NovelToon NovelToon
ASI UNTUK BAYI MAFIA

ASI UNTUK BAYI MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: PenaBintang

Jade baru saja kehilangan bayinya. Namun, suaminya malah tega memintanya untuk menjadi ibu susu bagi bayi Bos-nya.

Bos suaminya, merupakan seorang pria yang dingin, menjadi ayah tunggal untuk bayi laki-laki yang baru berusia tiga bulan.

Setiap tetes ASI yang mengalir dari tubuhnya, menciptakan ikatan aneh antara dirinya dengan bayi yang bukan darah dagingnya. Lebih berbahaya lagi, perhatian sang bos perlahan beralih pada dirinya.

Di tengah luka kehilangan, tekanan dari suaminya yang egois, dan tatapan intens dari pria kaya yang merupakan ayah sang bayi, Jade merasa terperangkap pada pusaran rahasia perasaan terlarang.

Mampukah Jade hanya bertahan sebagai ibu susu? Atau hatinya akan jatuh pada bayi dan ayahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBintang , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MULAI NYAMAN

Beberapa minggu telah berlalu.

Jade mulai merasa nyaman berada di mansion Adriano. Beberapa pelayan memang bersikap acuh tak acuh padanya, tetapi dia tidak peduli dengan sikap seperti itu.

Perlahan, rasa bersalah yang selalu menghantui Jade perlahan memudar, digantikan dengan rasa bahagia karena bisa merawat Maximo. Bukan karena dia telah melupakan Anastasia, tetapi kini hatinya bisa sedikit ikhlas dengan kepergian putrinya.

"Mungkin Anastasia memang tak ingin memilih kami menjadi orang tuanya, apalagi Eric yang juga tidak pantas menjadi seorang ayah," gumam Jade. "Berbeda dengan Tuan Adriano. Meskipun dia pria yang memiliki pekerjaan kotor, dia sangat menyayangi putranya. Dia selalu datang ke kamar putranya, dan bicara dengannya sebentar."

Tiba-tiba Maximo yang sedang terlelap, menangis kencang. Jade tercekat dan buru-buru mendekat.

"Max Sayang, kau lapar?" tanya Jade dengan suara yang lembut, sambil meraih bayi itu dan menggendongnya.

Jade lalu berjalan ke sofa dan duduk di sana, menyusui Maximo, sambil bersenandung kecil.

Bayi itu terlihat sangat menyukai suara Jade ketika bersenandung. Dia menatap Jade dengan mata bulatnya yang polos.

"Kau suka dengan nada ini?" tanya Jade, diakhiri kekehan pelan.

Namun, pintu kamar itu tiba-tiba terbuka. Jade terkejut, begitu juga dengan Adriano yang langsung berbalik saat melihat Jade sedang menyusui putranya.

"Maaf, aku tidak tahu kau sedang menyusui putraku," katanya dengan suara yang serak.

Jade mencoba tenang dan menjawab. "Tidak apa-apa, Tuan."

Adriano mengangguk pelan. "Hari ini aku pulang awal, dan aku ingin bermain dengan putraku."

Jade menatapnya. Pria itu masih memakai jas, dan tercium samar aroma rokok. Jade menarik nafas dan menghelanya dengan pelan.

"Maaf jika aku lancang, Tuan," ucap Jade, berusaha tenang. "Jika ingin bermain dengan bayi, Anda harusnya bersihkan tubuh, dan ganti pakaian. Pakaian yang Anda kenakan ada bau rokok, dan itu tidak baik untuk kesehatan bayi."

Adriano berbalik pelan. Jade juga masih menyusui. wanita itu langsung menunduk dengan wajah memerah.

"Aku akan mandi sekarang," katanya.

"Silahkan, Tuan," sahut Jade.

Tanpa bicara apapun, Adriano langsung keluar dari kamar itu. Dia pergi ke kamarnya untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaiannya.

Hampir setengah jam berlalu, Adriano kembali ke kamar Maximo. Saat ini Jade juga telah selesai menyusui bayi pria itu.

"Jagoan kecil Daddy, sekarang tubuhmu tidak sekecil kemarin," bisik Adriano. "Pipimu mulai terlihat gembul, tangan dan kakimu juga berisi."

