"Alvaro, kalau kau masih menganggap dirimu anak ayah, maka turuti perintah ini. Ayah tak perduli bagaimana caranya-kau harus menikahi wanita itu. harga diri keluarga ini lebih penting dari egomu!"
---
" Bisakah kau bertahan, demi aku demi kita atau demi anak itu."
" Itu bukan pilihan karena dari awal memang akulah yang salah, aku lah penjahatnya, orang-orang tetap akan tau bahwa akulah pelakornya"
"Jangan tanya kenapa aku tinggal. Tanyakan kenapa hatiku tidak bisa pergi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lulu yuningtias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Langit malam memerah, angin berhembus halus. saat mobil yang ditumpangi Alvaro berjalan dan akan meninggalkan club malam. Sebelum seseorang lebih dulu mengetuk dan membuka pintu mobil dari luar.
"Aku numpang ya.!!" begitu saja langsung masuk ke dalam mobil. "Aku datang bersama Diki, tapi dia meninggalkanku begitu saja...!" Ucap Fabian walau dia mengetahui ucapannya tidak akan mendapatkan respon lebih dari si pemilik mobil.
Fabian menatap Alvaro sejenak, ragu. Tapi akhirnya ia mengatakan apa yang mengganjal di pikirannya.
"Al, bukankan kau sudah sangat keterlaluan pada gadis tadi!. Kita bahkan tidak mengenalnya dan ia bahkan tidak memiliki masalah dengan mu, tapi kamu terkesan merendahkan nya". Ucap Fabian berbasa-basi dengan sahabatnya itu
"Apa urusannya denganku". Ucap Alvaro acuh, walau dia tau dia memang agak sedikit keterlaluan. Tapi entah kenapa ia sangat tidak menyukai wanita yang akan melakukan apapun demi uang. Karena itu akan mengingatkan nya pada Dina.
Fabian sudah berteman dengan Alvaro sebelum Alvaro mengenal Dina. Dulu Alvaro tidak sedingin ini. Dia berubah setelah mengetahui perselingkuhan dina beberapa bulan lalu. Alvaro benar-benar sangat mencintai Dina. Saat mereka menjalin hubungan pacaran selama 1 tahun, Alvaro benar-benar tidak bisa kehilangan Dina.
Hanya saja Alvaro yang dingin hanya mampu mengungkapkan perasaannya dengan tindakan bukan kata-kata manis yang banyak disukai para wanita. Alvaro bahkan melamar Dina dengan kata-kata yang kurang romantis, yaitu ia ingin menghindari tekanan dari ibunya yang selalu memintah nya untuk menikah.
Saking besarnya rasa cinta Alvaro pada Dina, Alvaro bahkan menutup telinga atas informasi yang di berikan ibunya, bahwa Dina hanya mengincar harta dan mempunyai selingkuhan. Alvaro bahkan mengancam ibunya jika terus-menerus menetang pernikahan nya dan Dina.
Sampai pada akhirnya beberapa bulan lalu Alvaro melihat langsung perselingkuhan yang dilakukan Dina dengan salah satu sutradara di hotel milik keluarganya. Sejak saat itu Alvaro berubah menjadi orang yang lebih dingin, kasar dan arogan pada siapapun termaksud pada Dina.
"Kita sudah sampai, cepatlah turun." kata Alvaro dengan suara dinginnya
"Al, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Dina bukan satu-saunya perempuan di dunia ini dan tidak semua wanita seperti dina". Ucapan Fabian mendapatkan tatapan tajam dari Alvaro
"Sampai jumpa besok dirumah sakit, thank you".Fabian buru-buru meninggalkan mobil saat melihat tatapan Alvaro.
Alvaro yang melihat kepergian Fabian, hanya bisa bergumam pelan. "Tapi entah mengapa semua wanita yang mendekati ku sama seperti Dina, Fab". Gumam nya
---
Di tempat berbeda, ruangan yang serba putih di penuhi bau obat-obatan. Nayla merenungi semua nya. Tentang perkataan pria di club semalam, tentang keinginan tuan Reno dan keinginan nyonya Rika. Dari semuanya tidak ada yang memihak pada nya.
Raka adiknya telah pulang ke kontrakan karena besok akan ke sekolah. Di tambah lagi dengan perkataan dokter saat dia baru sampai ke rumah sakit semalam. Nayla masih terus memikirkan perkataan dokter tentang kondisi ibunya.
"Nayla, ibumu harus segera di operasi..! Kita tidak seharusnya menundah terus menerus". perkataan dokter berhasil membuat jantung Nayla berdetak tak karuan.
"Bisakah aku mengetahui berapa tafsiran biaya operasinya, dok?
"Sekitar 200-500juta. Kita bisa mengetahui setelah operasi selesai" ucapan dokter berhasil meruntuhkan pertahanan Nayla
Nayla melihat kartu nama yang di berikan oleh ibu Rika. "Apa aku bisa menghancurkan kebahagiaan wanita lain? Tapi bagaimana dengan ibu?". Dilema Nayla
Hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan oleh Nayla."Bu, apa yang harus Nayla lakukan. Bu?". Ujar Nayla frustasi.
"Bagaimana mungkin aku bisa memiliki niat untuk merusak pernikahan wanita lain demi keuntungan diriku sendiri. Sadar Nay, sadar" gumam Nayla semakin frustasi
Nayla tertidur dengan banyaknya beban pikiran dipundak.
biar enak aja kak bacanya.... mnulis itu selain mmbtuhkn kreatifitas tinggi tp tata bahasa jg hrs dprhtikn, shgga mnjadi bacaan yg enak d baca..
Aku udah mampir. Jangan lupa mampir juga