di usia nya yg ke 17 tahun, orang tuanya akan menikahkan ya, dengan seorang tentara, ia tidak yakin apa ia bisa menerima tentara itu sebagai suami,
apakah ia bisa mencintai nya, dan apakah suaminya bisa mencintai nya, apalagi ini perjodohan ia tidak tau bagaimana nanti keadaan rumah tangga nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusnika Pitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(7)
Esok nya arka dan Clarisa kembali ke rumah orang tua Clarisa untuk mengambil, semua barang barang Clarisa untuk di bawa ke rumah baru mereka.
setelah menempuh perjalanan beberapa jam Dan sampailah mereka di rumah orang tua clarisa.
" ibu aku datang" Clarisa merentangkan tangannya lebar.
ibu nya datang dan langsung memeluk arka, dan arka hanya tersenyum kecil saat melihat wajah jengkel Clarisa pada ibu nya.
" aku curiga sebenarnya siapa anak kandung ibu?" tanya Clarisa jengkel pada ibu nya.
" hahhaaha sayang ibu hanya senang kau datang dengan menantu ibu yang tampan ini"
ibu Clarisa memeluk Clarisa pada akhirnya.
dasar mata ibu mengerikan tidak bisa melihat laki laki bening sedikit pun, batin Clarisa.
" begini Bu kami kesini untuk mengambil barang clarisa, untuk dibawa ke rumah baru kami" kata arka sopan pada ibu mertuanya.
" ah ia sayang, ibu juga sudah membereskan barang Clarisa, tinggal sedikit lagi" kata ibu Clarisa pada arka.
Clarisa pergi kekamar nya karna ibu nya sangat antusias bercerita pada arka, ia bahkan menjadi nyamuk di situ yang tidak dihiraukan ke dua orang itu.
ia sedih melihat kamar nya sendiri, karna sebentar lagi ia tidak akan menempati kamar ini lagi, dan pindah ke kamar baru, mereka.
"kreek" pintu berdenyit.
Clarisa melihat arka yang masuk ke kamar nya. ia sibuk membereskan barang yang akan dibawa nya pergi, dan menghiraukan kedatangan arka , walaupun setengah nya sudah dibereskan ibu nya.
" kamar mu tidak seperti anak perempuan umumnya"
tanya arka heran karna ia hanya melihat dinding polos berwarna biru Dongker, dan tidak banyak peralatan anak perempuan disana.
" aku tidak suka kamar ku terlalu ramai"
" pantesan" kata arka
" pantesan apa?"
" pantesan bentuk mu urakan begitu"
Clarisa menahan amarah nya, arka tidak bisa tidak mengganggu nya pasti ada saja ulahnya yang membuat Clarisa kesal.
" diam kau"
Clarisa ingin meninju perut arka lagi, tapi arka dengan sigap menahan tangan Clarisa, ia tidak bodoh seperti keledai jatuh pada lubang yang sama lagi.
tangan arka memegang kuat tangan Clarisa, Clarisa memberontak ia seperti Dejavu dengan adegan ini,ia ingat kejadian seperti ini dulu pada saat pertama kali mereka bertemu.
" lepaskan aku brengs*k"
" si brengs*k ini suamimu Clarisa"
" aku tidak peduli cepat lepaskan aku, tangan ku sakit"
" baiklah cium aku sekarang baru aku lepaskan"
" kau mesum, otak mu isinya hanya itu saja. cepat lepaskan aku"
" tidak, kalau kau tidak mau aku yang akan melakukan nya, dan jangan lupa mesum itu juga diperlukan untuk memperlancar keturunan nyoya Prasetya"
arka mencium Clarisa intens, clarisa memberontak tapi, arka tidak mau melepaskan ya. Dan akhirnya Clarisa menggigit bibir arka hingga arka melepaskan ciumannya, karna sakit yang menderanya.
" apa kau kucing liar? kenapa kau menggigitku"
" iya aku memang kucing liar, kucing liar ini diperlukan untuk menggigit orang gila sepertimu"
" kau sangat tega sekali pada suamimu nyonya Prasetya" kata arka sedih
" sudah kau jangan mendrama lagi, aku mau membereskan barang barang ku cepat, kau duduk saja disana"
ia menunjuk sofa kecil di kamarnya untuk arka, ia melihat bibir arka yang membengkak karna gigitanya, ia merasa sangat bersalah karna melakukan itu pada arka.
tapi saat mengingat tingkah arka pada nya itu bahkan belum setimpal batinya.
arka mendudukan dirinya di sofa kecil clarisa, ia agak lelah karna menyetir, dari hotel ke rumah Clarisa agak lumayan memakan waktu. tubuh nya lelah, dan ia tertidur pulas.
Clarisa sibuk membereskan barang nya setelah selesai ia duduk di bangku belajar nya tidak jauh dari arka. ia memperhatikan wajah arka yang tertidur, arka tertidur sangat polos bak malaikat.
Clarisa mendekat dan memperhatikan arka, arka kalau tidak berisik kelihatan sangat tampan bahkan sangat sangat tampan, ia bahkan tidak percaya kalau ia sudah menikah dengan lelaki ini.
ia heran bagaimana bisa seorang lelaki berkulit halus, dan putih seperti itu, ia bahkan iri saat melihat bulu mata arka yang sangat cantik.
ia melihat bibir bawah arka yang membengkak, karna gigitanya dan ia merasa bersalah lagi. ia mencoba untuk menyentuh rambut arka karna gatal ingin memegang rambut yang kelihatan sangat halus itu.
perasaan umurku dulu 17 tahun udah bisa pkir panjang dan udah punya duit sendiri🤣
Sukses bwt kk