"aahh teriak Mila, ampun jin penunggu kebun teh, saya tidak sengaja.
Biarkan saya pergi jin, saya gadis biasa tidak pantas jin jadikan istri.
"kata-kata Mila membuat Andrean ingin tertawa, lelaki tampan itu sekuat tenaga menahan tawa nya.
"Jan jin, Jan jin" sembarangan saja kalau ngomong.
ini saya guru kamu, ngapain kamu masih gelap lari-lari di jalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kaka Ipar Kecelakaan
Raditya sudah berada di kantor milik papah nya, kali ini Radit lebih pagi berangkat ke kantor.
Lelaki tampan itu, teringat dengan cerita yang pak Mahendra katakan.
Kesulitan di masa lalu papah nya, membuat Raditya terinspirasi.
Gue harus lebih semangat lagi, papah sudah banyak berjuang demi perusahaan ini.
"Maafkan Radit pah, "selama ini Radit sudah menyusahkan papah."
Lelaki tampan itu tak henti-hentinya, menggerutu pada dirinya sendiri.
Tidak lama pintu ruangan di ketuk. "masuk."
ucap Radit dari dalam ruangan nya.
Brayen masuk ke ruangan CEO. "pak ini berkas yang bapak minta." Asisten pribadi Radit meletakan berkas di atas meja bos nya.
"Saya kembali ke ruangan saya lagi pak." Brayen meninggalkan ruangan bos nya.
Pintu ruangan Radit di ketuk kembali. "masuk."
"Pak direktur, "rupanya sangat sibuk."
ke dua sahabat itu masuk bersamaan.
"Eh kalian kesini, "kok enggak ngabarin gue, "kalau mau kesini.?
"Gue sekalian lewat saja dit, "tadi Marsel, "ngajak gue ke kantor loe."
"Dit loe sangat sibuk ya, "apa kedatangan kita, "mengganggu kerjaan loe."
"Tinggal sedikit lagi sih cel, "kalian duduk saja dulu."
Kedua sahabat itu duduk di atas sofa, yang ada di ruangan Radit.
"Eh dit, "Minggu depan, "mantan loe ulang tahun, "kita semua di undang." Ucap Marsel.
"Loe mau Dateng enggak dit.? "gue sih ngikut kalian saja." jawab Radit.
"Kalian berdua, "mau minum apa."
"Tidak usah dit, "kita juga hanya sebentar."
"Gue mau tanya dit, "di kantor papah loe, "masih ada lowongan enggak."
"Untuk siapa sel." Tanya Radit.
"Untuk gue dit, "gue baru keluar, "dari perusahaan tempat gue kerja."
"Kenapa loe, "berhenti dari kerjaan loe."
"Gue tidak suka, "sama istri bos gue, "yang selalu ingin dekat dengan gue."
"Aduh gila banget sih itu, "istri bos loe pin."
"Makanya gue, "mengundurkan diri dit, "gue takut masalahnya makin rumit."
Kehidupan Marsel, tidak seberuntung kedua sahabat nya.
Marsel terlahir, dari keluarga yang sederhana.
Tapi persahabatan mereka, tidak di ukir dari harta.
"Nanti gue kabarin sel, "gue mau tanya HRD dulu."
"Santai saja dit, "gue juga enggak buru-buru kok."
"Dit sebentar lagi jam makan siang, "kita keluar yuk."
Excel ngajak sahabat nya nongkrong, seperti biasa.
"Tunggu gue, "sebentar lagi selesai."
Satu jam sudah berlalu, kerjaan Radit sudah selesai.
Ketiga sahabat itu, keluar dari kantor Radit bersamaan.
"Gue bawa mobil sendiri saja." kata Radit.
"Sel, loe mau ikut sama gue, "apa mau ikut sama Radit." Tanya Excel.
"Gue sih mau satu mobil sama kalian, "tapi loe berdua bawa mobil masing-masing."
"Ya sudah gue ikut mobil Excel saja, "biar nanti gue pulang naik taxi."
Radit mengalah demi sahabat nya.
"Serius dit." Tanya Marsel.
"Ia gue serius." "loe gak papa dit, "enggak bawa mobil." Tanya Excel.
"Gue enggak papa. " ketiga sahabat itu meninggalkan, kantor Radit bersamaan.
"Kita mau makan di mana." Tanya Radit yang sudah berada di dalam mobil Excel.
"Kita makan di cafe, "tempat biasa saja dit."
Sekitar 40 menit ketiga sahabat itu sampai di cafe.
Excel menepikan mobil nya, di cafe tempat biasa.
Sambil bercerita ke tiga nya, berjalan memasuki cafe.
