🌸 Lanjutan cerita dari "Merindukan Rembulan" 🌸
Yang nungguin kisah Fabian dan Laras,yuukkk mampir kesini...
Karena tak kunjung memiliki seorang anak,pernikahan antara Fabian dan Laras yang sudah di jalin selama 5 tahun itu pun terpaksa harus di akhiri karena Laras merasa dirinya tidak mampu memberi keturunan untuk suaminya Fabian.
Dan berharap,kelak suaminya bisa mendapatkan seorang istri yang bisa langsung memberikan keturunan untuk suaminya itu.
Lalu bagaimana jika satu tahun pasca bercerai Laras malah hamil anak dari Fabian??karena kejadian tak terduga,membuat mereka melakukan ONS yang mengakibatkan Laras hamil.
Akankah Fabian mau bertanggung jawab pada anak yang di kandung Laras??
Atau malah membiarkan Laras menjadi orang tua tunggal karena meragukan anak itu sebagai anaknya??
Yuukkk simak kisanya Fabian Bagaskara Herlambang dan Larasati Dewi Adnyana
🌸.Jadwal up :
🌸.Senin
🌸.Rabu
🌸.Jumat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07.Kembali Posesif
"Mbak Laras nggak pulang?"
"Pulang,tapi nanti.Selesai input data,duluan saja Mel,tolong tutup lagi pintunya.Takut ada yang ngira kalau toko masih buka!"
"Siap Mbak,kalau begitu Meli duluan ya Mbak,"
"Iya Mel,hati hati dijalan,"
"Siap Mbak."
Laras pun kembai berkutat dengan pekerjaan nya setelah Meli salah satu karyawan nya itu berpamitan.
"Apa lagi Mel?pasti ada yang ketinggalan?kebiasaan kamu ini!"ucap Laras saat mendengar pintu kembali dibuka tanpa melihat siapa orang yang datang.
Bergeming,Laras menautkan kedua alis saat tumben tumben nya gadis cerewet itu tidak menjawab pertanyaan nya.
Penasaran dengan apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh Meli akhirnya Laras pun mengangkat kepalanya dan...
Deg...
Kedua netra itu kembali bertemu,tubuh Laras membeku ditempat saat orang yang baru saja masuk itu berjalan mendekati meja kerja nya lalu duduk di atas meja kerja Laras tepat disamping wanita itu.
Karena postur tubuhnya yang tinggi membuat Laras harus menengadahkan kepalanya agar bisa melihat wajah tampan itu.
"Ini sudah larut,kenapa masih disini?"tanya nya sambil membelai lembut pucuk kepala Laras.
Aahhh,rasanya semua lelah ini hilang saat mendapatkan perhatian dan perlakuan lembut ini.'Rindu' satu kata yang sederhana namun tidak sesederhana itu saat orang merasakan nya.
Apalagi 'Rindu' itu bukan lagi pada tempat yang seharusnya.Hingga menimbulkan rasa sakit yang begitu mencekik sampai terasa tak bisa bernafas lagi.
"Bian?"
"Ayo pulang,ini sudah bukan jam kerja lagi.Jangan terlalu lelah,itu akan memperlambat tumbuh kembang nya,"lanjut Bian sembari menundukkan badan nya lalu mengecup bibir Laras sekilas,sedangkan tangan nya mengusap lembut perut Laras yang masih rata.
Bagaikan terhipnotis Laras hanya bisa diam terpaku saat kembali merasakan perlakuan dan perhatian Bian yang lembut ini.
Hati dan perasaan yang selama satu tahun ini dingin pun kini kembali menghangat.Sejenak hal itu membuat Laras lupa jika mereka bukan lagi pasangan.
"Ayo pulang!"ajak Bian lagi saat melihat Laras hanya diam terpaku dengan netra yang terus tertuju pada mantan suaminya itu.
Laras tersentak saat Bian kembali mencium bibirnya karena tidak merespon ajakan nya.Seketika wajah Laras memanas sat menyadari apa yang Bian lakukan saat ini.
"Ka_kamu kenapa bisa masuk dan,dan kenapa kemari?"tanya Laras yang begitu gugup hingga bertanya dengan suara yang terbata bata.
"Tentu saja lewat pintu,aku ini orang bukan hantu yang bisa nembu tembok,kamu ini."
"Bu_bukan begitu.Hanya saja,tadikan pintu nya sudah ditutup?"
"Ditutup tapi tidak dikunci kan?"
"Sudah,ayo pulang.Biar aku yang antar kamu pulang,ini sudah larut,jangan biarakan tubuhmu terlalu lelah!"
"Tapi Bi,,,"
"TIdak ada penolakan sayang,hhmm!"
Laras menghela nafas sepenuh dada saat lagi lagi dirinya tidak bisa menolak seorang Fabian Bagaskara Herlambang.
Seorang pria yang begitu teramat sangat dia cintai namun takdir tidak mengijinkan mereka bersama hingga tali pernikahan yang sudah mereka jalin selama 5 tahun pun terpaksa harus kandas oleh kejamnya penilaian makluk bernama manusia yang mengeluarkan sebuaha penilain tanpa melihat perjuangan apa yang dilakukan Laras dan Bian untuk mendapatkan keturunan.
"Tapi pekerjaanku belum selesai Bi,aku harus menginput data ini dulu!"
"Sudah tinggalkan saja,aku akan menyuruh seseorang untuk menyelesaikan nya.Nyonya Bagaskara Herlambang dilarang keras untuk bekerja keras,biarakan aku yang melakukan itu dan kamu tinggal menunggu dirumah untuk menikmati hasilnya,mengerti?"
"Tapi Bi,,,"
"Please Ras,satu tahun lalu aku sudah menuruti semua ke inginan kamu ynag tanpa kamu tahu bagaimana kesakitan yang aku atas perpisahan kita.Kini,giliran aku yang akan berlaku egois sama kamu.Sekarang,giliran kamu yang menuruti semua ke inginan aku.Aku rasa satu tahun ini aku sudah cukup memberikanmu kebebasan dan aku tidak akan memberikan hal itu lagi."
Tanpa menunggu jawaban dari Laras,Fabian pun langsung menarik tangan Laras lalu membawanya pergi keluar dari ruangan yang selama ini menjadi tempat pelarian Laras untuk menyembunyikan rasa sakit dan keterpurukan nya akan perpisahan yang dia alami bersama dengan Fabian.
"Selesaikan pekerjaan didalam.Jangan lupa kunci pintunya kembali setelah pekerjaan mu selessai,"titah Bian pada seorang pria yang sedari tadi berdiri didepan pintu ruangan kerja Laras.
"Baik tuan,"jawabnya singkat.
Fabian pun kembali menarik tangan Laras dan membawanya keluar dari toko itu.Fabian sedikit mendorong tubuh Laras agar masuk kedalam mobil miliknya.
Lalu setelah memastikan Laras sudah ada didalam mobil itu Fabian pun masuk kedalam mobil itu lewat pintu lain nya.
Malam yang sepi semakin sunyi kala didalam mobil itu sama sekali tidak ada suara.Laras dan Bian sama sama bungkam.
Laras sibuk memikirkan sikap Bian yang kembali posesif padanya.Dan Bian hanya fokus pada jalanan yang dia lalui untuk tiba disebuah rumah yang selama ini Laras tempati.
Hingga tanpa terasa,mobil mereka pun kini sudah tiba didepan halaman rumah sederhana itu.