Josephine Silva alias Joey merupakan seorang gadis lugu dan polos.
Suatu hari dia bertemu dengan Devano Geraldi atau biasa dipanggil Al.
Mereka saling mencintai dan saling percaya satu sama lain.
Hingga pada suatu ketika di acara pernikahan mereka, tiba-tiba saja Al menggagalkan acaranya tanpa alasan yang pasti.
Lambat laun, ketika Joey sudah menata hatinya dan bangkit kembali, ia bertemu dengan Marcus Hanson Antinio (Mark), dengan sifat yang berbeda jauh dengan Al.
Mark pria yang angkuh dan sombong.
Mark melakukan berbagai banyak cara untuk bisa mendapatkan hati Joey.
Akankah Mark berhasil mendapatkan hati dan juga cinta Joey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riana a s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mark Ingkar
"Selamat pagi, bu." sapa seorang anak mengawali hari Joey hari ini.
"Pagi juga, nak. Apa kabarmu?" sapa Joey balik dengan ramah kepada anak tersebut.
Dia adalah Josua. Salah seorang murid di tempat Joey mengajar. Dia memiliki keterbatasan dalam intelektual. Dari hasil tes psikologi menunjukkan IQ nya hanya 55.
Selain itu, dalam berucap juga masih memiliki keterbatasan. Bagi orang yang baru pertama kali bertemu tidak akan mengerti. Karena Joey adalah gurunya otomatis Joey memgerti apa yang dimaksudnya.
Joey berjalan menyusuri koridor kelas menuju ke kelas dia mengajar. Joey mengajar di kelas satu sekolah dasar (SDLB). Murid kelas satu terdiri dari enam orang. Akan tetapi memiliki keterbatasan dan permasalahan dan tentunya IQ yang berbeda pula. Jika ada yang bertanya, mengapa hanya enam orang siswa?
Jawabnya memang begitulah sekolah yang siswanya berkebutuhan khusus. Karena untuk mengajar mereka kita harus secara individual. Karena kebutuhan dan kemampuan yang berbeda. Sekolah yang tidak sanggup untuk mengejar kurikulum yang ditentukan pemerintah.
Yang ditekankan adalah proses belajarnya dari hal yang paling kecil terlebih dahulu. Jangankan masalah akademik, untuk bantu diri sendiripun mereka belum mampu.
Salah satu tujuan mereka bersekolah adalah agar mandiri dan tidak tergantung pada orang lain dalam hal bantu diri. Contohnya dalam berpakaian, mandi, sisir rambut dan masih banyak lagi aktifitas lainnya. Karena di sekolah bukan hanya mengajar akademik, tetapi juga bina diri dan rawat diri.
Joey memasuki kelas satu dan berucap salam. Semua anak berlari menyambutnya. Alangkah senangnya hati Joey disambut oleh mereka, dan mereka pun senang karena guru yang mereka sayangi sudah tiba di kelas.
"Selamat pagi, bu Joey!" sapa anak serentak.
"Selamat pagi anak-anak ibu! Apa kabar hari ini?" tanya Joey kepada mereka sambil tersenyum mengulurkan tangannya untuk di salim mereka satu persatu.
"Baik, bu." balas mereka penuh semangat.
Begitulah keceriaan Joey bersama anak-anak kesayangannya. Tingkah mereka yang lucu, gaya mereka yang unik membuat Joey nyaman.
Joey memang dulu kuliah jurusan PLB kepanjangannya Pendidikan Luar Biasa. Khusus jurusan untuk anak-anak seperti mereka. Mereka yang penurut, polos, penuh cinta dan kasih sayang, tidak melawan dan tentunya so cute.
Nggak jarang Joey berpoto berasama dengan mereka dan terkadang Joey meng-upload ke jejaring sosialnya.
Siang hari setelah bel sekolah berbunyi menandakan waktunya pulang. Hari ini cuaca sangatlah panas. Matahari bersinar sangat cerah. Tidak bosan-bosannya dia mengeluarkan hawa panasnya membuat orang-orang di bumi mengeluarkan keringat dan merasa gerah.
Joey menunggu seseorang di gerbang sekolah. Hari ini kayaknya Joey akan dijemput oleh Mark. Awalnya Joey menolak, tapi karena kemarin Joey sudah menolak ajakan Mark untuk jalan, akhirnya hari ini dia mengijinkan Mark untuk menjemputnya ke sekolah.
Tetapi sudah 15 menit dia menunggu tetapi Mark belum muncul juga. Entah apa yang terjadi. Namun Joey masih menunggu di depan gerbang. Tiga puluh menit sudah Joey menunggu, tapi yang ditunggu belum juga datang.
