NovelToon NovelToon
Teperdaya Maharani Merindu

Teperdaya Maharani Merindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Misteri / Romansa Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat
Popularitas:248
Nilai: 5
Nama Author: OMIUS

Di tengah masalah pelik yang menimpa usaha kulinernya, yang terancam mengalami pengusiran oleh pemilik bangunan, Nitara berkenalan dengan Eros, lelaki pemilik toko es krim yang dulu pernah berjaya, namun kini bangkrut. Eros juga memiliki lidah istimewa yang dapat membongkar resep makanan apa pun.
Di sisi lain, Dani teman sedari kecil Nitara tiba-tiba saja dianugerahi kemampuan melukis luar biasa. Padahal selama ini dia sama sekali tak pernah belajar melukis. Paling gila, Dani tahu-tahu jatuh cinta pada Tante Liswara, ibunda Nitara.
Banyak kejanggalan di antara Dani dan Eros membuat Nitara berpikir, keduanya sepertinya tengah masuk dalam keterkaitan supernatural yang sulit dijelaskan. Keterkaitan itu bermula dari transfusi darah di antara keduanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OMIUS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Kesembilan

Mendapati Teman Segar yang hanya berupa seonggok bangunan ruko lawas nan sunyi, rasanya tiada aku harus tertegun seperti sore ini. Kondisi seperti itu sudah menjadi bagian dari keseharianku.

Namun, khusus sore hari ini, sepertinya aku harus bersedia meluangkan waktu untuk menegun sejenak, sembari memandangi plang nama di atas yang tampak kusam.

Aku belum lupa, hari ini adalah hari di mana aku secara resmi menerima tongkat estafet pengelolaan Teman Segar dari Ayah. Lacur, bersamaan waktunya pelanggan setia kami justru mulai berpikir untuk berpaling saja. Malah tahun selanjutnya Teman Segar benar-benar kehilangan teman setianya, senantiasa sepi pengunjung di sepanjang hari. Sampai kemudian tutup dengan sendirinya.

Bukan karena kemunculan Samudera Es, pesaing baru yang tengah meledak di mana-mana, sehingga kisah panjang Teman Segar harus berakhir di tanganku. Bukan pula karena toko es krim waralaba itu sama-sama berlokasi di Jl. Pajajaran Bogor, bahkan hanya berjarak seratusan meter dari Teman Segar. Kami kalah bersaing dengan mereka lebih karena faktor internal saja.

Es krim Mirasa, yang menjadi produk legendaris andalan kami tak mampu diproduksi lagi. Padahal selama puluhan tahun lamanya es krim Mirasa identik dengan Teman Segar.

Pendapatku ini dibuktikan ketika Teman Segar masih dikelola mendiang Ayah, sementara tetangga sebelah yang baru buka cabang begitu percaya diri merebut pelanggan kami. Hingga setahun lebih Samudera Es ternyata hanya bisa melompong saja. Mereka heran mendapati Teman Segar yang senantiasa ramai oleh pelanggan kegerahan, sekalipun Bogor dikenal sebagai kota hujan.

Nyaris saja Samudera Es yang menjadi tetangga kami tutup lebih dini. Padahal mereka sudah menyiapkan segalanya untuk bertarung dengan Teman Segar. Mulai dari citra rasa es krim baru yang ditawarkan, hingga cara penyajian yang dirasa lebih kekinian, termasuk dengan desain bangunannya sendiri yang tampak modern.

Bandingkan dengan Teman Segar yang menempati bangunan ruko era 70-an akhir, serta cara penyajian yang mungkin dianggap telah kadaluarsa. Janggalnya, pelanggan kami begitu fanatik akan citra rasa es krim Mirasa. Demikian halnya generasi Z yang menjadi sasaran utama pasar Samudera Es.

“Katanya rasa mangga, tapi kok enggak bikin segar di lidah? Malah lebih segar makan buah mangganya!”

“Ini es krim Mirasa, atau serutan es sih, cuma dingin melulu!