Jade hanya diam mendengarkan Adriano bicara pada bayinya yang terus menguap. Dia merasakan adanya kehangatan dari pria itu, meskipun bukan ditujukan padanya.

"Jade, kau sudah makan?" tanya Adriano tiba-tiba.

"Belum, Tuan," jawab Jade.

"Pergilah ke dapur dan minta pelayan menyiapkan makanan untukmu. Aku tidak mau ibu susu dari putraku kekurangan makan," ucapnya tegas.

"Baik, Tuan. Aku akan ke dapur sekarang," sahut Jade.

Tanpa menunggu respon Adriano, Jade langsung keluar dari kamar itu. Dia berjalan pelan menuju lift. Beberapa pelayan yang dia temui bahkan tak ada yang tersenyum padanya.

"Sepertinya mereka tak menyukaiku," gumamnya. "Memangnya apa yang aku lakukan sampai mereka seperti ini?"

Jade akhirnya tiba di dapur. Dia mengatakan kepada salah satu pelayan untuk menyiapkan makanannya. Namun, pelayan itu tidak mau menjawabnya.

"Tuan Adriano yang memintaku mengatakannya pada kalian."

Pelayan yang mengabaikannya langsung menoleh. "Jangan pikir semua pelayan di sini baik padamu. Kami hanya bekerja untuk Tuan Adriano." Dia lalu membawa nampan makanan, mengambilkan beberapa makanan untuk Jade. "Ini, bawa sendiri ke ruang makan."

"Terima kasih," ucap Jade datar.

"Ingin berlagak seperti Nyonya di sini. Dia pikir bisa menggantikan Nyonya Catarina?" cibir pelayan itu dengan pelan. Jade mendengar, tetapi dia memilih mengabaikan.

'Siapa juga yang ingin menggantikan Nyonya sebelumnya? Mereka memang aneh.' ucapnya dalam hati.

**

Setelah selesai, Jade segera kembali ke kamar Maximo. Setiba di dalam, dia tidak menemukan Adriano dan Maximo. Jade sedikit panik, dia langsung mencari keberadaan dua orang itu.

Jade membuka pintu balkon dengan kasar, bahkan Adriano yang ternyata ada di sana bersama Maximo, sedikit terkejut.

"Ada apa?" tanya Adriano.

"Tidak, aku pikir..."

"Kau pikir aku membawa Maximo pergi?" potong Adriano, diakhiri tawa kecil.

Jade mengangguk. "Ya, aku sedikit khawatir."

Adriano mengerutkan keningnya. "Khawatir? Kenapa kau khawatir? Tidak masalah jika aku membawa pergi putraku sendiri, bukan?"

Jade menggaruk tengkuknya. Rasa canggung langsung menyergapnya begitu saja. "Maaf, Tuan. Aku salah bicara."

Adriano tak mengatakan apapun. Pria itu hanya tersenyum tipis, sangat tipis, nyaris tak terlihat.

"Apa sudah waktunya kau menyusui Max?" tanya pria itu.

"Belum, Tuan. Anda bisa menghabiskan waktu bersama Max dulu," jawab Jade.

Adriano mengangguk. Namun, dia jadi memperhatikan Jade. Dari penampilan sederhana, pakaiannya yang sepertinya hanya itu-itu saja.

'Bukankah gaji Eric sangat besar? Kenapa penampilan istrinya seperti tak terawat??' tanyanya dalam hati.

Jade menyadari tatapan Adriano. Dia langsung menatap ke bawah, dan melihat ujung dress-nya ada sedikit robekan.

'Pasti dia berpikir penampilanku seperti gelandangan.' batin Jade. Rasa malu langsung menyergapnya saat itu juga.

"Tuan, aku akan menunggu di dalam saja," ucap Jade akhirnya, tanpa menunggu respon, dia segera masuk kembali ke dalam kamar.

Adriano masih diam, hanya menatap pintu yang tertutup kembali. Tiba-tiba saja ada rasa aneh yang menyerangnya, namun dia tidak paham dengan rasa aneh itu.

"Kenapa aku jadi memikirkan wanita lain?" gumam Adriano.

Hampir setengah jam berlalu..

