Misi Kepenulisan Noveltoon
Rumput tetangga lebih hijau, itu sudah biasa. Bagaimana kalau tetangga sebelah lebih seksi? Uh ... la ... la ... siapa yang tak tergoda?
Rumah tangga Inggit Katharina dan Fandi Haran terlihat baik-baik saja di luar. Banyak foto-foto romantis mereka di halaman majalah bisnis. Siapa sangka semua itu hanya akting semata?
Inggit yang kesepian mulai tergoda tetangga sebelah rumahnya, Dalvin Haris, pengusaha muda yang seksi dan menggoda. Bagaimana kalau Dalvin juga menyukai Inggit? Apakah hasrat liar mereka akan bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meja Dapur yang Besar
Perasaan Inggit semakin membaik setelah dihibur Dalvin. Rasa sakit hati yang ia rasakan karena penolakan dari Fandi tergantikan oleh kebaikan hati Dalvin yang terus menghibur hatinya. Bukan hari itu saja Dalvin menghiburnya, keesokan harinya Dalvin juga datang untuk menghibur Inggit.
"Inggit ... Inggit, bangun dong! Ayo kita lari pagi!" teriak Dalvin seraya mengetuk rumah Inggit. Tak ada mobil Fandi, artinya suami Inggit tak pulang lagi semalam. Dalvin bisa dengan leluasa masuk ke dalam pekarangan rumah Inggit dan memanggilnya.
"Lari? Sekarang?" Inggit membuka pintu dan terlihat cantik meski baru bangun tidur. Ia menguap sambil mengucek matanya.
"Iya, cepatlah! Aku tunggu. Sinar mentari pagi bagus untuk kesehatan, cepatlah!"
"Iya, Mas." Inggit mengganti baju tidurnya dan bersiap lari pagi. Dalvin menyuruhnya pemanasan dahulu. Berdua mereka lari sampai keluar komplek.
"Bagaimana kalau kita ke pasar? Kalau kamu lelah, kita jalan santai saja. Kita bisa beli bahan makanan untuk kita masak bersama di rumahku, bagaimana?" ajak Dalvin.
"Masak bersama? Ide bagus. Ayo, bagaimana kalau kita buat ikan bakar dan beli aneka seafood?" kata Inggit dengan penuh semangat.
"Tentu saja boleh. Apapun yang kamu mau, ayo kita beli dan buat nanti malam!" kata Dalvin.
"Kenapa harus nanti malam sih?" Inggit menghentikan langkahnya karena penasaran.
"Aku ... em ... ada pekerjaan yang harus aku kerjakan siang ini. Kali ini agak penting, tak bisa aku tunda. Aku baru pulang nanti malam. Tak masalah bukan kalau kita masak-masaknya nanti malam?" tanya Dalvin.
"Tak masalah sih. Aku yakin suamiku juga tak akan pulang lagi malam ini," kata Inggit dengan pesimis. Wajah Inggit tersenyum namun sorot matanya yang sedih tak bisa menyembunyikan kesedihan yang ia rasakan.
"Oke, mari kita belanja yang banyak!" Dalvin menarik tangan Inggit dan tak membiarkannya bersedih saat bersamanya.
****
Inggit sudah menunggu Dalvin sejak tadi. Ia tak sabar ingin memulai acara masak bersama mereka. Sejak Dalvin ada di saat Inggit sedih, sejak itu pula Inggit merasa memiliki teman untuk berbagi. Dalvin yang ramah, murah senyum dan perhatian adalah yang Inggit butuhkan saat ini. Bagaimana dengan Fandi?
Fandi sama sekali tak mengabari Inggit. Menanyakan apakah Inggit sampai rumah dengan selamat juga tidak. Inggit merasa dirinya sama sekali tak berharga di mata Fandi, padahal Inggit adalah istri sah Fandi. Inggit merasa Fandi sudah lupa kalau ia yang mengajak Inggit menikah karena Fandi dulu begitu mencintainya. Ternyata semua itu palsu. Untunglah Inggit mengenal Dalvin. Sosok yang mengisi kehampaan yang Inggit rasakan dan mengobati luka hatinya.
Suara deru mobil yang datang membuat senyum di wajah Inggit terukir lebar. Dalvin yang ditunggunya sudah datang. Inggit bergegas ke depan dan mendapati wajah Dalvin yang tak seceria biasanya. Dalvin terlihat agak sedih dan sedikit lelah.
"Akhirnya kamu pulang juga, Mas Dalvin. Aku sudah menunggumu sejak tadi. Bagaimana acara memasak kita? Jadi?" tanya Inggit sambil tersenyum lebar. Tatapan mata Inggit terlihat penuh harap.
Dalvin membalas senyum Inggit. Memang benar, Inggit bisa membuat moodnya jadi lebih baik. Perasaan kesalnya hilang saat melihat Inggit tersenyum. Mata Inggit yang berbinar dan tak sabaran untuk masak bersama membuat Dalvin tak mau mengecewakannya meski hati Dalvin sedang gundah.
"Jadi dong! Ayo ke rumahku. Kamu siapkan bumbunya, aku mandi dulu ya! Enggak enak nih keringetan." Dalvin membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan Inggit masuk.
