Berawal dari berada dalam lobby yang sama di sebuah game. Aksara, pro player game mobile legend, sekaligus playboy terganteng dan terseksi di kampus, secara aktif mengajak Kirana main bareng di game tersebut. Lalu dengan alasan iseng, Aksara mengajak gadis tersebut untuk menjalin afinitas sebagai pasangan, bahkan sebelum mereka bertemu. Dengan alasan yang iseng pula, Kirana menerima permintaan hubungan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, tanda mawar itu semakin mekar, padahal mereka juga tak pernah bertemu. Sebenarnya, Aksara tau jika gadis itu adalah adik tingkatnya di kampus, sekaligus sahabat dekat adik kandungnya, namun Ia masih menikmati hubungan penuh ketidakjelasan ini. Hingga suatu kali, Aksara datang menemui Kirana, memperkenalkan dirinya sebagai seseorang yang sangat dikenal Kirana.
Arshaka, adik Aksara, sekaligus sahabat Kirana, sudah memperingatkan Kirana agar menjauhi kakaknya itu. Tapi yang Kirana tidak mengerti, kenapa Arshaka harus melarang Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bucin ML
Begitu pintu apartemen Aksa terbuka, pemuda itu menarik Bella masuk. Bella celingukan. Sebenarnya, dia sudah sering kesini bersama Galen. Tapi ini kan beda, ini Galen malah tertarik pada tawaran bocah mesum macam Aksa. Gimana sih Galen tuh?
Ya meskipun sebenarnya Bella juga mau sih. Tapi gimana kalau Aksa tiba-tiba muncul? Kan malu. Kalau ciuman doang mah gak papa. Kalau yang lain-lain kan beda lagi.
"Kalo ada Aksa di dalem gimana, Sayang? Siapa tau Aksa mau ngerjain kita?" Bella menarik Galen kembali.
"Ya biarin, kalo dia lihat malah dia yang repot kan, biar dia sang-e tuh." Galen tersenyum miring. Lalu tersenyum begitu manis pada Bella. "Sekali-sekali, biar ada sensasi yang berbeda."
Bella tak protes lagi. Gadis itu ikut menatap Galen, menyelami perasaan pemuda ini.
Perlahan, Galen mencium bibir perempuan yang sangat dicintainya ini. Meskipun setiap hari Galen selalu menciumnya, meskipun mereka begitu bisa sepanjang hari kalau lagi nggak ngapa-ngapain, tapi tetap saja setiap waktu itu terasa begitu mendebarkan bagi Galen. Pun saat ini.
Ia menidurkan Bella di sofa ruang tamu. Tak lupa, menyalakan televisinya dengan volume keras, berjaga-jaga kalau ada yang dengar ******* mereka. Ya meskipun apartemen Aksa ini kedap suara sih tapi siapa yang tau. Karena Bella ini mungkin tak cuma mendesah, bahkan gadis itu bisa setengah berteriak.
Galen membuka bajunya dengan tergesa. Namun membuka baju dress Bella dengan begitu lembut, seperti gadis itu adalah pajangan kaca yang mudah pecah. Tangannya menelusup ke punggung Bella. Dalam sekali jentikan, pengait gadis itu telah terlepas. Baru Galen menariknya, membuangnya ke sembarang arah.
"Galen…"
"Ya, Sayang?" Galen menjawab di sela-sela aktivitasnya melahap bagian dada gadis itu. Salah satu bagian favoritnya.
"Kamu nggak bakal main sama cewek lain kan? Nggak bakal sentuh cewek ahhh.. lain kan?" Susah payah Bella mengatakan ini. Karena gelinjang aneh akibat aktivitas Galen yang tanpa henti.
Galen berhenti sejenak. "Nggak, Sayang, aku bukan Aksa." Galen menatap manik mata gadis itu. "Tapi maaf ya, aku sang-ean. Kamu jadi harus sering layanin aku kayak gini."
"Nggak papa, asal cuma sama aku." Bella menarik Galen untuk kembali menciumnya.
Lalu percintaan panas itu pun terjadi.
—
Sore hari, Aksa benar-benar menepati janji, Ia membunyikan bel di depan apartemennya sendiri. Tak lama, Galen membuka pintu dengan cengiran lebar, mempersilahkan Aksa untuk masuk.
"Sudah berapa ronde?" Aksa bertanya iseng.
Ia menatap ke sekeliling rumahnya. Sudah rapi. "Wah, sering-sering aja kalian main kesini. Lumayan babu gratis." Komentarnya melihat rumahnya jadi rapi dan bersih berkat pasangan bucin ini.
"Tai. Mandi lo sana. Abis itu makan bareng gue sama Bella."
"Cewek lo masak?" Aksa menengok ke arah dapur. Bau masakan memang tercium sedari tadi. Yah, Aksa jadi kangen mamanya. "Buru halalin. Udah paket lengkap, kurang apa sih?"