“Mahal-mahal kami beli, tapi es krim Mirasa sekarang macam es cokelat pinggir jalan saja. Mana teksturnya enggak selembut salju lagi.”

Tak terhitung banyaknya aku menerima keluh-kesah dari pelanggan setia. Semuanya memprotes kualitas es krim Mirasa di semua varian rasa. Meski begitu aku yang mendengarnya tak lantas tersinggung, malah menerimanya.

Ibarat seorang penyanyi yang tengah kehilangan suaranya akibat radang tenggorokan, begitu pula kondisi Teman Segar menjelang tutup dengan sendirinya. Kami memang tengah kehilangan citra rasa es krim, yang selama puluhan tahun lamanya menjadi magnet Teman Segar.

Semua dikarenakan kami yang sudah tidak lagi beroleh pasokan perisa, atau bahan tambahan yang memberi rasa dan aroma es krim Mirasa. Mirip kasus sambal kecap nirmala di RM. Sambal Kejora, perisa yang menjadi rahasia kelezatan es krim Mirasa justru diproduksi pihak lain.

Ironi memang, Teman Segar yang lima tahun lalu masih mampu berdiri angkuh di hadapan Samudera Es, juga waralaba-waralaba es krim modern lainnya ternyata hidupnya bergantung pada pihak lain.

Parahnya lagi bukan pabrik, atau industri rumahan yang memasok perisa ke Teman Segar, melainkan seorang pria lanjut usia yang seumuran dengan Ayah andai masih hidup.

Pak Hardiman, sahabat lama Ayah telah memasok perisa selama puluhan tahun lamanya. Belum sekalipun beliau pernah abai, tetap konsisten membantu usaha es krim Ayah. Patut diberi pujian, Pak Hardiman sama sekali enggan menghargakan botol-botol perisa yang dipasoknya. Sedangkan usaha es krim Ayah sudah banyak memberi keuntungan besar.

 Kebaikan Pak Hardimam malah menjadikan Ayah senantiasa tak enak hati pada beliau. Hingga Teman Segar kemudian sepenuhnya diserahkan pengelolaannya padaku, Ayah masih rutin membujuk Pak Hardiman agar sekiranya bersedia menerima imbalan. Sayangnya Pak Hendrawan tetap konsisten menolak. Beliau kerap mengingatkan Ayah, amat tak layak jika persahabatan mereka berdua dinodai oleh transaksi uang.

Ketika pertama kalinya Ayah membuka Teman Segar, tak banyak pembeli yang harus merasa ketagihan es krim buatannya. Kata Pak Hardiman, es krim buatan Ayah memiliki citra rasa yang terlalu kebanyakan. Agar bisa bersaing Ayah perlu menciptakan es krim dengan cita rasa tersendiri. Pak Hardiman lalu menyarankan Ayah, supaya menambahkan adonan es krim dengan perisa hasil racikan beliau sendiri.

Awalnya Ayah meragukan perisa rekomendasi temannya. Ayah mengerti jika perisa tersebut sejatinya hanyalah bahan tambahan untuk rokok kretek, alias saus kretek.

Karena terus didesak Pak Hardiman, Ayah akhirnya menambahkan perisa ke adonan es krim. Sejurus kemudian Ayah hanya bisa takjub sendiri sewaktu mencicipi es krim hasil eksperimennya. Betapa lidahnya merasakan sensasi kesegaran es krim yang lain dari biasanya.

Lebih mengagumkan lagi, ternyata perisa yang ditambahkan tak hanya mencipta sensasi rasa saja, tetapi mampu mengubah tekstur es krim selembut sutra. Ayah yang ketagihan es krim hasil eksperimennya lantas menamainya es krim Mirasa. Rupanya perisa yang ditambahkan serupa zat adiktif, dapat menimbulkan efek kecanduan.