Hari ini kali kedua Inggit masuk ke dalam rumah Dalvin. Pertama saat kemarin pingsan dan sekarang yang kedua untuk memasak bersama.
Inggit diberikan kebebasan menggunakan dapur Dalvin sementara sang pemilik rumah membersihkan tubuhnya di lantai atas. Rumah Dalvin amat bersih, ini yang Inggit suka. Barang-barang di dapur tertata rapi, Inggit mudah mencari barang yang diperlukan. Dapur Dalvin lumayan luas, dengan meja besar nan kokoh yang bisa digunakan untuk menaruh lauk, buah dan bisa sebagai meja makan juga.
Inggit malakukan tugasnya memarinasi seafood agar bumbunya meresap saat di panggang. Inggit asyik sendiri di dapur sampai tak menyadari kalau Dalvin berjalan ke arahnya.
"Sudah? Ada yang bisa aku bantu?" Dalvin sudah selesai mandi dan mengenakan kaos polo yang membentuk otot tubuhnya yang kekar. Harum tubuhnya sehabis mandi membuat Inggit merasakan perutnya menegang. Wangi sekali. Mata Inggit menatap otot kekar Dalvin sampai sulit rasanya menelan salivanya. Seksi dan menggoda sekali otot Dalvin untuk disentuh. Inggit menggelengkan kepalanya mengusir pikiran mesum yang singgah.
"Hanya tinggal dipanggang saja. Oh iya, aku buatkan jus, Mas Dalvin mau?" Inggit memberikan jus buatannya pada Dalvin.
"Mau dong." Dalvin berjalan mendekat, jarak keduanya kini sangat dekat. Inggit bisa menghirup wangi tubuh Dalvin yang habis mandi. Benar-benar segar apalagi kalau masuk ke dalam pelukannya yang hangat. Inggit menggelengkan kepalanya lagi, ia mengusir cepat pikiran liarnya. Terlalu sering menggoda Fandi membuat Inggit bak gadis penggoda yang tak boleh melihat cowok seksi sedikit, bawaannya mau dipeluk terus. Mungkin semua ini karena Inggit yang terlalu kesepian karena Fandi yang tak kunjung pulang.
"Wajah kamu kenapa memerah? Kamu sakit?" Tangan Dalvin yang terasa dingin sehabis mandi menyentuh kening Inggit tanpa permisi. Membuat jantung Inggit bertalu makin kencang.
"Aku ... tidak apa-apa." Wajah Inggit makin memerah. Dalvin bergitu dekat dengannya. Inggit bahkan bisa melihat bulu-bulu halus di dada Dalvin yang terlihat menyembul keluar dari kerah baju polonya yang tak dikancing. Susah payah Inggit menelan salivanya demi mengontrol dirinya. Dalvin benar-benar menggoda iman Inggit. Sulit sekali menolak pesona yang lelaki tampan dan seksi itu pancarkan.
Dalvin menatap Inggit dengan lekat, sementara Inggit berusaha mengalihkan pandangannya karena malu. "Kamu ... cantik," puji Dalvin.
"Makasih, Mas." Inggit menundukkan kepalanya karena malu. Dalvin membelai wajah Inggit dengan jari telunjuknya, membuat wajah Inggit semakin merah padam dan debaran jantungnya semakin bertalu kencang. Dalvin lalu melakukan sesuatu yang tak pernah Inggit duga sebelumnya. Tubuh Inggit tiba-tiba terasa melayang dan kini ia sudah duduk di meja dapur. Dalvin yang mengangkat Inggit. Inggit mencengkeram otot seksi Dalvin, reflek berpegangan agar tidak jatuh. Kini Inggit bisa menyentuh lengan kokoh Dalvin yang sejak tadi terus menggodanya.
"M-Mas Dalvin-" Inggit terlihat gugup dan tak terbata.
Dalvin menatap Inggit makin dekat dan langsung mencium bibir Inggit tanpa permisi. Inggit terkejut dengan apa yang Dalvin lakukan. Matanya terbelalak, ia tak percaya Dalvin mencuri ciuman pertamanya. Ciuman lembut nan memabukkan yang rugi rasanya untuk dilewatkan. Cara Dalvin mencium Inggit membuat Inggit merasa amat diinginkan, hal yang selama ini ingin Inggit rasakan namun tak pernah ia dapatkan.
Tiin!
Suara klakson mobil menyadarkan Inggit. Ia mendorong tubuh Dalvin dan loncat dari meja dapur. "Bagaimana ini? Mas Fandi pulang!"
****
tapi ini bisa jadi recomended tuk nunggu up nya si seruni😍😍😍
makasih k'mizzly tahan banting dengan komentar2 mak ini🙏🙏🙏
selama 3 tahun ,fandi begitu kan karna dia trauma juga dengan wanita,bukan selingkuh😔.
harusnya inggit eh angel mengerti itu sebagai istri🙏🙏🙏
seandainya fandi berterus terang dr awal mungkin ...
hilang ingatan....
trus ditolong siapa sampe bisa kerja jadi cs di kantor fandi....
untung baca udah the end ,bisa pelan2 baca nya ngga nunggu up😆