TAMAT 29 Desember.
Jangan tuntut aku untuk sempurna, karena tak ada satupun di dunia ini manusia yang bisa sempurna! Termasuk aku!
Mungkin aku gila, aku wanita tergila yang pernah ada. Di masa lalu, aku menyewa lelaki yang kucintai hanya untuk kesenangan sekerjap mata.
Dan jika kemarin aku bodoh, hari ini aku lebih bodoh lagi... Entah, kapan aku pintar dalam hal memilih pasangan hidup...
Aku, Flory Alexa Miller yang tengah dalam dilema besar. Sebuah hubungan yang aku paksakan utuh, rupanya tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB TUJUH
Suasana di lima tahun lalu, ketika London masih menjadi tempat kaki-kaki Flory dan Liam berpijak. Derit ranjang itu berbunyi seiring dengan hentakan pinggul sang pria.
Lenguhan kacau Flory mengudara, gadis itu terus memuji kuatnya hujaman Liam Bagaskara yang menggelenyar. "Cium aku Liam!" pinta Flory.
Liam menepis tangan yang ingin meraih tengkuknya. Jangankan sebuah ciuman, Liam bahkan hanya menyatukan kedua inti mereka, Liam tak pernah mau terlibat tatapan dengan gadis yang sudah dia nikahi secara siri itu.
Kemarin, Liam setuju mendatangi rumah Alex Miller selaku ayah Flory untuk menikahi gadis yang sudah tergila-gila padanya ini. Tapi, bukan pernikahan biasa, karena ini hanya fiktif belaka.
"Flo mau bantu Liam, tapi dengan syarat, jadi suami Flory enam bulan ke depan!" Tawaran Flory tiga minggu lalu.
"Kau wanita termurah yang pernah ku kenal, Flory Alexa Miller. Tapi Ok, aku bersedia jadi suami kontrak mu demi satu semester ku!"
Hanya tinggal satu semester saja Liam lulus S2, tapi, ayahnya mencabut fasilitas perkara mendengar Liam bertunangan dengan Billy tanpa restunya.
Hal ini dimanfaatkan Flory untuk menjerat pria pujaannya itu. Flory menawarkan uang tapi dengan syarat menjadi suaminya.
Liam setuju tanpa pikir kali seribu. Meski dia sendiri sempat bingung karena tak ingin mengecewakan tunangannya di Indonesia.
Liam sudah berjanji akan mendukung Billy dalam hal apa pun. Liam berterima kasih tidak ikut diseret ke dalam masalah yang akhirnya menjerat Billy ke penjara.
Liam harus menikah dengan Billy. Atau, gadis lumpuh yang malang itu tidak akan pernah ada yang mau menikahinya, sedang Billy adalah gadis kecintaannya.
"Kenapa, dari tadi kamu nggak pernah mau menatap ku? Please, tatap aku Liam!" Flory merengek di sela desahnya.
Secara geram Liam meraih tubuh seksi wanita cantik itu, membalik dan memulainya kembali dari belakang.
"Tidak perlu banyak mau, Flo! Kita sudah sejauh ini, kau sudah terlalu banyak menuntut ku, kau jadikan aku seperti gigolo mu!" bisiknya di telinga.
"Kita kan sudah jadi suami istri." Flory protes.
"Kontrak, ingat itu!" ketus Liam.
"Tapi pernikahan kita sah Liam." Flory semakin jadi karena Liam semakin percepat ritme permainannya.
"Aku hanya akan mencium wanita yang aku cintai saja. Dan itu bukan kamu!" elak Liam.
"Sia-sia Liam, sebentar lagi kamu juga akan mencintai ku." Flory yakin setiap ucapannya benar, Liam hanya masih gengsi saja.
Lihat saja bagaimana Liam menggaulinya, Flory percaya bahwa Liam melakukan itu karena sudah tertarik padanya. Liam bahkan terus mengumpat karena nikmat hingga sesi akhir selesai Liam masih menggeram seolah memuji tubuhnya yang indah.
"Kamu luar biasa, Liam..." Flory menggigit bibir bawahnya, ia menutup wajahnya yang merona setelah Liam pergi ke kamar mandi.
Liam memang tak pernah menatapnya selama bercinta, tapi Liam tak pernah gagal membuat dirinya melayang-layang di atas awan angan-angannya.
