Tiara pergi ke kantor catatan sipil menemani bibinya yang akan bercerai dengan suaminya. Siapa sangka seorang pria menarik tangannya dan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri pada seorang wanita tua yang berada di sebuah kursi roda.
"Ibu, dia calon istriku. Aku pasti akan menikah lagi, dan memberikan Andrew seorang ibu. Sekarang ibu sudah mau di operasi kan?" tanya pria yang menggenggam erat tangan Tiara.
"Eh, pak ini apa..."
Mata Tiara melebar, pria itu menciumnya. Begitu saja. Lalu berbisik pada Tiara.
"Bekerja samalah dengan ku. Aku akan berikan apapun yang kamu mau!"
"Wah, kalian benar-benar mesra. Baiklah, kalau begitu langsung masuk saja. Ibu baru mau dioperasi kalau kalian sudah dapat sertifikat pernikahan!"
Rahang Tiara nyaris jatuh.
"Me.. menikah? nyonya, aku masih SMA" kata Tiara tergagap.
Pria matang dan dewasa yang menciumnya tadi cukup terkejut.
'Dia masih SMA?' batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Rose tidak bisa menemukan Tiara di gedung itu, dan mengirimkan pesan juga tidak dibaca. Menghubungi Tiara tiba-tiba ponselnya jadi tidak aktif. Rose sangat panik.
Dia mengadu ke pusat informasi. Tapi beberapa kali petugas dari tempat itu memanggil Tiara dengan speaker, juga tidak ada tanda-tanda Tiara masih berada ke tempat itu.
Karena, sudah setengah jam lebih Tiara tidak datang ke pusat informasi. Rose menjadi panik.
"Pingsan di toilet mungkin, Bu!" celetuk salah satu petugas pusat informasi yang masih muda.
Kelihatanya pemuda itu anak SMK yang masih magang di gedung itu.
Tapi, karena memang Rose sedang panik, ucapan yang sebenarnya kemungkinan benar dan terjadinya hanya 30 persen itu bahkan sangat dipercaya oleh Rose.
Pada hakikatnya, gedung ini adalah gedung yang merupakan fasilitas umum yang penghuninya sangat banyak di siang hari. Dan tentu saja toilet umum di gedung seperti ini, paling tidak akan dimasuki oleh sebanyak 1 orang per empat menitnya. Coba bayangkan berapa orang yang akan masuk ke dalam toilet selama setengah jam.
Kalau ada yang pingsan, tentu saja akan ketahuan. Tadi saja Rose menangis sepuluh menit, langsung di gedor orang pintunya kenapa tidak terbuka-terbuka.
Jadi, sebenarnya menurut logika sebuah teori yang tidak berhubungan sama sekali dengan teori gravitasi bumi. Rasanya memang mustahil kalau Tiara pingsan di toilet. Dan tidak ada yang mengetahuinya.
Sayangnya, seseorang itu kalau sudah panik. Mau itu sisir masih nempel di kepala. Dia akan mencarinya sampai rumah tetangga. Dan seperti itulah Rose saat ini. Dia benar-benar berlari ke arah toilet, dan mencari keponakannya itu.
Rose memeriksa semua pintu. Juga memeriksa toilet umum di lantai satu dan tiga. Tapi, tidak juga bisa menemukan Tiara. Akhirnya, Rose pun memutuskan untuk menghubungi kakaknya. Dia hampir menyerah.
Dengan wajah panik, tangan sedikit gemetaran. Rose menghubungi kakaknya.
[Halo]
"Mbak... hihihi..."
[Sudahlah Ros, jangan di tangisi terus. Bruno juga gak ganteng-ganteng amat kan?]
Mata Rose agak melebar, dia benar-benar tahu sekarang. Darimana datangnya mulut asbun tanpa saringan keponakannya itu. Darimana lagi kalau bukan dari kakak kandungnya, satu ibu, satu ayah yang beda dua tahun dengannya itu.
"Mbak, bukan masalah mas Bruno. Rose sudah ikhlaskan mas Bruno, Rose relakan segalanya, cinta terbagi dua, rindu terpecah belah...."
[Gak usah nyanyi Ros! kalau lagi sedih itu, gak perlu orang lain tahu Ros. Orang kalau kamu senang saja gak kabar-kabar juga kan. Paling pamer doang kan fotonya di medsos]
Rose menghela nafas sangat berat. Tapi semua yang dikatakan kakaknya memang realita.
"Mbak, maaf ya mbak hihihi..."
Cara menangis bibi Tiara itu memang agak unik.
[Belum lebaran loh Rose, sudah minta maaf saja?]
"Mbak, dengerin dulu ngapa? Mbak, Rose tuh cuma tinggal ke toilet loh tadi, aku juga gak tahu kok bisa..."
Naluri seorang ibu, tentu saja mulai menangkap adanya aroma-aroma yang tidak baik. Terdengar, Seruni menyela Rose.
[Bisa apa Ros, Tiara mana?]
Rose makin merasa bersalah dan merasa panik.
"Mbak maaf ya..."
[Ros, Tiara mana?]
"Tiara hilang mbak!"
[Hilang? hilang gimana? Tiara itu orang loh Rose, badannya gede. Anak itu tingginya saja 170 loh. Hilang gimana?]