Joey mencoba menghubungi Mark lewat HP nya tetapi nomor HP Mark saat ini tidak aktif. Joey pun berinisiatif untuk pulang. Kasihan juga pak satpam gak pulang karena masih menunggu Joey yang belum dijemput juga sama orang yang punya janji.
Dengan langkah gontai dia keluar dari pagar lalu menelepon seseorang
"Hallo, pak Jupri." kata joey pada orang yang dia telepon.
"Iya, non. Ada apa?" tanya orang tersebut.
"Tolong jemput aku di sekolah pak. Sekarang." kata Joey tegas.
"Baiklah,non. Saya kesana." sahut pak Jupri cepat.
Sekitar lima menitan Joey menunggu, pak Jupri sudah datang.
"Tumben non minta dijemput? Biasanya non paling nggak suka dijemput. Lebih memilih jalan kaki.
"Nggak apa-apa pak. Hari ini aku lelah. Pengen cepat-cepat sampai di rumah. Matahari juga panas banget. Nggak kuat lagi aku untuk jalan pak." kata Joey.
Pak Jupri keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Joey. Tetapi tiba-tiba...
"Nggak usah pak. Aku bisa sendiri membukanya" cegah Joey agar pak Jupri tidak membukakan pintu untuknya.
"Tapi non,....
"Sudah, ini saya udah masuk. Bapak masuk aja dan nyetir. Aku udah capek. " kata Joey melangkah membuka pintu mobil dan duduk.
Joey masih bingung. Apa yang terjadi dengan Mark. Mengapa dia ingkar. Mengapa dia tega membohongi Joey. Seharusnya kalau nggak bisa jemput nggak usah berjanji.
Kau yang berjanji kau pulalah yang mengingkari. Hihi. Kayak lagu dangdut. Itulah yang berkecamuk di pikiran Joey. Joey nggak suka dibohongi.
Hal yang paling dia tidak suka di dunia ini adalah itu 'bohong'. Akan susah dia percaya lagi. Namun jika alasannya logis, Joey akan menerima dengan lapang dada.
Sementara di tempat lain, ada seseorang yang melihat Joey dari kejauhan. Orang iti mengikuti mobil yang ditumpangi Joey. Tentunya Joey nggak menyadari itu. Pak Jupri juga nggak peka. Karena orang tersebut ambil posisi agak jauh agar mereka tidak dicurigai.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Sementara Joey di belakang sedang asyik mendengarkan lagu dari HP nya dengan headseat.
Pak Jupri juga fokus dengan setirnya tanpa sadar bahwa seseorang telah mengikuti mereka dari belakang.
Tak berapa lama mobil sudah memasuki gang. Rumah Joey sudah dekat. Orang itu pun masih mengikuti jejak mobil Joey.
Sampailah mereka di depan gerbang rumah berpagar hitam dengan cat dinding warna putih bersih. Bik Darmi sudah siap di depan gerbang untuk membukakan pintu untuk tuannya.
"Non, udah pulang?" saap bik Darmi.
"Udah, bik. Makanya bisa ada di sini." kata Joey dengan anggukan.
Joey segera bergegas ke kamar untuk bersih-beraih. Karena di kamarnya ada kamar mandi. Orang yang mengintai Joey juga sudah sampai berasamaan dengan mobil yang ditumpangi Joey.
Tetapi orang itu agak jauh berhenti di belakang mobil Joey. Dia seorang pria. Dari penampilannya sepertinya dia mengincar sesuatu. Celingak celinguk dia melihat sekeliling takut-takut ada yang mencurigai. Dia mencari alamat.
"Itu dia. Jln. Cempaka putih No. 128." kata orang itu.
Lalu dia mengambil ponselnya dari kantong celana jeansnya. Dia mencari kontak yang ingin dihubunginya.
"Hallo, bos. Aku udah menemukannya. Aku udah tau dimana rumahnya.
"Baik. Kirim alamatnya sekarang. Jangan lupa potokan rumahnya!" perintah orang tersebut dari seberang.
"Siap bos. Segera saya aku laksanakan." kata suruhan tersebut.
Dia pun membuka aplikasi kamerq pada ponselnya. Dia berjalan beberapa langkah mendekat ke rumah Joey agar mendapatkan hasil yang lebih bagus. Agar bosnya senang. Dan dia pun mendapatkan komisi dari bosnya. Cepat-cepat dia jepret-jepet agar tidak ada yang melihat. Dia pun berlalu ke arah motornya seperti orang ketakutan.
Dengan cepat dia menyalakan mesin motornya lalu melaju dengan kecepatan tinggi sehingga mengeluarkan kepulan asap yang menebal. Menimbulkan polusi udara.