NovelToon NovelToon
Ayah Dari Anakku

Ayah Dari Anakku

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Single Mom / Rumah Tangga-Anak Genius
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Realrf

Lily Valencia seorang wanita yang cantik, yang mengandung dan membesarkan seorang anak seorang diri, tanpa tahu siapa yang menghamilinya.

Kehidupan yang keras ia lalui bersama Adam, putranya. Setelah Lily diusir karena di anggap aib oleh keluarganya.

Setelah Empat tahun berlalu, pria itu datang dan mengaku sebagai ayah biologis Adam.

"Dia anakku, kau tidak berhak memisahkan kami!"

"Dia lahir dari benih yang aku tanamkan di rahimmu. Suka atau tidak, Adam juga anakku!"

Lily tidak tahu seberapa besar bahaya yang akan mengancam hidupnya, jika ia bersama pria ini. Kehidupannya tak lagi bisa damai setelah ia bertemu dengan ayah dari anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayah dari anakmu

Matahari mulai menyingsing, semburat jingga menghiasi langit. Lily tengah sibuk di dapur menyiapkan makan malam untuk untuk dia dan keluarga Ayu.

Sayur nangka muda, ikan, tahu, tempe dan ayam goreng dengan cekatan ia siapkan. Meskipun bukan makanan mewah, tetapi semua itu ia siapkan dengan sepenuh hati.

Tok ... tok ...tok ...

Suara ketukan pintu menghentikan tangan Lily yang hendak memasukkan tempe kedalam wajan.

"Assalamualaikum, Tante Lily!"

"Wa'alaikumsalam, sebentar," sahut Lily. Ia segera mematikan kompor kemudian mencuci tangannya.

Lily segera bergegas pergi ke ruang tamu, untuk membuka pintu. Lily tersenyum lebar menyambut kedatangan Ayu dan keluarganya.

"Ayu, Rafa. Ayo masuk," ujar Lily.

"Mereka aja, aku nggak di suruh masuk?" tanya seorang laki-laki yang sedang mengendong balita, ia tak lain adalah suami Ayu, Joko.

"Masuk aja Mas, Bintang tidur ya?"

"Iya Nih, dari tadi rewel sepertinya ngantuk," jawab Joko sambil menatap wajah mungil putranya.

Mereka pun masuk, dan duduk bersama di tikar yang ada di ruang tengah.

"Kak Rafa akhirnya datang!" pekik Adam senang

Adam sudah sejak tadi, duduk sambil menonton televisi di sana.

"Stt ... jangan keras-keras, adik Bintang lagi bobo," ucap Lily lirih. Adam pun mengangguk mengerti.

"Sebaiknya, Bintang di tidurkan di kamar aja Yu, kasihan kalau digendong begitu.

"Iya." Ayu mengambil Bintang dari gendongan suaminya, kemudian ia membawa balita berusia dua tahun itu ke kamar Adam.

Sementara ketiga laki-laki sedang asik menonton televisi bersama, Ayu dan Lily sibuk menyelesaikan masakan di dapur.

"Li, aku bener-bener minta maaf ya. Mungkin kalau hari itu aku nggak kasih izin Adam buat ikut Rafa jualan, mungkin semua ini nggak akan terjadi.

Maaf juga, aku nggak nengok kamu sama Adam di rumah sakit, maaf ya Ly ... maaf," ucap Ayu dengan penuh penyesalan.

"Astaga Ayu, kamu ini ngomong apa? ini semua musibah. Kalaupun hari itu Adam nggak ikut Rafa, dia juga akan jatuh atau terkena hal lain. Jangan menyalahkan dirimu, kita keluarga kan." Lily meletakkan mangkok yang baru selesai ia isi dengan sayur nangka muda.

"Kamu adalah satu-satunya keluarga yang aku punya, aku yang banyak hutang budi sama kamu." Lily memeluk erat tubuh Ayu.

"Heh ... Kenapa kok jadi bahas hutang budi? Kamu memang hutang apa sama aku? Kalau kamu menganggap aku keluarga, kita nggak ada istilah utang budi."