Terdengar suara Seruni sangat panik. Semua ibu tentu akan seperti itu. Akan sangat mengkhawatirkan anaknya.
"Aku juga gak tahu mbak, tadi itu aku suruh tunggu di depan pintu kantor catatan sipil, aku tinggal ke toilet sebentar mbak. Pas aku balik dari toilet, Tiara sudah gak ada. Aku sudah cari ke dalam, gak ada juga. Aku sudah minta tolong pusat informasi, mereka sudah panggil-panggil Tiara. Tapi Tiara gak ada jejaknya mbak. Aku telepon, nomornya gak aktif, mbak. Mbak apa kita lapor polisi saja ya mbak. Siapa tahu Tiara di iming-imingi permen atau eskrim gitu mbak kayak di berita-berita terus jadi korban penculikan!"
[Memangnya Tiara anak umur tiga tahun, di kasih permen, di kasih es krim bisa di culik orang?]
"Terus gimana dong mbak?" tanya Rose bingung.
[Mbak akan minta pendapat mas mu dulu. Coba aja telepon lagi, siapa tahu nanti nomornya aktif. Mbak cari mas mu dulu, kamu juga coba pulang ke rumah. Siapa tahu Tiara bosan di tempat itu terus pulang, memangnya berapa lama kamu di toilet?]
"Itu... gak sampai lima belas menit mbak!"
[Ngapain aja kamu? ya sudah, sudah. Coba pulang dulu ke rumah. Kalau Tiara gak ada di rumah. Telepon mbak lagi ya]
"Oke oke mbak, aku pulang sekarang!"
Rose segera menutup panggilan telepon itu dan segera memanggil taksi yang kebetulan lewat di jalan di depan gedung kantor catatan sipil itu.
**
Sedangkan orang yang sedang membuat ibu dan bibinya khawatir itu. Sekarang masih membaca kontrak perjanjian yang harus dia tanda tangani.
"Ini maksudnya tinggal satu rumah, gimana? om mau tinggal di rumahku gitu ya?" tanya Tiara yang tidak pernah berpikir dia akan meninggalkan rumah orang tuanya.
Sejak tadi, bicara dengan Tiara. Kolesterol Nicholas seperti semakin naik dan semakin naik lagi.
"Apa kamu lihat aku ini seperti orang yang tidak punya rumah?" tanya Nicholas.
Tiara langsung menundukkan pandangannya dari Nicholas dan melirik Will.
"Maksudnya, nona tinggal di rumah tuan. Nyonya besar sedang dalam tahap pemulihan. Kalau tuan dan nona tinggal terpisah. Itu akan membuat nyonya besar curiga, itu tidak baik untuk kondisi kesehatan nyonya besar!" jelas Will.
"Tapi, aku gak mungkin dibolehin sama ayah..."
"Nona, biar saya yang bicara pada ayah dan ibu nona. Bagaimana pun, nona dan tuan telah menikah. Kalian adalah suami istri yang sah, resmi. Tinggal bersama bukan sebuah kesalahan atau kejahatan. Dan seorang istri, memang harus ikut suaminya!" jelas Will lagi.
Tiara masih diam dan berpikir.
'Kenapa aku merasa seperti di jebak ya?' batinnya bingung.
"Jika tidak ada pertanyaan, cepat tanda tangan. Kamu sebenarnya bisa baca gak sih, hanya 10 poin saja butuh lebih dari setengah jam?" tanya Nicholas yang mulai tidak sabar.
Tiara mulai merinding. Pria itu kalau marah hawanya benar-benar seperti berada di rumah hantu, dia bisa mengeluarkan vibes horor seperti valak. Mengerikan.
Tiara pun tidak mau membuat pria itu marah lagi.
"Iya iya tanda tangan!" kata Tiara yang langsung menandatangani kontrak itu. Padahal tiga poin terakhir, itu poin yang paling penting, dan dia melewatkannya.
***
Bersambung...
malu Ama umur pak? tengah jalan di culik anak mu baru tau rasa🫣
kalau tuan nya ditalak 3😜🤣🤣
kira kira Tiara akan nurut gak ya 🤔🤔
jadi gaes,selama masih bisa dengerin Omelan mamah kalian
nikmati aja. percayalah ketika itu sudah ga kedengaran. rasanya malah hampa🥹
tapi ada benernya si
tapi..kalau mau disalahkan,ya bibinya
ngapain anak gadis ditinggalkan sendirian
kangen mamah ku🥹🥹🥹
tapi emang beda sih horang kayah smaa yg kayah" pas dulu cari receh di Singapura laki CEO bininya setara lah pergi cuma pakai sederhana make up pun tipis
pasti klu Andrew tau ya cuman dikit ada perang dunia ke3😃😃
biar seruuu
aku mau tau si Andrew playboy cap Kampak itu Tau mantannya jadi ibu tiri 🤣🤣😜
ug bertanggung jawab,penuh dukungan Ampe kadang rada jorokin.
Ama bau uit lah kyk om nicho🫣😜🤣
kalau mau ngurusin pernikahan Tiara itu gampang tinggal nanti aja setelah Tiara lulus bikin resepsi mewah, kan menantu mu si gapura kabupaten orang kaya tujuh turunan 🤣
bener apa enggak belakang
🤣🤣