NovelToon NovelToon
SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

Status: tamat
Genre:Mafia / Roh Supernatural / Dark Romance / Tamat
Popularitas:97
Nilai: 5
Nama Author: isagoingon

"Aku mencintaimu, Hayeon-ah. Mungkin caraku mencintai salah, kacau, dan penuh racun. Tapi itu nyata." Jin Seung Jo.





PERINGATAN PEMBACA:

Cr. pic: Pinterest / X
⚠️ DISCLAIMER:

· KARYA MURNI SAYA SENDIRI. Cerita, karakter, alur, dan dialog adalah hasil kreasi orisinal saya. DILARANG KERAS mengcopy, menjiplak, atau menyalin seluruh maupun sebagian isi cerita tanpa izin.

· GENRE: Dark Romance, Psychological, Tragedy, Supernatural.

· INI BUKAN BXB (Boy Love). Ini adalah BxOC (Boy x Original Female Character).

· Pembaca diharapkan telah dewasa secara mental dan legal.





©isaalyn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isagoingon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keinginan Terakhir dan Tamparan Keras

Hari-hari berlalu, terjebak dalam kabut lembap ruang bawah tanah yang terasa seperti penjara. Sinar matahari? Ah, itu hanya kenangan samar—kebebasan? Sebuah mimpi yang nyaris tak terjangkau.

Para penjaga, dengan wajah-wajah yang tak pernah ia kenal, datang dan pergi, membawa makanan yang hanya Hayeon sentuh dengan ragu. Setiap suapan terasa berat, seolah-olah mengunyah rasa sakit dan ketakutan yang terus membayangi.

Tubuhnya yang kecil semakin menyusut, terkurung dalam kesedihan yang tak berujung. Air mata—teman setianya—mengalir deras, membasahi pipi pucatnya.

Dalam keheningan, pikirannya melayang. Nyonya Lee... kebaikan wanita tua itu—apakah semua itu hanya sandiwara? Apakah dia sengaja menempatkannya di toko roti, agar Seung Jo bisa mengawasinya dengan mudah? Pikiran itu menusuk lebih dalam daripada tamparan fisik mana pun.

Satu-satunya sosok yang ia anggap keluarga, setelah orangtuanya pergi, ternyata bisa jadi adalah pengkhianat. Betapa menyedihkannya...

Suatu ketika, pintu besi berderit, dan sosok yang paling ia takuti muncul. Jin Seung Jo. Kali ini, dia datang sendiri. Hayeon, tanpa sadar, mundur lebih jauh ke sudut, menarik selimut tipis yang diberikan penjaga—seolah itu bisa melindunginya dari kegelapan yang mengancam.

Seung Jo melangkah perlahan, matanya meneliti keadaan Hayeon yang menyedihkan. Ada sesuatu di wajahnya—bukan amarah, melainkan kejemuan dingin yang membuat bulu kuduknya merinding.

"Kau tidak makan," katanya, lebih seperti sebuah pernyataan daripada pertanyaan.

"Kau ingin kelaparan sampai mati? Itu cara yang lambat dan menyakitkan."

Hayeon hanya menatapnya, matanya yang besar dipenuhi ketakutan dan kebencian.

Seung Jo melanjutkan, suaranya datar, "Jika kau ingin bunuh diri, aku bisa menyiapkan segalanya. Pil. Pisau. Tali. Pilihlah."

Seolah-olah dia sedang menawarkan menu, bukan alat untuk mengakhiri hidup. Betapa kejamnya—menunjukkan bahwa nyawa Hayeon tak lebih dari sekadar permainan baginya.

Namun, di dalam diri Hayeon, sesuatu mulai memberontak. Keputusasaan yang mencekam melahirkan keberanian yang aneh. Air matanya masih mengalir, tetapi suaranya, meski bergetar, keluar dengan tegas.

"Tidak," bisiknya, menarik napas dalam-dalam, menatap mata dingin Seung Jo.

"Aku... aku ingin tanganmu sendiri yang membunuhku."

Seung Jo terkejut, alisnya sedikit terangkat. Hayeon melanjutkan, suaranya semakin berani meski tubuhnya menggigil,

"Dan... aku ingin kau membiarkan dunia tahu. Umumkan pada semua orang bahwa Jin Seung Jo adalah seorang pembunuh. Bahwa kau membunuh orangtuaku, dan sekarang membunuh anak mereka yang tidak bersalah. Aku ingin... kau tidak bisa bersembunyi di balik kecelakaan atau apapun."

Dia ingin kematiannya berarti sesuatu—sebuah balas dendam, meski hanya dengan cara ini.

Reaksi Seung Jo datang lebih cepat dari yang ia duga.

“Slap!”

Tamparan keras menghantam pipi Hayeon, membuat kepalanya terpelanting. Rasa sakitnya tajam, membakar lebih dalam daripada luka di jidatnya.

"Jangan lancang," geram Seung Jo, suaranya rendah dan berbahaya. Wajahnya yang biasanya dingin kini dipenuhi emosi gelap.

Ancaman Hayeon untuk mengungkap identitasnya sebagai pembunuh—sesuatu yang dia jaga ketat—telah menyentuh urat nadinya.

Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi. Berbalik, dia pergi, meninggalkan Hayeon dalam kesunyian yang menyakitkan.

Hayeon terduduk lemas, tangannya memegang pipinya yang terbakar. Tamparan itu fisik, tetapi rasa sakitnya lebih dalam—sebuah pengingat betapa tidak berdayanya dia. Bahkan keinginan terakhirnya untuk mati dengan bermartabat pun ditolak dengan kekerasan.

Dia merangkak ke kasur tua, meringkuk dalam kegelapan. Ruangan itu sunyi, dingin, dan gelap. Dia benar-benar sendirian—tanpa orang tua, tanpa keluarga, tanpa teman. Bahkan sosok yang dianggapnya pengganti orang tua ternyata menyimpan niat tersembunyi. Dunia telah meninggalkannya, dan satu-satunya orang yang memperhatikannya adalah pria yang ingin menghabisi nyawanya.

Dalam kesendirian yang menyiksa itu, satu pertanyaan terngiang-ngiang. Apa gunanya bertahan hidup tujuh tahun yang lalu, jika akhirnya harus berakhir seperti ini?

1
LOLA SANCHEZ
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
isagoingon: besok yaa kakkk!😄
terima kasih sudah mampirr!!
total 1 replies
Oralie
Larut malam ini tetap menunggu update dari thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!