Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Setelah pertengkaran itu Lina tak lagi melihat majikan wanitanya pulang kerumah. Ia juga berusaha tak peduli walau hatinya ingin tau. Sudah dua hari majikan lelakinya juga tidak menemui Bima putranya.
"Bik, tuan kemana ya bik?" tanya Lina pada bu Ratna.
"Kenapa kamu nanyain tuan, Lin?" tanya bibik curiga.
"Tumben sudah dua hari tuan ga nyamperin den Bima." Jawab Lina jujur.
"Bibik juga tau, Lin. Sudah dua hari ini tuan pulangnya malam terus dan agak sedikit mabuk. Sepertinya tuan lagi ada masalah yang berat." bisik bu Ratna sambil melihat kanan kiri.
"Ooh." Lina membulatkan mulutnya dan menutupnya dengan saru tangan. Kembali ia teringat pertengkaran antara majikan wanita dan majikan lelakinya dua hari yang lalu, jangan - jangan itu yang menyebabkan tuanya kacau.
Mereka menyudahi obrolannya karna tugas masing - masing. Lina kembali ke kamar Bima memeriksa apakah bocah lelaki itu sudah bangun apa belum.
Tak terasa sebulan sudah ia mengasuh Bima, bayi itu tumbuh dengan sangat menggemaskan. Lina sangat menikmati hari - harinya di sana. Uang gajinya juga sudah ia kirimkan kepada ibunya di kampung.
"Makasih ya, nak." ucap Ibu terharu dengan pengorbanan putri sulungnya.
"Ibu sehat? adik - adik bagaimana?" tanya Lina saat menghubungi ibunya melalui sambungan ponsel dari anaknya bu Ratna yang di mintai tolong untuk memberikan gajinya pada sang ibu.
"Alhamdulillah semua sehat, nak. Kamu gimana disana?" tanya Ibu.
"Alhamdulillah aku sehat, bu. Ibu sehat - sehat ya, aku ga bisa lama - lama bu. Aku tutup dulu telponnya ya. Assalamualaikum." komunikasi pun terputus.
Lina menyeka air matanya yang jatuh tanpa mampu ia tahan. Ia merasa rindu ingin kembali bisa berkumpul dengan ibu dan adik - adiknya seperti dulu. Bu Ratna mengelus punggungnya lembut.
"Sabar ya, nduk. Bibik tau ini berat, tapi kamu harus kuat untuk kebahagian ibu dan adik - adikmu." Bu Ratna sudah seperti ibu penganti bagi Lina. Lina Sudah biasa bercerita tentang apa yang ia alami dalam hidupnya.
Tak terasa sudah hampir enam bulan Lina mengasuh Bima. Bayi itu semakin lengket dengan gadis itu. Mungkin bayi itu telah menganggap Lina sebagi ibunya. Lina mengasuh Bima dengan sepenuh hati jadi tak salah bila Bima begitu dekat dengannya.
Pernah beberapa kali Mamanya Bima menengok putranya tapi setiap bayi itu mau di gendong oleh sang mama Bima akan menangis dengan kencangnya. Saat sudah dalam pelukan pengasuhnya Bima langsung terdiam.
"Bayi aneh." umpat sang nyonya lirih tapi masih bisa di dengar oleh Lina. Gadis itu memilih diam seolah - olah tak mendengar ucapan sang majikan yang tengah kesal.
"Eh, pengasuh. Jaga Bima baik - baik. Kalau terjadi sesuatu pada anak saya, awas ya kamu. Kamu akan saya pecat dan laporkan pada polisi." ancam Ana meluapkan emosinya.
"Baik nyonya." Jawab Lina dengan wajah pucat karna ketakutan mendengar ancaman dari sang majikan.
Ana pergi begitu saja karna percuma berada di sana sebab Bima juga tidka mau denganya. Lina baru bisa bernafas lega. Terdengar helaan nafas panjang dari gadis itu. Ia juga nampak mengurut dadanya yang tadi sempat sesak.
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$%
Assalamualaikum kk, terimaksih supportnya kk dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen dan vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 💪😘🙏
@ima Susanti