Nico Melviano, dia merasa dirinya pria bodoh membuang waktu bertahun-tahun menunggu cinta berbalas. Tapi ternyata salah, wanita itu tidak pantas untuk ditunggu.
Cut Sucita Yasmin, gadis Aceh berdarah Arab. Hanya bisa menangis pilu saat calon suaminya membatalkan pernikahan yang akan digelar 2 minggu lagi hanya karena dirinya cacat, karena insiden tertabrak saat di Medan. Sucita memilih meninggalkan Banda Aceh karena selalu terbayang kenangan manis bersama kekasih yang berakhir patah hati.
Takdir mempertemukan Nico dengan Suci dan mengikat keduanya dalam sebuah akad nikah. Untuk sementara, pernikahannya terpaksa disembunyikan karena cinta keduanya terhalang oleh obsesi seorang perempuan yang menginginkan Nico.
Bagaimana perjalanan rumah tangga keduanya yang juga mengalami berbagai ujian? Cus lanjut baca.
Cover by Pinterest
Edit by Me
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Janjimu Dusta
Flashback On
"Suci...., lihatlah sunset itu..." Rafa menunjuk dengan tangan kanannya. Rafa dan Suci duduk dipasir pantai yang berwarna coklat menghadap lautan lepas.
Tidak hanya mereka yang menghabiskan waktu senja di pantai Alue Naga, masyarakat sekitar pun sama, ada yang sambil jalan juga ada yang memancing.
"Ada apa dengan sunset itu ? kening Sucita mengernyit.
"Saat matahari tenggelam, cahayanya hanya hilang saat malam. Tapi esok dia akan kembali bersinar terang. Begitu pun dengan cintaku padamu Suci...tak akan pernah hilang, akan aku pertahankan walau rintangan menghadang..." ucap Rafa dengan senyum.
"Abang bisa ya gombalnya...." Suci mengmemercikkan air laut ke muka Rafa, dia langsung berlari menyusuri bibir pantai saat Rafa akan membalasnya.
Mereka saling kejar-kejaran penuh tawa bahagia, deburan ombak kecil yang bergerak menepi, membasahi kaki mereka yang tanpa alas.
Dengan tersengal-sengal mereka kembali duduk di pasir pantai yang kering. Saling tersenyum bahagia.
"Aku sudah tak sabar untuk segera menghalalkanmu Suci...Huft, menunggu 2 bulan serasa 2 tahun..." Rafa mendongakkan wajahnya menatap langit jingga.
"Bang Rafa....katanya, masa depan harus direncanakan dari sekarang. Hm, abang nanti pengen punya anak berapa ?" tanya Suci malu-malu.
"Kita ikut anjuran pemerintah aja, dua anak cukup...tapi aku maunya sepasang, laki-laki dan perempuan. Kalau laki-laki saja nanti kita buat lagi...aku pengen anak perempuan biar cantik seperti kamu..." Rafa tersenyum lebar menatap Suci.
"Semoga ya Bang...Allah kabulkan keinginan kita." sahut Suci yang diaminkan Rafa.
Flashback Off
*****
Sucita PoV
Bang Rafa, kamu begitu mudah melupakan janji manis saat kita selalu menghabiskan sore memandang sunset di pantai ini. Aku malah masih ingat setiap dialog kita saat merancang masa depan.
Pantai ini punya banyak kenangan manis. Aku nggak mungkin lagi berada disini, hanya akan membuatku terus terluka. Tinggal 12 hari lagi menuju pernikahan kita dan kini semua impian hancur berkeping-keping. Selamat tinggal pantai Alue Naga....
Author PoV
"Suci pulang sekarang yuk....sudah mau magrib," Rahma menepuk bahu Suci yang langsung terkaget.
"Eh ya ya ayo...." Suci menutup kaca mobilnya. Dia hanya melihat laut dari jalan besar.
"Rahma, aku akan pergi dari sini besok..." Suci menatap sahabatnya sekaligus sepupunya itu yang duduk di kursi kemudi.
"Suci tak bisa kah kau bertahan disini...aku pasti akan sedih..." Rahma memegang tangan Suci seolah memberi kekuatan. Suci hanya menggelengkan kepala lemah.
"Menurutmu, gimana rasanya ada di posisi aku. Dia akan bersanding dengan wanita pilihan Mama nya ditanggal pernikahan yang seharusnya itu aku mempelainya. Dan mereka menikah disini, di kota yng sama denganku. Aku nggak mau orang-orang menatapku iba...." ucap Suci berkaca-kaca.
"Aku faham Suci....kamu harus kuat ya! Si Rafa laki-laki pengecut, dia memang tak pantas untukmu. Laki-laki sejati harusnya bisa berjuang untuk mempertahankan cintanya. Aku doakan kamu mendapatkan jodoh yang lebih baik...." Rahma dan Suci saling berpelukan dengan mata berkaca.
Semilir angin pantai mulai terasa kencang saat hari menjelang magrib. Suci manatap kaca samping, menyaksikan pohon-pohon cemara yang berjajar sepanjang jalan, semakin terlewati laju mobil semakin menjauh pula pohon-pohon itu lepas dari pandangan. Pemandangan sejuk dan indah ini entah kapan akan disaksikannya lagi, hari ini terakhir Suci pergi ke pantai. Esok, lembaran baru akan dimulai ditempat yang baru, Jakarta !
...Bersambung...
Cocok sih...pengusaha emas dan pengusaha hotel 😍