Flory menyingkap selimut pelan, ia berjalan menuju kamar mandi tanpa sehelai pun benang yang menempel di tubuhnya. Liam sempat menatapnya terpaku, sebelum beralih ke arah dinding marmer kembali.
Flory meraba punggung, lengan, lalu dada bidang Liam yang kemudian menepis tangan mungil itu dengan segera. "Aku bukan robot yang bisa terus melayani mu, Flo!"
"Aku cuma butuh belaian mu." Flory ingin membuat Liam melihatnya, walau selalu sia sia karena lelaki itu terus saja berpaling dari wajahnya.
Liam melanjutkan mandi tanpa menghiraukan Flory yang masuk dan berendam busa di dalam bathtub. Lalu, Liam pergi begitu saja setelah selesai.
Flory tersenyum, dia masih percaya jika Liam mencintai dirinya. Buktinya Liam terus ikut ke mana pun dia kuliah.
Flory mengangguk tegas. "Semangat membuat Liam mengakui perasaannya!"
...➿➿➿➿...
Liam sudah tampan dengan baju hangatnya, dan seperti biasa pria itu juga menyiapkan sarapan sebelum pergi kuliah.
Liam anak yang tidak punya ibu, dari masih SMP Liam sudah bisa membuat makanan sendiri. Mudah baginya kalau hanya membereskan rumah dan membuat sarapan yang tentunya tidak bisa dilakukan Flory si anak konglomerat.
"Kamu bikinin aku sarapan sayang?"
"Duduk di sana!" Liam memberikan larangan saat Flory ingin duduk di kursi yang dekat dengan kursinya.
"Aku mau dekat dengan mu!" Flory menghela napas, dia menurut sebelum Liam kembali marah padanya. "Baiklah."
"Jangan bersuara!"
Liam membuka laptop, ada panggilan video dari tunangannya. Liam angkat dan dari sini Flory baru tahu kenapa Liam melarang dirinya duduk berdekatan.
Itu semua karena Billy ingin melakukan video call dengan pria ketus itu. 📞 "Kamu ngapain Liam?"
"Sarapan..."
Flory melihat senyum tipis Liam yang jarang sekali dilihatnya. Sayang, senyum itu hanya untuk Billy bukan Flory.
Dari awal pernikahan ini dibuat, untuk usaha Flory agar Liam akui perasaan padanya. Tapi, terkadang Flory down ketika melihat betapa pentingnya Billy dalam hidup Liam.
Flory tak memakan nasi goreng yang disuguhkan Liam barusan. Wanita itu bangkit dan segera pergi ke kamar saking sudah tak kuat mendengar kemesraan suaminya bersama Billy.
Walau tidak ada kesan mesra sama sekali, karena Liam hanya menjawab seperlunya saat Billy bertanya sesuatu. Tapi, tetap saja bagi Flory juga menyakitkan.
Flory duduk di atas ranjang, memukuli kakinya berkali-kali. Liam yang melihat dari luar, segera menutup laptop untuk datangi wanita itu.
"Kamu gila hah?" Liam hentikan aksi Flory dengan mencengkram erat tangannya. Sempat keduanya beradu pandang, dan tatapan lekat itu membuat Flory tersentuh.
"Flory mau lumpuh. Mungkin setelah itu Liam mau melihat Flo ... Mungkin setelah itu Liam mau cinta sama Flo."
"Jangan gila kamu!" Liam menyentak dengan mata yang melotot. "Habiskan sarapannya, kita berangkat setelah itu!" titahnya.
Flory selalu dibuat bingung dengan tingkah Liam yang seperti ini. Terkadang, dia merasa Liam sudah jatuh cinta padanya terkadang dia merasa tak pernah dianggap sekalipun.
"Cepat Flory!" Liam berteriak dari luar, dan Flory segera keluar untuk menghabiskan nasi goreng buatan suaminya sebelum bersama sama berangkat kuliah.
cwo tu y klo da kmauan mampu mengalahkan dunia🤣
tp tp tp sekalinya pth hti mampu jggg meluntuhkan dunianya🤭😆🤣
HALALIN dulu baaaang
Wis bingung pala emak mau bela yg mana🤕😅🙏🏻
tp si Chintya siulat ubur2 yg emang KY wc umum mungkin
sorry kak Pasha aku teringat anak glory trus jadinya 😵😥