BRO-SIS -Hot Ko/Yo-

Hari pertama sekolah Koa, ia akhiri dengan begitu manis. Ya, manis dengan berbagai hadiah yang diberikan para penggemarnya. Dimulai dari permen, coklat, topi bahkan bekal makan siang. Berasa seperti idol-idol korea yang menerima hadiah dari para fansnya, Koa pun tak mau kalah.

Koa tak kaget dengan kondisi ini. Kebiasaan ini sudah ia terima bahkan saat hari pertamanya masuk SMA ini. Ia sudah menjadi idola bagi cewek-cewek SMA disini bahkan oleh kakak kelasnya dulu. Alih-alih membawa semua hadiah itu pulang, ia memilih untuk membaginya ke Husein dan Uki.

"Baru juga hari pertama sekolah, udah bawa oleh-oleh nih," goda Uki

"Alhamdulilah...rejeki anak sholeh." kata Husein sambil mencomot satu batang coklat dari tas Koa

"Ambil semua deh. Sisain permen yang itu, kesukaan di Yondu." kata Koa yang masih mengingat permen marbels kesukaan adiknya

"Jadi, ada yang nyangkut ga?" tanya Uki sambil ngunyah cemilan dari para fans Koa

"Nyangkut? Lu kira layangan." kata Koa sambil membereskan buku-bukunya ke dalam ranselnya

"Masa dari puluhan cewek yang ngasih kado ke elu dari kelas satu sampek kelas tiga ini nggak ada satupun yang lu suka?" tanya Uki heran

"Hm...belum tahu dia. Cinta pangeran kodok ini cuma untuk satu cewek spesial saja." kata Husein

"Cewek spesial? Siapa? Dua tahun jadi temen kalian, belum pernah denger si Koko ini suka sama cewek." kata Uki penasaran

"Itu karena ane ga pernah bahas. Takut menimbulkan luka lama ke si Koa." jawab Husein sambil melirik ke arah Koa yang tidak merespon pertanyaan Uki sama sekali

"DIa cewek yang disukai Koa semenjak SMP. Ya bisa dibilang cinta pertama." kata Husein

"Wih... siapa tuh?" tanya Uki

"Namanya Amanda. Cewek blesteran Jerman sama Indonesia." jawab Husein

"Cie..cie..cie... cewek bule tuh? Kenal darimana lu, Ko?" tanya Uki lagi

Koa masih tidak merespon pertanyaan tentang cinta pertamanya itu. Namun raut mukanya menunjukan kerinduan yang begitu dalam pada sosok yang kini tengah Husein dan Uki bicarakan.

"Temen masa SMP." jawab Husein

"Ooo... terus dimana dia sekarang?"

"Habis lulus SMP, dia ikut bokapnya ke Jerman. Orang tuanya cerai." jawab Husein

"Jadi pengen tahu gue muka si Amanda itu." kata Uki

Husein mengambil hapenya dari saku celananya. Ia mengutak-atik sebentar kemudian menunjukannya pada Uki. Foto cewek cantik di tengah kota asing , duduk sambil menikmati sarapan ala bulenya.

"Ini yang namanya Amanda." kata Husein menunjukan foto dari aplikasi pinterestnya

"Wow... cantik banget. Pantesan lu ga kepincut cewek-cewek disini yang pada rebutan ngejar-ngejar lu." kata Uki

"Berisik lu." kata Koa lalu menyangking ransel itu di punggungnya, "Dah ah, gue pulang dulu. Si Yondu pasti udah nunggu gue di parkiran." kata Koa lalu meninggalkan kedua temannya yang masih asyik menghabiskan makanan dari fans-fansnya Koa

"Mereka masih berhubungan?" tanya Uki selepas Koa pergi

"Kayaknya si gitu. Si Kodok ga bergitu terbuka tentang percintaannya ke ane. Tapi ane tahu mereka masih berhubungan." jawab Husein

"Gimana caranya lu tahu?"

"Kan ane juga masih suka kontak an sama si Amanda. Anehnya si Amanda kagak pernah nanyain Koa. Itu berarti dia sudah tahu, karena dia juga kontak an pasti sama tuh kodok."

"Sok tahu lu. Emang mereka pacaran ya?" tanya Uki

"Tau ah! Banyak tanya lu. Seperti yang ane bilang, si Koa tuh jarang nyeritain percintaannya ke ane. Tertutup banget. Tapi ane yakin, dia bakal cerita pas dia siap kok." kata Husein

"Gue jadi semakin penasaran deh sama hubungan Koa ma Amanda."

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kemana aja si lu?. Lama banget gue nunggu lu di sini. Ga keren banget cewek sekece gue nunggu sesosok kodok di parkiran." omel Yoa pada Koa yang barusan datang.

"Sorry...sorry... biasa gue harus melayani dulu para penggemar gue." kata Koa sambil memberikan permen yang khusus ia simpan untuk diberikan ke adiknya ini

"Permen lagi?"

"Lu ga suka? Bukannya lu suka tuh permen?"