Maximo menggeliat dalam gendongan Adriano. Bahkan, bayi itu terus mendorong wajahnya ke dada Adriano.

"Kau pasti ingin ASI, kan? Daddy tidak punya, hanya wanita itu yang bisa memberikannya padamu," ucap Adriano, sambil menyentuh pelan dagu bayinya.

Dia lalu berdiri dan segera kembali ke kamar. Setiba di dalam, Adriano memberikan Maximo kepada Jade.

"Bayiku sepertinya ingin ASI. Dia terus mendekatkan mulutnya ke dadaku," kata pria itu.

"Benar, Tuan. Itu caranya mencari ASI. Jika tidak segera dapat, bayi pasti akan menangis," sahut Jade riang. Seolah dia sangat senang menjelaskan tentang bayi kepada Adriano.

"Eric beruntung," ucap Adriano dengan suara yang pelan.

Jade mendongak, mengerutkan keningnya. "Anda bicara apa?" tanyanya, karena memang tak jelas mendengar apa yang Adriano ucapkan.

"Tidak ada," jawab Adriano singkat. Dia lalu duduk di sofa, sementara Jade duduk di tepi ranjang sambil menggendong Maximo.

"Kenapa dia malah duduk di sini? Bagaimana aku memberikan ASI pada Max? Andai saja bayi ini mau menggunakan botol susu, aku akan menyimpan ASI ke dalam botol saja." Jade bergumam pelan, berharap Adriano segera keluar dari kamar itu. Namun, pria itu tak terlihat seperti akan keluar.

"Tuan, Anda akan tunggu di sini?" Jade akhirnya memberanikan diri bertanya.

Adriano mengangguk. "Ya, lakukan saja tugasmu. Aku tak akan melihatnya," jawabnya, namun bibirnya tersenyum penuh arti.

...****************...

1
Kardi Kardi
good jobbb👍
Kardi Kardi
Thank you sir. I am proud with you.🥳
Khusnul Khotimah
sangat bagus dan menarik
te~amor❤️
smpe terbawa mimpi jade 🤣🤣🤣
te~amor❤️
wah wah wahhh apa ini🙈🙈🙈
te~amor❤️
minta pijit anu nya jade🤣🤣
Kardi Kardi
MERITLAH TUANNNNN
Kardi Kardi: yuppp. jadilah satuuuuu😍
total 1 replies
D.Nafis Union
jd ikut bingung, jade udah gituan sm papanya max apa blm yah 🤔
zillenia Safar: padahal aku sdh berharap banget lhoo 😁🤭 eh cuma mimpi 🫣
total 1 replies
zillenia Safar
Nex kak Thor 🤗🥰
Kardi Kardi
WOW. DUDER VS ZANDER. BEGITUANKAH ?😍
Kardi Kardi: yuppp. GESREX SIKITLAHHH😍
total 1 replies
zillenia Safar
unboxing Thor besok pagi 😅😅😅🤭 klo gagal nanti aku ngambek 🤣🤣🤣
Sepli Naura
OMG jade ..
Kardi Kardi
SOMETHING IMPORTANT RESULTTTT
Kardi Kardi: LAMARLAH DIA TUANNN
total 1 replies
Kardi Kardi
WHOAHHH. WHO IS THAT ?
Kardi Kardi: yuppp. who are youuu
total 1 replies
zillenia Safar
walahh ga boleh begini dong Thor masa Jade mau ke kamar nya Adriano nunggu hari besok lamaaa😅😅😅🤭🤭🤭🤭🤭
D.Nafis Union
ngapain jade disuruh k kamar?? 🤔 masih nunggu besok ya....
zillenia Safar
ah elah si biang kerok datang mau bikin rusuh 😏😏😏😏
D.Nafis Union: kasihan jade dong
total 1 replies
Kardi Kardi
hey. heyyyy. COME ONNN WAKE UPPP😍
Kardi Kardi: yup. come onnn💪
total 1 replies
Kardi Kardi
COME ONNNN. WAKE UPPP SIRRR
Kardi Kardi: YEACHHH. LETS GOOO
total 1 replies
te~amor❤️
waduhhhh gimna ini udah bangun dia🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!