"Kita duduk, "di ruang VIP saja dit, "biar lebih santai."
Tiba-tiba seorang wanita, menghampiri ke tiga nya.
"Hey kalian di sini juga.? tanya seorang perempuan.
"Eh Sonia, "kamu di sini sama siapa.? Tanya Marsel.
"Aku sendiri sel, "aku boleh gabung enggak ya." tanya Sonia Natalia.
"Gabung saja, "enggak papa kok, "ia kan dit."
Lagi-lagi Marsel yang menjawab pertanyaan Sonia.
Radit mengangguk. "Ya sudah ayo kita makan, "gue sudah laper."
Semua nya duduk di ruangan VIP, yang Radit pesan.
Seorang pelayan mendekati, ke empat sahabat itu maaf mbak mas mau pesan apa.
"Mbak saya pesan ini saja." Tunjuk Radit ke daftar menu makanan.
"Kalian mau pesan apa." Tanya Radit.
"Gue sih yang biasa dit." "gue juga samain saja dit."
ucap kedua sahabat Radit.
"Kamu mau pesan apa Nia." tanya Radit.
"Kalau aku samain saja, "sama yang lain." Jawab Sonia.
"Ya sudah di tunggu ya mas. Kata si pelayan.
Sambil menunggu makanan datang, sonia mengawali perbincangan.
"Kalian semua jangan lupa ya, "Datang ke ulang tahun aku."
"Kamu juga dit, "harus datang ya, "Aku tunggu Minggu depan."
"Aku enggak janji Nia, "tapi aku akan usahakan." Jawab Raditya.
...****************...
Di tempat lain Azizah menahan rasa sakit nya.
"Ka Zi, kita ke rumah sakit saja ya." Tanya Ervina.
Azizah mengangguk. "Tunggu sebentar, "aku cari bantuan dulu."
Ervina mendekati Kaka seniornya, yang sedang berkumpul sama teman-teman nya.
"Ka senior tolongin aku, "kaka aku ketabrak motor."
"Aku mau membawa nya, "ke rumah sakit, "tapi aku tidak tau mau bawa, "Kaka ku pake apa."
Lelaki tampan yang duduk bersama sahabatnya, tidak banyak bertanya langsung berdiri.
"Kaka kamu sekarang ada di mana Vina." tanya salah satu Kaka senior nya.
"Kaka ku ada di sana, "ka."
"Oh ya sudah ayo, "kita bawa kerumah sakit."
Ervina berjalan lebih dulu, di ikuti Kaka senior nya.
Sesampai nya di tempat kejadian, Azizah masih duduk sambil meringis.
"Aw sakit banget." "Ka Azizah tahan ya, "kita sebentar lagi akan kerumah sakit."
"Ya sudah kalian tunggu sebentar, "gue ambil mobil dulu."
Ervina mengangguk. tidak butuh waktu lama mobil Kaka senior nya, sudah ada di dekat Ervina sama sahabatnya.
"Kamu bisa berdiri tidak.? Tanya Kaka senior.
"Sepertinya, "aku tidak bisa jalan ka."
"Apa boleh, "aku membantu mu." Kaka senior nya meminta izin lebih dulu.
Kaka senior itu paham, kalau Azizah tidak mau bersentuhan dengan yang bukan mahram nya.
Tapi kali ini keadaan nya darurat, Zizi tidak bisa berdiri.
Tidak butuh waktu lama, Azizah mengangguk.
Kaka senior segera menggendong Zizi, masuk kedalam mobil milik Kaka senior nya.
Setelah ketiga nya masuk mobil, Kaka senior mengemudikan mobilnya, dengan kecepatan sedang!!
"Tahan ya ka zi, "sebentar lagi kita akan sampai." Ervina menggenggam tangan Kaka ipar nya.
Gadis manja itu belum sempat, mengabari Kaka nya mungkin karna panik, Ervina melupakan Kaka nya.
Mobil Kaka senior sudah sampai di lobi rumah sakit.
"Hmmmm, "Ervina kamu panggil suster deh, "biar bisa membantu Kaka kamu."
"Aku risih kalau harus, "menggendong nya lagi."
"Baik ka, "tunggu sebentar ya ka zi." Azizah mengangguk.
Ervina turun dari mobil Kaka senior nya!!"
Melangkah kedalam rumah sakit. "sus tolong Kaka saya sus."
"Kaka nya di mana mbak." "Kaka saya masih ada di dalam mobil sus, "dia tidak bisa berjalan."
"Saya akan membawa, kursi roda dulu mbak." Suster itu mengambil kursi roda nya, ke dalam rumah sakit.
Ervina mengangguk.
Suster sudah membawa kursi roda, kearah mobil Kaka senior di kampus.