"Tuh para cewek ga bisa ngasih kado lain selain permen? Bilang penggemar, tapi cuma ngasih permen marbels yang murah." ejek Yoa

"Berisik lu. Udah naik." kata Koa sambil menyalakan mesin sepedanya

Yoa yang melihat mood kakaknya langsung naik jok sepeda motor tanpa babibu. Perlahan mereka melewati parkiran sepeda dengan dipandangi sinis oleh beberapa cewek yang sudah bersiap-siap pulang.

"Eh, Kodok. Gue sebenarnya mau protes. Tapi berhubung moodmu sekarang lagi sedih, gue tunda sampek batas waktu yang tidak ditentukan." kata Yoa pada kakaknya yang sedang konsentrasi nyetir itu

"Protes apaan? Udah bilang aja sekarang. Siapa tahu aksi protes lu bikin kesedihan gue ilang diganti sama kemarahan." kata Koa

"Kemarahan?"

"Ya kan kadang lu protesnya aneh-aneh. Protes bulu kaki gue, protes potongan rambut gue, protes fashion gue." kata Koa

"Itu bukan protes. Tapi gue kasih saran ke lu sebagai adik yang baik." kata Yoa sambil memakan salah satu permen yang diberikan kakaknya tadi

"Emang protes apaan?"

"Lu tahu, tadi gue dilabrak sama cewek ketua gank 'it-gells' di sekolah."

"it-gells? Apaan tuh?" tanya Koa

"Masa dua tahun sekolah disana lu ga tahu gank itu?"

"Gue ga ngurusin gank-gank ga penting di sekolah. Mana namanya aneh." jawab Koa jujur

"Iya. Bego mereka. Harusnya ya 'its-girl' bukan 'it-gells'. Memang fans lu pada bego-bego ya?" tanya Yoa

"Fans gue?"

"Ya, ketua gank mereka namanya Celine."

"Celine? Anak kelas dua belas- enam?"

"Mana gue tahu dia kelas berapa. Dari mukanya dia ga seperti anak SMA. Lebih ke kayak tante-tante. Dia sama anggota ganknya yang berjumlah empat orang itu ngelabrak gue di kelas. Malu tahu gue."

"Ngelabrak lu? Kenapa? Bikin masalah lu? Apa gara-gara make-up lu yang kayak topeng monyet itu?" ejek Koa sambil tertawa terbahak-bahak

"Eh, make up dia jauh lebih parah dari gue. Lebih tebel dan lebih menor!" jawab Yoa tak terima

"Lalu, kenapa lu sampek dilabrak coba?"

"Gara-gara lu Kodok!"

"Kok gara-gara gue?"

"Iya. Karena dia suka sama lu. Dia lihat lu datang ke sekolah sama gue tadi dan dia salah paham. Dia pikir gue pacar lu."

Koa tertawa lagi terbahak-bahak mendengar penjelasan dari adiknya yang lagi emosi itu.

"Emang bego dia. Masa dia nyangka gue pacaran sama badut sirkus." kata Koa

"Gue hajar lu ya!"

"Terus...terus... dia lakuin apa lagi? Pasti terjadi perang besar dong. Gue tahu perangai lu. Ga mungkin lu diam aja dilabrak cewek ga jelas kayak gitu."

"Ya iyalah. Gue lawan dia. Gue tanya emang dia pacar lu. Dia bilang gue ga punya urusan tanya itu. Dia emosi terus jambak gue."

"Hah...elu dijambak?" tanya Koa kaget lalu menghentikan laju sepedanya, "Elu ga papa."

"Menurut lu?"

"Cewek model lu sih pasti elu lawan dan hajar dia lebih parah. Lu kan punya sabuk biru karate." kata Koa

"Gue ga banyak omong. Gue juga anti jambak sama cakar. Jadi gue tonjok tuh mukanya."

"Gila lu."

"Lebih gila lagi kalo lu sampe beneran pacaran ma dia." kata Yoa

"Kan ga bakal rame tuh lu sama Celine kalo lu bilang lu adik gue." kata Koa

"Kan lu yang bilang tadi jangan ngaku kalo gue adik lu." kata Yoa

Koa hanya menghela nafas mendengar jawaban adiknya yang terkadang penurut di saat yang tidak tepat itu.

"Udah besok-besok lu bilang aja kalo lu adek gue. Jadi lu ga bakal diserang sama fans gue yang bar-bar." kata Koa yang khawatir dengan kondisi adiknya itu. Meskipun dia lebih khawatir sama lawan adiknya. Gimana nggak, si Yoa adalah anak karate yang ga banyak cang cing cong saat berantem. Bahkan saat berantem dengan Koa pun dia langsung memakai jutsu-justsu nya yang bahkan ga bisa dilawan dengan Jutsu milik Naruto.

"Gue juga ga yakin itu bakal bantu. Pokoknya jangan sampai lu pacaran ma dia. Gue lebih suka lu tetep sama Amanda, cewek cantik yang lemah lembut itu daripada Celine yang bar-bar."

"Sembarangan. Emang siapa yang mau pacaran sama Celine."

"Dah ah, ayo pulang. Gue mau cepet-cepet nyerahin surat ke ibu."

"Surat apa?" tanya Koa penasaran sambil menyalakan kembali sepedanya

"Surat panggilan ke sekolah buat ibu. Gue di skors!"

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------