"Kamu juga nggak harus minta maaf seperti ini kalau begitu," rengek Lily.

"Udah ...Ah melow-nya. Laper," ujar Ayu. Lily melepaskan pelukannya, ia menyengir memamerkan jajaran giginya.

"Hehehe .... iya, kita bawa ke depan yuk."

Malam malam pun siap tersaji, mereka semua makan dengan khidmat, menikmati sajian sederhana yang di siapkan Lily. Sesekali Lily memperhatikan Adam yang tengah menatap Rafa yang disuapi sang ayah. Tak sekalipun Adam bertanya tentang ayahnya, setelah terakhir kali Lily menangis karena tak mampu menjelaskannya. Namun, Lily tahu dalam hati Adam, ia merindukan sosok seorang Ayah.

Hatinya seakan diremas, melihat wajah Adam. Lily sadar betapapun ia berusaha, ia tidak bisa memenuhi sosok seorang ayah bagi Adam. Lily mengusap lembut rambut sang anak.

"Adam mau bunda suapi?"

Adam menoleh, menatap kearah sang bunda dengan senyum yang merekah, tak terlihat lagi tatapan sendu nan merindukan. Sungguh ia tahu bagaimana cara agar Lily tidak merasa sedih. Adam menggelengkan kepalanya.

"Adam udah gede Bunda!" tegasnya.

"Kamu masih kecil, belum juga genap lima tahun." Lily mencubit gemas hidung mungil Adam.

Kadang Lily merasa Adam bersikap terlalu dewasa untuk anak seusianya.

"Cuma kurang dua bulan aja kan Bunda," sahut Adam sambil menggosok hidungnya yang memerah.

Ayu tersenyum melihat Adam dan Lily bisa bahagia, dan menjalani kehidupan mereka dengan baik seperti sekarang. Ia ingat bagaimana sang mendiang ibunya pertama kali mengajak Lily pulang bersamanya. Wanita itu kurus dan dalam keadaan hamil besar, saat itu keadaan sangat tidak baik.

"Bagaimana Yu, enak?" tanya Lily tiba-tiba.

Ayu mengangguk. " Enak kok, kenapa?"

"Hehehehe ... tanya aja. Sapa tau ke asinan, kan jarang juga aku masak."

"Enak, kok cuman kurang sepertinya ada yang kurang," Seloroh Joko.

"Emang apa yang kurang Mas?" tanya sang istri. Lily pun mengerutkan keningnya ikut menanti jawaban Joko.

"Kurang sambalnya."

"Astaga, kamu ini Mas." Ayo menyenggol lengan suaminya.

Suasana begitu hangat dan penuh canda tawa, Lily sangat bersyukur bisa memiliki keluarga seperti mereka. Hidup dalam kesederhanaan dan saling menyayangi, tak ada lagi yang ia inginkan. Sangat jauh jika dibandingkan dengan kehidupannya yang dulu, bergelimang harta tapi tak ada rasa kasih di dalamnya.

Setelah menyelesaikan makan malam, Ayu dan keluarganya pun pamit undur diri.

"Makasih ya Ly, kapan-kapan gantian makan di rumah aku," ucap Ayu.

"Siap deh, asal dibikinin tempe mendoan."

"Siaplah, kalau cuma mendoan aja. Asal jangan sate kambing, mahal."

Keduanya pun tertawa bersama. Setelah mengantarkan Ayu dan keluarganya sampai di pintu depan. Lily kembali masuk.

"Di minum susunya Sayang, bunda tinggal cuci piring sebentar ya," ucap Lily sambil menyodorkan segelas susu coklat hangat untuk Adam.

"Iya Bunda," jawab Adam.

Lily tersenyum, ia kembali ke dapur untuk bertempur dengan tumpukan piring kotor. Belum lama tangan Lily bergulat dengan busa dan sisa makanan yang menempel di piring. Suara ketukan pintu kembali terdengar dari luar.