Azizah perlahan duduk di kursi roda, yang suster bawa!!"
Kursi roda di dorong masuk rumah sakit, Ervina sangat cemas dengan ke adaan Kaka ipar nya.
"Eh Ervina, "gue balik dulu ya, "Nanti kalau ada apa-apa loe kabarin gue."
"Gue minta nomor ponsel loe, "nanti gue kirim pesan sama loe."
"Oh iya Ka, ini." Ervina memberikan nomor ponsel nya.
"Ka terima kasih ya, "sudah membantu membawa, Kaka aku kerumah sakit."
"Sudah tidak masalah, "gue balik dulu ya."
"iya ka hati-hati." Ucap Ervina.
Setelah ada di ruang rawat, Azizah membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur rumah sakit.
Dokter perlahan memeriksa kaki Azizah yang terluka.
Dokter mengobati, dan menutup luka nya dengan perban.
"Dok, "Kaka saya tidak apa-apa kan." Tanya Ervina kawatir.
"Tidak apa-apa, "tidak perlu kawatir. "Kaka nya hanya mengalami luka ringan saja."
"Untuk beberapa hari kedepan, "jangan dulu terkena air, "biar cepat sembuh."
"Ya sudah saya permisi, "kalau ada apa-apa panggil suster saja."
"Baik dok terimakasih."
Dokter sudah meninggalkan, kedua nya di ruang rawat.
"Aduh ka zi aku lupa, "tidak memberitahu ka Excel."
"Maaf kan aku ya ka."
"Tidak apa-apa Vi, "malahan aku berterimakasih banget, "sudah kamu bawa kerumah sakit."
"Kalau tidak ada kamu, "mungkin aku sudah tergeletak di jalanan."
"Ka Zi, "aku kabarin Kaka dulu, "kalau Kaka ipar masuk rumah sakit."
Ervina menghubungi Excel, suami dari Kaka ipar nya.
...****************...
Di cafe Excel lagi kumpul, bersama teman-teman sekolah nya.
Ponsel Excel berdering....! "guys gue tinggal sebentar, "ada telepon dari Ervina adik gue."
Excel keluar dari cafe, untuk menjawab telepon dari adiknya.
"Halo Vi ada apa." Tanya Excel di balik telepon.
"Ka Excel, "Kaka ipar kecelakaan." jawab Ervina di balik telepon.
"Apa." "ka zi kecelakaan, "Excel terkejut mendengar istrinya kecelakaan."
"Kok bisa Ka Zi kecelakaan." "nanti Ervina jelasin, "Kaka cepat ke rumah sakit aku tunggu."
"Iya Kaka akan segera ke sana." Telepon berakhir.
Excel kembali ke dalam cafe. "guys gue balik duluan ya."
"Kenapa cel, kok tiba-tiba balik." "terus nanti gue pulang bareng sama siapa." Tanya Marsel.
"Gue ada urusan mendadak, "loe bisa pulang naik taxi bareng Radit."
"Sudah tidak masalah, "loe balik saja cel, "biar Marsel gue anter." Jawab Radit.
"Thanks ya." Excel dengan langkah cepat menghampiri mobil nya yang terparkir.
"Kok bisa Azizah kecelakaan." Bisik Excel.
Lelaki tampan itu sudah masuk, kedalam mobil nya.
Dengan cepat Excel, mengemudikan mobil nya.
Sesampai nya di gedung rumah sakit, Excel turun dari mobil nya.
Excel berjalan di lorong rumah sakit, mencari ruangan istri nya di rawat.
Excel sudah berada di depan ruang rawat istri nya.
"Assalamualaikum...? ucap Excel sambil masuk tanpa mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam... "Ka Excel." gadis manja itu memeluk Kaka nya.
"Maafkan Vina Ka, "tidak bisa menjaga ka zi."
"Ini bukan salah kamu, "ini hanya kecelakaan."
Excel mendekati istri nya, yang berbaring di atas ranjang rumah sakit.
"Zi apa yang terjadi." Tanya suami nya.
"Aku tidak tau ka, "tadi zi lagi berjalan tiba-tiba ada motor, "dengan kecepatan tinggi, "dan menabrak Zizi."
"Sekarang keadaan kamu bagaimana."
"Zi sudah baik-baik saja Ka, "Kaka tidak perlu kawatir."
Excel mengusap kepala Azizah dengan lembut.
"Kamu sudah makan zi." tanya Excel.
Zizi menggeleng. "mau Kaka pesan kan."
Azizah mengangguk. "sudah punya istri, "sama adik nya lupa."
"Ka Excel, "aku juga belum makan, "kok enggak di tanya sih." ujar Ervina kesal.