Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina bersumpah tidak mau berhubungan lagi dengan keluarga mantan suaminya. Namun malam naas terjadi dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Apakah Jesi mau menjadi orang ketiga di antara hubungan mantan kakak ipar dan istrinya?
Atau Jesi harus berjuang membesarkan anaknya sendiri? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HASILNYA NEGATIF?
Deg...
Jantung Andra berdetak sangat kencang begitu mendengar suara istrinya.
" Apa Raya mendengar semua yang aku bicarakan dengan Jesi? Tidak, sepertinya dia tidak mendengar. Jangan sampai Raya tahu masalah ini dulu, aku harus menyelesaikan masalah Jesi dengan orang tuanya dulu baru aku beritahu Raya masalah ini. Masalah dia mau menerima Jesi sebagai madu atau tidak, itu urusan belakangan." Pikir Andra.
" Kenapa nggak jawab?" Tanya Raya menatap Andra dengan tatapan tajam.
" Mau pulang ke Jawa. Ada masalah di sana." Sahut Andra.
" Masalah apa lagi? Tentang adik kamu yang tidak mau bekerja itu?" Sindir Raya. " Udah stop ya Ndra kamu manjain dia. Aku nggak rela uangku habis kamu berikan kepadanya. Ini yang aku nggak suka dari orang orang kampung, sukanya ngemis nggak mau kerja. Belum lagi para tetangga kamu yang kolot itu. Kalau tahu kita pulang langsung deh pada ngerubung macam lalat minta sedekahan. Kamunya juga gitu, suka banget bagi bagi duit sama tetangga tetangga di kampung kamu itu. Biarkan mereka usaha sendiri Ndra, emang di pikir cari duit gampang apa. Kamu bisa seperti ini sekarang itu karena aku Ndra. Karena keluarga aku yang mau menampung pria miskin seperti kamu."
Andra mengepalkan erat tangannya, ocehan Raya selalu membuat darahnya mendidih. Selalu hinaan, hinaan dan hinaan yang keluar dari bibir Raya. Memang Andra akui, semua yang ia dapatkan sekarang ini berawal dari keluarga Raya. Awalnya Andra hanya pria sederhana yang mengadu nasib di kota ini. Ia bertemu dengan ayahnya Raya, ia di bantu mendapat pekerjaan di PT Pertamina group. Ia banyak belajar di sana hingga ia mencoba mendirikan CV sendiri. Seiring berjalannya waktu, CV itu berkembang hingga memiliki beberapa cabang. Hingga kini CV yang dulunya kecil berubah menjadi perusahaan besar. Setelah Andra sukses, ayah Raya yang sering sakit sakitan meminta Andra untuk menikahi putri semata wayangnya yaitu Raya. Awalnya Andra menolak, ia tahu benar bagaimana peringai Raya yang sombong. Namun ayahnya Raya memaksa dengan alasan umurnya tidak lama lagi. Demi membalas budi pada ayahnya, akhirnya Andra pun menikahi Raya.
Menikah dengan Raya, ia berpikir akan hidup bahagia. Ia mencoba melabuhkan cintanya kepada Raya Namun rupanya kebahagiaan itu hanyalah khayalan saja. Raya tidak memperlakukannya sebagaimana istri memperlakukan suami pada umumnya. Raya lebih memperlakukan Andra sebagai pembantu. Semua pekerjaan rumah, Andra yang mengerjakannya. Bahkan selama ini Andra mencuci baju sendiri, makan pun ia memilih beli di luar karena Raya tidak bisa memasak. Mau menyewa jasa ART, Raya menolak dengan alasan hanya akan menghabiskan uang. Entah pernikahan macam apa yang lima tahun ini ia jalani. Baru bukan kemarin Andra terpaksa menyewa ART karena tidak sanggup bekerja sekaligus menjadi ART. Bahkan memanggil Andra saja hanya dengan sebutan nama.
" Kamu denger nggak sih Ndra kalau aku lagi ngomong." Ketus Raya dengan nada tinggi.
" Iya aku dengar." Sahut Andra mencari aman karena tidak mau terlalu lama mendengar ocehan sang istri.
" Ya sudah sana kalau mau berangkat. ATM dan kartu kredit tinggal. Kamu bawa uang cash saja, dan nggak usah banyak banyak nanti di minta mereka lagi." Ucap Raya.
" Hmm." Andra mengeluarkan kartu ATM dan kartu kredit dari dompetnya. Setelah itu ia keluar meninggalkan istrinya.
" Kebiasaan deh orang orang miskin selalu ngandelin uang orang lain. Kita yang susah susah cari duit mereka tinggal mengadahkan tangan. Punya suami juga bodoh banget, suka ngehambur hamburin uang buat bantu mereka." Gerutu Raya.
**
Sore ini Jesi sedang bersiap, seperti rencana awal ia akan pergi ke klinik untuk periksa.
Ting..
Jesi menatap layar ponselnya yang menyala.
Dek tunggu mas! Mas sebentar lagi sampai ~ Mas Andra
Jesi menghembuskan kasar nafasnya. " Aku tidak tahu bagaimana Tuhan menyiapkan takdir ini untukku. Aku hanya tidak mau di sebut sebagai orang ketiga atau cap pelakor akan menempel di dalam diri ini untuk selamanya. Aku mohon Tuhan, semoga aku hanya sakit biasa bukan hamil. Karena aku tidak mau kehadiran anak ini menjadi gunjingan orang lain dan menjadi alasan sakitnya seorang istri. Tolong jangan buat aku terjebak dalam masalah ini. Aku tidak mau hamil ya Robb. Aku mohon." Monolog Jesi.