Pak Hardiman sendiri berprofesi sebagai pengusaha rokok kretek di Cirebon. Meski usahanya tak pernah beranjak dari skala industri rumahan, namun beliau memiliki pelanggan fanatik selama puluhan tahun lamanya. Para pelanggannya yang kebanyakan sudah lewat paruh baya mengaku ketagihan, sukar sekali berpaling menghisap rokok kretek produksi Pak Hardiman.

Lain halnya dengan usaha es krim Ayah. Sama-sama menggunakan perisa yang sama, namun usaha es krimnya berkembang pesat. Dari yang awalnya hanya menempati kios kecil, Teman Segar akhirnya menempati ruko di Jl. Pajajaran Bogor.

Sempat pula Teman Segar buka cabang kedua di Kota Bogor, bahkan tiga cabang lainnya di Puncak, Cileungsi, dan Depok sebelum kemudian tutup bersamaan. Teman Segar kini hanya menyisakan satu outlet di Jl. Pajajaran, untuk kemudian berubah fungsi sebagai tempat kediamanku sekarang.

  Sekali lagi, bukan faktor kemunculan waralaba-waralaba es krim modern sehingga Teman Segar kalah bersaing, melainkan perisa es krim yang digunakan tengah bermasalah. Sejak dua tahun lalu Pak Hardiman tak lagi dapat meracik perisa. Alzheimer membuat beliau kehilangan banyak memori.

Karena tak dapat meracik perisa lagi, anak-anak Pak Hardiman memutuskan untuk menutup usaha rokok kretek saja. Apalagi semua anaknya masing-masing memiliki karier cemerlang, berdampak enggan meneruskan usahanya. Pak Hardiman yang sudah lama ditinggal istri lalu dipindahkan ke Bogor, tinggal dan menetap di salah satu rumah anaknya. Malah setahun belakangan beliau tinggal di panti jompo. Anaknya mengaku tak punya waktu mengurusnya.

Sejak lama aku telah mengingatkan Ayah, sebaiknya Teman Segar tidak boleh terus-terusan bergantung pada Pak Hardiman. Berkali-kali aku meminta Ayah agar diizinkan mencicipi perisa racikan Pak Hardiman. Andai terjadi apa-apa pada Pak Hardiman, setidaknya rahasia pembuatan perisa ajaib itu telah kami ketahui.

Patut kusesalkan, rupanya Ayah teramat hormat pada sahabatnya. Beliau menolak mentah-mentah saranku. Ayah mengaku telah diminta komitmennya, tidak berupaya mengetahui rahasia perisa racikan Pak Hardiman. Ayah enggan khianat pada komitmennya. Apalagi Pak Hardiman pernah berjanji, satu saat nanti Ayah akan diberitahukan juga resep pembuatan perisa.

Sementara aku sendiri belum kepikiran untuk diam-diam menjilat perisa. Selain botol perisanya senantiasa dalam pengawasan Ayah, aku di kala itu tengah menikmati sekali pekerjaanku sebagai pegawai perbankan di Jakarta. Tiada sempat berpikir satu saat nanti Teman Segar akan dikelolaku.

Sampai kemudian Ayah meninggal, resep perisa ternyata belum berkenan dibocorkan Pak Hardiman. Apalagi waktu itu Pak Hardiman lebih dulu terserang alzheimer. Padahal Teman Segar benar-benar tengah kehabisan stok perisa. Tiada bersisa sama sekali meski hanya setetes saja perisa.

Pada akhirnya yang dikhawatirkanku terjadi juga. Pak Hardiman meski belum menyusul Ayah ke alam baka, namun kondisinya tak memungkinkan untuk dapat meracik perisa lagi. Parahnya lagi anak-anaknya mengaku padaku, tak ada seorang pun dari mereka yang tahu rahasia resep pembuatan perisa. Pak Hardiman sendiri enggan memaksa anak-anaknya untuk meneruskan usaha rokok kreteknya.

o9o

1
Asnisa Amallia
Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!
Yusuf Muman
Menyentuh hati.
Mich2351
Aku suka banget sama karakter-karakternya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!