"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melawan (18+)
Pilihan terakhir mami dan papi adalah memasang kertas yang ada foto Siren diberbagai sudut kota serta meng-upload nya ke sosial media supaya siapapun jika bertemu dengan wajah Siren akan menghubungi nomor yang sudah dia cantumkan.
Itu pun berdasarkan usulan polisi, karena mereka pun cukup sulit untuk menemukan keberadaan Siren dan juga Arjuna.
Sementara disisi lain, Siren tengah mengendap-endap untuk masuk kesebuah kamar yang selama disini menjadi tempat tidur Arjuna.
Dia tau laki-laki itu sedang tidur didalam, tapi entah kenapa di tengah malam yang gelap ini dia nekat untuk mencari keberadaan handphonenya.
Dia sudah sangat muak berada ditempat ini, terlebih lagi dia merasa stres karena kejadian yang sangat mengguncang mentalnya itu.
Siren menggigit bibirnya, kenapa tidak juga dia temukan handphonenya, dimana Arjuna menyimpannya sebenarnya.
"Cari ini?"
Siren sedikit berjingkat karena kaget mendengar suara teguran Arjuna yang berat.
Arjuna menunjukkan handphone Siren yang tengah dia genggam.
"Ambil..tapi malam ini kamu harus siap lahir batin"
Siren mengepalkan kedua tangannya, syarat yang sama sekali tidak masuk akal.
"Aku cuma mau pulang"
Arjuna tersenyum sinis, lalu meletakkan handphone Siren diatas meja.
"Harus berapa kali aku bilang?"
"Ya jangan maksa, aku salah apa sama kakak selama ini sampai kakak melakukan ini ke aku?"
"Ini bukan tindak kejahatan Siren, aku cuma mau sama kamu terus tanpa ada yang mengganggu"
"Bukan waktunya kak! Kenapa nggak bisa sabar dulu? Siapa tau nanti aku bisa suka balik ke kakak"
Arjuna menarik tangan Siren, agar Siren naik keranjang tapi tentu saja Siren menolaknya. Dia sangat yakin jika dia naik maka dia tidak akan turun lagi sebelum Arjuna mendapatkan yang dia inginkan.
"Mami nyariin kamu"
"Ya makanya aku mau pulang!"
"Nggak segampang itu sayang, aku belum puas"
Plakkkk.....
Siren menampar Arjuna dua kali, di pipi kanan dan kiri.
"Untuk semua rasa sakit yang udah kakak kasih ke aku"
Plakkk.....
Siren menamparnya lagi dibagian pipi kanan.
"Karna aku kehilangan keperawanan, dan untuk selamanya aku akan dianggap kotor oleh semua orang"
Arjuna diam saja tampak menikmati setiap tamparan yang dilayangkan Siren, dia tidak kesakitan sama sekali. Atau memang sudah kebal?
"Lanjutkan Siren!" tantang Arjuna
Ditantang begitu justru membuat Siren semakin berani, dia ingin melampiaskan semuanya yang sudah dia pendam selama beberapa hari terakhir ini.
Seharusnya hidupnya lebih baik dari sebelumnya karena dia sudah berhasil lepas dari Samuel tapi justru sekarang malah sebaliknya. Dia dapat pengalaman yang lebih buruk daripada menjalin hubungan dengan Samuel.
Dia memukul Arjuna berkali-kali sambil menangis histeris, kemarahannya memuncak dan kesedihannya terus berkepanjangan.
Baru setelah Arjuna merasa sakit, Arjuna mencekal kedua tangan Siren.
"Cukup Siren?"
Siren menggeleng.
Tapi Arjuna malah membaringkan Siren ke ranjang dan menindihnya seperti waktu itu.
"PERGI!!! GUE NGGAK MAU!! PERGI DARI HADAPAN GUE!!!" teriak Siren histeris.
"Aku mau lagi sayang"
"NGGAKK!!!!! LEPAS GUE NGGAK MAU!! TOLONG"
Arjuna malah semakin bergairah mendengar teriakan Siren yang menggema, dia merasa Siren begitu menggemaskan ketika tidak berdaya seperti saat ini.
Arjuna merobek lagi baju yang tengah Siren kenakan, lalu dia mencium bibir Siren turun ke leher, dada, dan berpusat ke perut.
Siren tak bisa melawan sama sekali karena kedua tangannya dipegang Arjuna dan diarahkan ke bagian atas kepalanya. Kakinya juga dijepit oleh Arjuna.
Yang bisa dia lakukan hanyalah menangis sambil teriak minta tolong, meski dia sendiri yakin tidak akan ada orang yang mendengar teriakannya.
Arjuna meremas kedua dadanya dengan brutal, membuatnya sulit bernafas karena sedikit syok dan geli.
*
Seharusnya dia tidak masuk kesana, Siren menangis hingga kedua matanya rasanya bengkak.
Hal itu terjadi lagi tanpa dia bisa melawan karena tenaga Arjuna yang lebih besar.
Siren hanya bisa memeluk dirinya sendiri diatas sofa ruang TV sambil melamun. tubuhnya terasa remuk dan sakit apalagi dibagian alat vitalnya karena rasanya perih dan sakit saat dibawa jalan.
Setelah mandi untuk membersihkan sisa-sisa sentuhan Arjuna yang rasanya masih menempel, Siren tidak bisa tidur lagi. Dia jijik, dia ilfil dan rasanya ingin sekali menguliti diri sendiri supaya sentuhan Arjuna hilang dari tubuhnya.
Dia juga sangat stres menghadapi penderitaannya yang entah kapan akan berakhir ini.
"Mau sampek kapan kamu nggak mau tidur?"
Arjuna mendekat sambil merokok, mengepulkan asap-asap rokok yang terasa mengejek keadaan Siren.
Air matanya perlahan keluar lagi tanpa bisa dicegah.
"Gak usah takut, kamu gak akan hamil kok"
Siren memejamkan matanya karena terlalu syok serta sedih mendengar hal itu, dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu menangis lagi.
"Lama-lama kamu akan terbiasa, sekarang masih sakit?"
Siren menurunkan kedua tangannya, dia menatap Arjuna penuh amarah.
"Terbiasa lo bilang? Elo yang sakit jiwa, gue harap mami segera nemuin kita dan elo bisa masuk ke penjara selama-lamanya, gak akan sudi gue ketemu elo lagi!"
"Ohh..rencana yang sangat indah sayang, aku sangat menantikan hari itu"
"Gila, lo emang bener-bener udah gila"
"Gapapa, emang dari awal aku tergila-gila sama kamu"
Siren menggertakkan gigi-gigi nya, lalu berdiri dia tidak mau berhadapan dengan setan ini lagi jadi dia memutuskan untuk masuk kedalam kamar yang selama disini dia tempati.
Sayangnya Siren tidak bisa menguncinya karena kunci itu disembunyikan oleh Arjuna.