"Siapa?!" teriak Lily, suaranya sangat mungkin terdengar oleh sang tamu, karena letak dapur yang tidak begitu jauh dari rumah tamu.

Tak ada jawaban, tapi pintu itu kembali di ketuk, bahkan lebih keras.

"Siapa sih," gumam Lily. Ia membasuh kedua tangannya yang penuh busa lalu menutup kran air.

Tok ... tok .. tok ...

"Siapa? Tante Ayu ya?" kali ini Adam yang bertanya.

Lily berjalan mendekati putranya. Lily membantu Adam untuk berdiri, kemudian mendudukkannya di kursi roda.

"Siapa ya Bun?"

"Nggak tau, apa mungkin Ayu? tapi kenapa nggak jawab kalau di tanya?" Lily jadi merinding membayangkan siapa yang mengetuk pintu.

Apalagi ini sudah lebih dari jam sembilan malam, malam ini juga lumayan sepi tak seperti biasanya.

Suara ketukan pintu kembali terdengar. Lily semakin penasaran sekaligus takut, apa mungkin orang? atau hantu? Hais ... pikiran Lily jadi tidak karuan.

"Bunda buka pintu ya," ucap Lily dengan ragu.

"Adam ikut Bunda," sahut Adam, ia tidak tega melihat wajah bundanya yang ketakutan.

Adam tahu bundanya takut dengan hal-hal mistis. Meskipun Adam yakin yang mengetuk pintu adalah manusia bukan hal yang tak kasat mata, tetapi ia juga tidak tahu orang itu punya maksud baik atau buruk.

Lily mendorong kursi roda putranya, sampai di dekat pintu. Lily mengambil sapu untuk berjaga-jaga, jikalau seorang di balik pintu menyerangnya.

Tok ... tok ...

"Siapa?" tanya Lily lagi.

"Cepat buka," sahut seseorang dari luar. Suara itu sangat familiar bagi Lily.

Dengan takut-takut Lily akhirnya membuka pintu, saat pintu terbuka. Seorang laki-laki memakai kacamata hitam, tinggi tegap berdiri dihadapannya.

Lily mencengkeram kuat sapu yang di pegangnya.

"Siapa Anda?" tanya Lily.

Bukannya menjawab tersenyum kecil, seperti menyeringai menakutkan.

"Aku Adalah Ayah dari anakmu," ucapnya.

1
Endang Werdiningsih
ahnan bekerjasama dgn veronica buat menghancurkan rmh tangga aric,veronica mau memanfaatkan cindy dan ibu'a,,,penjahat tp merasa jd korban...
Nita Kusnitawati
kenapa karakter lily ini selalu ketus pada suaminya ? bikin jengkel aja
wan hasma
Lumayan
Hazel
Luar biasa
inayah machmud
si kembar belum lahir
inayah machmud
yakin banget aric kalau tahun depan bisa ngasih adik kembar perempuan untuk Adam.
inayah machmud
adik nya Adam mau launching
inayah machmud
Lily terlalu baik, ana kamu ngatain Lily l***e tapi ternyata anak kesayangan mu Cindy seorang jalang murahan peliharaan sugar Daddy.
inayah machmud
wow sekarang perusahaan Wiguna menjadi milik Lily.
antha mom
lili manggil aric kok "kau".
antha mom
Luar biasa
antha mom
lekas sembuh Adam,, tetap semangat ya nak
Andrea Ann
alur cerita yang menarik..5 bintang untuk mu👏
Andrea Ann
Buruk
Anonymous
Kereen lili👍👍
Rysa
lily hamil kembar ya semoga kali ini hamil anak perempuan ya...
lucunya liat anne yang masih kecil tapi dah nurut ke adam apa mereka bakal berjodoh
Realrf: judul lanjutan novel ini itu Selir ke sembilan sang penguasa, dan adam ebagai tokoh utamanya
total 1 replies
Rysa
cerita yang bagus dan menarik
Rysa
wah bahaya....
Rysa
bucinnnnn
Rysa
wah bakal ketemu veronika nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!