Jesi beranjak dari kamarnya, ia berpamitan pada ibunya.
" Bu aku berangkat dulu ya."
" Apa kamu yakin mau ke sana sendirian? Bagaimana kalau ibu temani?" Ujar bu Lastri.
" Tidak usah bu, aku bisa sendiri. Ibu di rumah saja tunggu ayah pulang. Kasihan ayah kalau pulang kerja tidak ada ibu yang menyambutnya." Ujar Jesi.
" Baiklah, kamu hati hati ya. Jangan punya pikiran untuk membuang anak itu jika kamu benar benar hamil. Anak itu sebuah anugerah dari Tuhan nak. Banyak wanita di luar sana yang ingin memiliki anak tapi tidak bisa. Ibu harap kamu bisa menjaga anak itu dengan baik." Tutur bu Lastri.
" Iya bu, ibu tenang saja. Aku pasti akan merawat anak ini dengan baik. Aku pergi dulu bu, assalamu'alaikum."
" Wa'alaikumsallam."
Jesi pergi ke klinik Bima, klinik yang melayani beberapa poli termasuk poli kandungan tanpa mempedulikan pesan dari Andra. Ia mengendarai motor maticnya untuk sampai di klinik yang lumayan jauh dari rumahnya.
Sampai di klinik Bima, ia segera mendaftar lalu menunggu di kursi tunggu depan poli kandungan. Sambil menunggu di panggil, ia membuka ponselnya membuka sosial medianya.
Bruk...
Seseorang duduk di samping Jesi.
" Kenapa tidak menunggu mas?"
Jesi menoleh ke samping kanan, ia terkejut melihat Andra yang duduk di sana.
" Maaf mas, aku tidak mau merepotkan." Sahut Jesi enggan. Sosok Andra memang sangat ia hormati sejak dulu.
" Merepotkan bagaimana? Itu anak mas, dek. Justru kalau kamu ninggal mas, usaha mas untuk sampai sini sia sia. Mas udah bela belain dari Jakarta ke Jawa biar bisa nemenin kamu, kamunya malah pergi sendiri. Seolah kamu tidak menghargai usaha mas." Ujar Andra menatap Jesi. " Apa kamu tidak berpikir sampai ke sana hmm?"
" Iya maaf mas." Ucap Jesi.
Andra tersenyum menatapnya, " Baiklah mas maafkan. Tidak perlu di bahas lagi." Sahut Andra mengalah.
Jesi kembali fokus pada ponselnya begitu pun dengan Andra. Ia tidak mau membuat Jesi merasa tidak nyaman akan kehadirannya.
" Nona Jeselyn... "
" Saya sus." Jesi beranjak dari tempat duduknya di ikuti Andra. Mereka masuk ke dalam menemui dokter kandungan bernama dokter Jasinta.
" Selamat sore bapak ibu." Sapa dokter Jasinta. " Apa ada yang bisa saya bantu?"
" Selamat sore dok. Emmm saya... Saya... " Mendadak lidah Jesi menjadi kelu. Ia tidak tahu harus memulai dari mana.
" Begini dok, istri saya tadi pagi mual dan muntah. Dia juga telat datang bulan, apakah mungkin dia hamil dok?"
Dokter Jasinta tersenyum begitu mendengar keluhan yang Andra sampaikan. Baru kali ini ia menemui pasien yang suaminya lebih mengerti keadaan sang istri.
" Apa sudah cek urine menggunakan tespeck pak?"
Andra menatap Jesi di balas gelengan kepala.
" Belum dok." Sahut Andra.
" Kalau begitu kita cek dulu ya, kalau hormon HCG bu Jeselyn tinggi besar kemungkinan bu Jeselyn memang hamil pak. Dan kita bisa lakukan USG setelahnya." Ujar dokter Jasinta.
" Baik dok, lakukan yang terbaik untuk istri dan calon anak saya."
Sejujurnya Jesi tersipu malu di akui sebagai istri oleh Andra. Tapi tidak mungkin juga Jesi mengatakan hubungan mereka yang sebenarnya.
Jesi di minta untuk tes urine terlebih dahulu di bantu oleh suster. Setelah menunggu lima menit, Jesi keluar dari kamar mandi.
" Bagaimana hasilnya dek?" Tanya Andra antusias.
" Negatif mas."
" Apa????"
TBC...
💪💪❤️❤️
*munafik
saat novel suami selingkuh kau laknat habis habis tapi saat novel istri selingkuh kau bela dan kau benarkan
ini lah dari dulu aku bilang semua orang bisa berkarya saat wanita baik2 berkarya mereka akan buat novel suami atau istri selingkuh dan mereka akan melaknat perselingkuhan itu
saat wanita murahan tukang selingkuh buat novel mereka akan membuat novel perselingkuhan dan mereka akan membela perselingkuhan itu
dan saat wanita munafik dan murahan tukang selingkuh buat novel, saat mereka buat novel suami selingkuh dia akan laknat tapi saat mereka buat novel istri selingkuh dia akan bela dan benarkan dan jelas cerminan diri nya sendiri
jadi jelaskan author dari novel mu kau termasuk yang mana
aku bukan jijik baca novel mu tapi aku jijik dengan pola pikir munafik mu dalam membuat novel