Cinta Tak Harus Bersatu ( KHE 2)

Suasana di ruang rawat Vip terasa begitu berat, udara nya di penuhi aroma antiseptik dan bunyi dari monitor medis yg terus memantau kondisi ku. Aku terbaring tak berdaya, tubuh ku di penuhi alat medis yg terhubung. Alat bantu pernafasan pun menutupi sebagian wajahku. Perban melingkari ginjal ku .

Di sisi brankar ku mommy duduk dengan lemas, mengusap lengan ku.

Di sebelah nya daddy duduk sambil memandangi wajah ku dengan penuh duka.

" Kenapa harus seperti ini?kemarin pagi kamu masih berbincang hangat, bahkan tertawa lepas bersama kami, tapi ketika menjelang sore semua nya berubah" mommy dengan suara bergetar, namun berusaha tegar tangan nya masih mengusap lengan ku dan menggenggam erat lengan ku.

" Ini emang sulit dipercaya, semua terjadi begitu cepat, tapi memang begini adanya" Paman Alvin mendekati dari arah pintu.

" Aku nggak sanggup bang, ngeliat nya kek gini,semua karna gadis itu, andai aja Ethel nggak mengenal dia mungkin semua nggak akan seperti ini" mommy menunduk tak bisa lagi menahan air mata nya.

"Udah jangan nangis ya, sekarang kita ke ruangan El,siapa tau udah sadar" Paman Alvin membangunkan tubuh mommy yg lemas,wajah cantik nya kini basah oleh air mata.

" Iya, El pasti udah sadar karna dia anak yg kuat" Mommy bangkit dan melangkah menuju ruangan abang.

Daddy menggeser kursi nya mendekati brankar ku, beliau mengusap lembut kepala ku sambil menggigit bibir bawah nya berusaha kuat agar aku tidak sedih walau air mata nya masih terlihat .

" Kecelakaan kemarin sangat menakutkan , daddy takut kamu nggak akan kembali lagi, saat mendengar jantung mu berhenti rasanya hancur, seakan semangat hidup ini redup, kemarin pagi kamu memberikan kebahagiaan untuk kami, tapi setelah itu semua nya menjadi menyeramkan, daddy mau kamu membuka mata mu lagi, saat kamu udah sembuh daddy akan mengurus perpindahan kuliah mu yg pastinya tidak di kampus itu tapi di kampus yg sama saat om Ferry kuliah dulu" Daddy mengecup kening ku dengan penuh air mata membasahi wajah nya hingga jatuh ke pipi ku.

" Setuju" Suara om Adit yg mengalihkan fokus daddy, lalu berjalan mendekati dan duduk di sofa.

" Udah punya calon belum nih?"Restu Kurnia putra kedua paman Alvin sambil menarik coklat yg ada di saku baju om Adit.

" Belom, soal itu masih jadi bahan pertimbangan, sekarang lagi asik nikmatin masa jomblo dulu, karna nggak semua hubungan menyenangkan" Om Adit sambil melirik ke arah ku.

" Betul, nggak semua hubungan asmara indah dan menyenangkan" Restu memakan coklat itu sambil memainkan bulu kaki om Adit.

Daddy menikmati obrolan mereka sambil menggenggam erat lengan ku yg tidak di suntik.

Di ruangan abang, mommy duduk memandangi wajah pucat abang yg masih terpejam rapat, mommy mengusap lembut jemari abang yg masih di tempat yg sama belum berubah.

" El, bangun sayang, mommy sedih kalau kamu seperti ini, mommy yakin suatu hari nanti kamu akan mendapatkan ginjal baru dari orang yg baik, jadi kamu nggak kesakitan" mommy mengusap air mata yg membekas di wajah nya .

Jemari abang bergerak, perlahan kedua mata nya mengerjap pelan, lalu melihat ke sekeliling nya.

" Mom" suara abang dari balik masker oksigen yg setia menemani .

" Sayang , gimana masih sakit?" mommy terlihat senang sekali saat abang membuka mata nya walau masih sangat lemah.

" Masih mom, Ethel gimana?" Abang langsung menanyakan tentang kondisi aku, jahitan itu masih belum kering .

" Adik kamu koma, dia di nyatakan koma saat selesai operasi, kondisi nya juga masih sangat lemah, masa kritis nya belum lewat, kemungkinan akan lama.kata dokter, sebab luka itu sangat dalam, kerusakan ginjal nya juga parah, mommy nggak kuat kalau ngeliat dia yg seperti itu"Mommy mengecup punggung tangan abang.

" Mom, harus kuat, kita nggak boleh sedih terus karna cuma kita yg bisa bikin Ethel berhasil melewati semua nya, aku janji kalau aku udah sehat aku akan melindungi nya , aku nggak akan membiarkan orang lain melukai nya, termasuk keluarga dia" abang memberikan senyum manis nya walau dia menahan sakit nya.

" Makasih ya karna kamu abang yg baik mommy juga nggak akan ngebiarin kalo putra -putra mommy terluka, apa lagi kemarin Ethel sempet henti jantung, tadinya dia udah di nyatakan meninggal , tapi keajaiban datang" Mommy mengingat semua itu sambil tersenyum getir menyembunyikan air mata nya.

" Ma sama mom, aku mohon jangan nangis, aku mau Ethel merasakan kekuatan dari kita kalau kita kuat menghadapi semua ini" Abang mengusap pipi mommy sambil tersenyum.

" Iya betul tuh, jangan nangis ya, Ethel pasti bisa melewati semua nya" paman Alvin mengelus punggung mommy.

Mommy hanya tersenyum tak kuasa menutupi air mata nya, semua begitu sakit, karna mommy sangat menyayangi ku dan abang.

Sementara di ruangan nya Viona sudah sadar. Dia masih lemas , perban melingkari kepala nya.

" Bun gimana kondisi Ethel?" Viona langsung menanyakan soal aku.

" Dia koma , kemarin dia sempet di nyatakan meninggal , karna ginjal nya rusak dan kemarin juga dia operasi, ginjal Abang nya di berikan padanya" tante Arin sambil mengusap kepala Viona.

" Semua karna aku, aku malah menabrak mobil nya, aku siap kok kalau aku di penjara, soal kuliah nggak usah di lanjut , aku nggak mau di cap pembunuh karna aku hampir menghilangkan nyawa Ethel" Viona mengeluarkan air mata nya.

Tante Arin hanya diam sambil mengusap air mata Viona .

Supir truk itu meninggal di tempat,karna kehilangan banyak darah, aku tidak menyangka akan seperti ini ,dari kejadian ini aku akan semakin sulit menjadi teman nya Viona.