutup buku itu dan kembali melihat ke arah jendela, tepat ke arah toko obat itu. Apa aku pulang saja hari ini?

Saat pikiran itu hinggap, sebuah bunyi bel pintu berbunyi, menarik perhatianku untuk menoleh.

Disanalah aku melihat surai merah muda yang selama ini kucari. Aku mendatanginya secara perlahan, melihatnya yang sepertinya sibuk melihat-lihat buku di rak.

Aku mengambil napas lalu memberanikan diri untuk menyapanya. "Ha-halo," sapaku dengan kikuk.

Bisa kulihat wajahnya sedikit terkejut dengan keberadaanku. "Ha-halo ...?" balasnya dengan senyum yang terasa canggung itu.

Aku bingung apa yang harus dikatakan lagi. Mataku melihat ke segala arah, berharap mendapatkan sebuah topik untuk dimulai.

"Ma-maaf ... Apa yang sedang kamu cari disini?" Muncul sebuah pertanyaan bodoh! Dasar Altheon bodoh!!

"Oh, aku sedang mencari buku tentang obat-obatan."

Tidak kusangka dia akan membalasnya dengan natural. "Apa kamu tertarik terhadap obat-obatan?"

"Benar. Aku berpikir mungkin suatu hari aku akan bisa menolong seseorang dengan obat-obatanku."

Anak laki-laki itu tersenyum dengan begitu bahagia, membuatku sedikit terpana. Bagaimana ia bisa mengatakan hal menakjubkan seperti itu secara langsung?

"Kamu pasti bisa jadi dokter yang hebat nanti," ucapku dengan senyum yang sedikit malu-malu.

"Hehe, terimakasih ... Eee... Omong-omong, aku belum mengetahui namamu. Kita belum sempat bertukar nama sebelumnya, kan?"

Dia ingat aku ternyata!

"Oh, kamu bisa memanggilku Theon ... El..." panggilku dengan wajah sedikit malu. Namun, saat itu aku langsung tersadar kembali akan perilakuku.

Apa aku terlalu sok akrab? Bagaiman jika El tidak nyaman dan tidak mau berteman denganku? Itu tidak boleh terjadi.

"A-ah ... Maaf... Eee ... Apa aku boleh memanggilmu El?" tanyaku dengan perasaan cemas.

Ia hanya terdiam sejenak lalu terkekeh. "Tentu, kamu boleh memanggilku senyamanmu. Senang berkenalan denganmu Theon!"

Saat itu terlihat terpana. Bagaimana bisa anak laki-laki bisa tersenyum semanis ini? Apa itu karena rambut merah mudanya yang langka? Atau matanya... Tapi, sejak tadi aku tidak begitu peduli dengan matanya. Yang kulihat hanya senyum merekahnya membuat perutku penuh dengan kupu-kupu.

"El ... Hm! Aku suka itu!" Aku tersenyum untuk pertama kalinya setelah berada disini, dan El adalah orang kedua yang bisa ku tunjukkan sisiku yang seperti ini.

Aku tidak mengerti mengapa aku begitu nyaman dengan anak laki-laki ini. Apa karena dia tidak mengetahui identitas asliku? Atau apakah tidak ada tatapan merendahkan maupun kasihan dari balik matanya itu? Apapun itu, aku senang bisa bertemu dengan El.

Altheon end POV

Setelah menemani Ralf memilih pedang, ternyata Ralf menyarankan untuk membeli satu sebagai hadiah.

Pada awalnya Elena menolak namun, Ralf terus memaksa hingga membuat Elena hanya bisa menerima sebuah pedang pendek yang terasa ringan di genggamannya.

Berpisah di depan toko senjata, Elena berjalan ke toko buku dengan tujuan mencari buku obat-obatan kembali. Kali ini di toko buku berbeda dengan yang sebelumnya. Namun, siapa sangka ia akan bertemu kembali dengan anak yang ia temui beberapa hari lalu.

Nama anak itu bernama Theon, dan ... Angka di atas kepalanya terus berkurang.

Elena pikir, ia bisa membantu setidaknya membuat sedikit efek kupu-kupu terhadap nasib anak ini. Namun, sepertinya tidak semudah itu mengubah nasib seseorang.

Tapi, Elena senang bisa berkenalan dan akrab dengan anak bernama Theon ini. Namun, waktu membuat mereka kembali terpisah.

"Aku harus pergi sekarang, sampai jumpa Theon!" ucap Elena sembari melambaikan tangannya keluar dari toko buku.

Theon hanya membalas lambaian Elena dengan senyum tipis disana.

Beralih ke Elena, ia hanya memiliki sedikit waktu sebelum waktu kembali. Ia bergegas pergi ke toko obat di seberang namun, langkahnya terhenti ketika menabrak seseorang yang begitu tinggi baginya.

"Ma-maafkan aku ... Aku sedikit terburu-buru." Saat Elena mengangkat kepalanya, dapat ia lihat seseorang dengan jubahnya menutupi hampir seluruh wajahnya.

Tulisan di atas kepalanya ... Tidak ada?

Untuk pertama kalinya Elena melihat tulisan diatas kepala orang itu tidak ada sama sekali. Sebenernya siapa orang ini?

Orang itu hanya diam menatap ke arah Elena dalam beberapa saat lalu pergi begitu saja.

Aneh sekali.

Orang itu membuat Elena sedikit merinding dan tidak nyaman. Maka dari itu Elena langsung bergegas pergi dari sana untuk setidaknya menjauh dari orang tersebut.

"...."

To Be Continued

1
Tachibana Daisuke
Terus menulis, jangan kapok ya thor!
Rahael: makasih semangatnya🤗
total 1 replies
khun :3
Ceritanya bikin penasaran thor, lanjutkan!
Rahael: tunggu kelanjutannya ya🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!