Tentang Jena, wanita malang yang lahir dari hasil perselingkuhan. Dulu, ayahnya berselingkuh dengan seorang pelayan dan lahirlah Jena.
Setelah ibunya meninggal, ayahnya membawanya ke rumah istri sah ayahnya dan dari situlah penderitaan Jena di mulai karena dia di benci oleh istri ayahnya dan juga Kaka tirinya.
selama ini, Jena selalu merasa sendiri. Tapi, ketika dia kuliah dia bertemu dengan Gueen, dan mereka pun bersahabat dan lagi-lagi petaka baru di mulai, di mana tanpa sengaja dia tidur dengan Kaka Joseph yang tak lain kakanya. Hingga pada akhirnya Jena mengandung.
Dan ketika dia mengandung, Josep tidak mau bertanggung jawab karena dia akan menikah dengan wanita lain. Dan kemalangan menimpa Jena lagi di mana dokter mengatakan bahwa bayi yang di kandungnya mengandung down sydrome.
Dan ketika mengetahui Jena hamil, Joseph menyuruh Jena untuk mengugurkan anak mereka, tapi Jena menolak dan lebih memilih pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Gengs yu tembusin komen 100 biar besok up 4 bab jangan lupa klik komen ya
Joseph masuk kedalam kamar, dia baru saja pulang dari mengajar. “Sayang ada apa?" tanya Joseph ketika dia masuk ke dalam kamar dn ternyata, istrinya sedang berjalan kesana kemari.
Di tengah rasa yang berkecamuk dalam dada karena mengetahui yang sebenarnya, kayra masih berusaha tenang, ia berusaha untuk tersenyum pada suaminya.
"Baby, bolehkah aku bertanya." Kayra mengapit lengan Joseph, kemudian dia langsung mengajak Joseph untuk duduk di sofa.
"Aku ingin bertanya padamu, tapi kau harus jawab jujur oke," ucap Kayra membuat Joseph semakin bingung, tidak biasanya istrinya seperti ini.
"Tentu sayang, aku akan jujur," balas Joseph, entah kenapa dia merasa istrinya akan membahas hal yang mengejutkan.
"Baby kau bia menjelaskan ini?" Kayra menunjukkan notifikasi yang masuk kedalam email milik Joseph yang kebetulan email milik Joseph tersangkut di ponselnya.
Melihat apa yang ada di layar ponsel istrinya, joseph menelan saliva, tiba-tiba jantungnya berdetak dua kali lebih cepat ketika melihat tatapan Kayra, dia bingung harus mulai menjawab dari mana, dia juga takut, Kayra tidak mau menerima penjelasannya.
"Baby jelaskan saja padaku, aku berjanji aku tidak akan marah," balas Kayra yang tau Joseph takut untuk menjelaskan padanya.
Sebelum menjelaskan yang sebenarnya, Joseph menghela nafas sedalam dalamnya, akhirnya ketakutannya terjadi.
"Sayang ...." Akhirnya, Joseph pun menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir termasuk di juga menjelaskan tentang anaknya yang menderita down syndrome.
"Ma-maksudmu." Kayra membulatkan matanya, seolah terkejut dengan dengan apa yang terjadi, tentu saja agar Joseph terharu dengan reaksinya.
"Sa-sayangg, kau tidak marah?" tanya Joseph ketika melihat reaksi Kayra yang tidak tampak marah sama sekali.
Kayra tersenyum ketika mendengar ucapan Joseph sepertinya aktingnya berhasil hingga Joseph terpukau dengan reaksinya.
"Baby, aku tidak marah, tapi ..." Kayra menjeda sejenak ucapannya hingga Joseph langsung bereaksi.
"Tapi apa, Sayang?" tanya Joseph.
"Entah kenapa aku tidak rela uangmu di nikmati olehnya. Apa kau tidak keberatan menyetop kartu kredit yang di pakai olehnya. Walupun itu untuk anak klian, tapi tetap saja aku tidak rela, kau mengerti kan maksudku. Apa aku terlalu kejam?" lagi-lagi raut wajah Kayra terlihat sendu, hingga tak lama Joseph mengelus rambut Kayra.
"Baiklah Sayang aku akan memblokir kartu kredit yang di pakai olehnya, aku juga tidak perduli dengan anak itu," balas Joseph tanpa perasaan, mungkin suatu hari nanti Joseph akan menyesali ucapannya saat ini.
'Jena aku tidak akan membiarkan kau dan anakmu menikmati uang suamiku.' kayra membatin seraya tersenyum puas, ia pikir suaminya takan setuju dengan usulnya tapi ternyata Joseph setuju.
"Kau sudah makan siang, hmm?" tanya Joseph membuat Kayra tersadar dari lamunannya.
"Aku menunggumu, bagaimana jika kita makan siang bersama di luar?" tanya Kayra. Joseph mengangguk kemudian dia langsung bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada Kayra dan mereka pun berjalan keluar dari kamar.