"Gue belum lulus njing." Galen mengumpat. Dia memang satu angkatan dengan Aksa, masih semester 7. "Udah sana buruan gak usah banyak komentar." Ia mendorong-dorong Aksa ke kamarnya.
Aksa justru menahan dirinya. Menoleh pada jam dinding lalu terdiam sejenak. "Eh, lo jangan pulang lebih dari jam 8 ya."
Galen menautkan alisnya. "Kenapa?" Ia memandangi Aksa sejenak. Melihat gelagat aneh Aksa membuat dahinya semakin berkerut. "Lo mau nyewa cewek lagi? Cari pacar sana loh, Sa. Atau cari istri kek biar nggak jajan mulu lo. Lo nggak takut kena penyakit?"
"Ngaca bos! Nikah dulu baru gue dengerin petuah lo." Aksa berlari menuju kamarnya.
"Gue udah gak pernah jajan ya, njing!“ Galen kembali mengumpat.
—
Bahkan sebelum jam 8 malam, masih kurang beberapa menit lagi, Aksa sudah berusaha keras untuk mengusir teman-temannya. Padahal niat Bella, Ia akan mencuci piring sebentar, lalu baru pulang. Cuma sebentar loh, hanya 10 menit. Tapi Aksa sudah mendorongnya keluar.
"Harus pas banget nih? Dia nunggu bentar kan gak papa. Orangnya juga belum datang." Galen protes, Ia masih mengira Aksa mengusirnya karena pemuda itu sudah menyewa seseorang di jam ini.
Melihat Aksa yang masih sibuk mendorong Bella, Ia menarik Bella mendekat ke arahnya. Jangan sampai gadis cantiknya ini disentuh oleh cowok mesum macam Aksa.
"Bawel amat, udah jam malam. Tutup. Dah. Hati-hati." Begitu kedua temannya ini keluar, Aksa langsung menutup pintu. Menguncinya lalu berlari menuju kamarnya.
Tergesa mengambil handphone. Pemuda ini meraihnya, segera menyalakan aplikasi mobile legend.
Lama sekali.
Entah kenapa Aksa menjadi tidak sabaran. Untungnya tak berapa lama, beranda gamenya sudah muncul, sudah siap jika ingin bermain.
Tapi bukan itu yang Aksa cari. Ia mengamati deretan temannya yang online. Tapi tidak ada nama Kirana.
Pemuda itu menoleh pada jam dinding sekali lagi. Ini sudah jam 8 lebih, kenapa Kirana belum on? Apa tadi dia sudah on lalu off lagi karena melihat Aksa masih off?
Aksa frustasi. Ingin bertanya, tapi bertanya pada siapa? Ia bahkan tak punya nomor gadis itu.
"Kemana ya?"
Akhirnya, Ia mencoba untuk mengirim pesan pada akun itu. Ya meskipun orangnya masih off, tapi dicoba saja.
Berkali-kali, Aksa mengamati handphonenya, menunggu balasan, atau minimal, menunggu gadis itu on kembali.
Hingga sampai jam setengah 9, barulah akun tersebut terlihat tanda kehidupan. Aksa segera menarik senyum tipis menyadarinya.
Kirana999 : halo kak Aksa. Nungguin aku ya?
Ampun bang jago : hahaha, tumben baru on, biasanya jam 8 pas
Kirana999 : yaampun kak beda setengah jam doang hehehe
Setengah jam itu cukup bikin Aksa kalang kabut padahal.
Kirana999 : aku baru pulang kak. ojek online lagi demo ya jadi susah cari driver
Memang benar. Macet sekali tadi di jalan. Tau gitu mending Ia menjemput Kirana saja. Seharusnya dekat, kan waktu itu Ia mencari Kirana dari fitur jarak terdekat di aplikasi gamenya.
Ampun bang jago : kok gak bilang aku aja, tau gitu ku jemput
Kirana999 : lah kak, kita belum ketemu masa tiba-tiba minta jemput
Kirana999 : kak aku mandi bentar ya, nanti aku chat lagi
Aksa mematung. Astaga gadis ini polos apa gimana? Kenapa harus laporan begini sih kan Aksa jadi gagal fokus.
Aksa memejamkan matanya. Tahan Aksa tahan. Masalahnya Kirana mungkin mandi cuma beberapa menit, itu tidak cukup jika digunakan Aksa untuk memulai aktivitasnya.
Tahan dong Aksa. Cari kesibukan.
Aksa meracau dalam hatinya.
"Kak Aksa…"
Suara itu terdengar lagi.
Sialan.
Aksa mengumpat.
Ia meraih handphonenya, memperbesar foto Kirana, menatapnya lamat-lamat.
"Maaf, Kirana, maaf." Berulang kali Ia mengucap kata maaf.
Lalu Ia memulai aktivitasnya, dengan menatap foto wajah gadis itu. Berusaha secepat mungkin mencapai puncaknya.
—
mesum kali mas Aksa nihhhhh 😒