***
Jena masuk kedalam kamar sambi membawa cemilan, dia tersenyum ketiak melihat Haura sedang anteng dengan mainannya.
"Haura!" panggil Jena. Namun seperi biasa, Haura hanya menengok sekilas kemudian kembali fokus pada mainannya. Jena menyimpan cemilan yang dia bawa di lantai, kemudian mengambil sisir dan juga ikat rambut lalu mulai mengikat rambut putrinya.
Jena mengikat rambut putrinya dengan hati-hati, sebab ada luka di kepala Haura, luka itu karena kemarin Haura memukul-mukulkan kepalanya ke dinding.
6 tahun lalu, ketika Jena melahirkan Haura, Jena berpikir bahwa Haura akan sepeti yang di katakan oleh dokter, yaitu terlahir dengan down syndrome, tapi ternyata tidak, Haura lahir dengan normal. Bahkan ketika lahir, wajah Haura terlihat sangat cantik. hingga Jena merasa benar-benar bersyukur.
Tapi, ketika umur Haura bertambah, Jena mulai merasa ada yang aneh dengan Haura. Sebab, Haura tidak pernah bereaksi ketika Jena memangiilnya, tidak pernah ada kontak mata, hingga Jena langusng memeriksakan anaknya pada dokter spesialis.
Dan lagi-lagi, Jena harus mendengar hal yang menyakitkan, ternyata Anaknya mengidap autis dan adhd, karena sudah umur 2 tahun, Haura belum bisa berbicara.
Dan selama 4 tahun ini, Jena rutin terapi agar Haura bisa normal, tapi setelah 4 tahun terapi belum banyak perubahan yang signifikan pad Haura.
Haura lebih senang menyendiri, gadis kecil itu juga belum bisa berbicara banyak dan belum bisa merangkai kata dengan benar. Tapi, walaupun begitu Jena sama sekali tidak mengeluh dengan kondisi putrinya dan walaupun kondisi Haura seperti ini, Jena merasa lebih bahagia dari sebelumnya, dia seperti mempunyai keluarga baru walaupun dia hanya berdua dengan Haura.
Selama 4 tahun ini, dia memang memakai kartu kredit dari Joseph untuk segala kebutuhannya termasuk kebutuhan biaya terapi Haura, karena Jena tidak mempunyai asuransi apapun, tentu saja karena Jena tidak mempunyai surat-surat yang lengkap untuk Haura, karena Haura tidak diakui negara dan Haura juga lahir dari Anak di luar nikah.
Tapi sayangnya sekarang Jena tidak menyadari bahwa kartu kreditnya sudah dibekukan oleh Josep, atas perintah Kaira dan tidak bisa dibayangkan bagaimana jika Kaira tahu tentang kondisi Haura yang tidak mengidap daun syndrome, tentu saja mungkin wanita itu akan menggila apalagi wajah Haura benar-benar cantik dan sangat mirip dengan Joseph.
“Haura, kau harus makan dulu oke," ucap Jena, seperti biasa, Haura tidak menjawab hingga Jena langsung menyuapkan makanan ke mulut putrinya.
Namun tak lama, Jena menghela nafas ketika piring yang di pegangannya di tepis oleh Haura, hingga cemilan yang dibawa Jena tumpah ke lantai.
Selalu seperti ini, Haura tidak akan pernah mau memakan makanan apapun Jika dia sendiri tidak menginginkannya.
“Ya sudah jika kau tidak mau makan, mommy buat cemilan lagi nanti," ucap Jena, setelah itu Jena pun langsung membereskan makanan yang tumpah ke lantai.
Waktu menunjukkan pukul 09.00 malam
Kayra berjalan ke sana kemari. Rasanya, dia tidak tenang menunggu kabar dari anak buahnya, dia ingin tahu bagaimana keadaan Jena dan anaknya dan sekarang dia sedang menyuruh anak buahnya untuk pergi mengawasi Jena dan mengirimkan foto terbaru tentang Jena dan Haura.
Kaira hanya ingin memastikan anak Jena mengidap down syndrome atau tidak.
Setengah jam kemudian
Ponsel Kaira berdering, satu pesan masuk ke dalam ponselnya hingga Kaira pun langsung membukanya dan ternyata anak buahnya mengirimnya foto.
“A-apa ini, bagaimana mungkin.” Kaira cukup terkejut ketika anak buahnya mengirim pesan tentang foto Jena dan Haura. Sepertinya foto itu baru saja diambil, di mana Jena mengajak Haura untuk pergi ke taman menikmati angin malam dan yang membuat Kaira terkejut, ternyata anak Jena tidak mengalami down syndrome apalagi anak Jena suaminya sangat cantik.
Lalu bagaimana jika Joseph atau kedua mertuanya tau jika anak Joseph secantik ini.