"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"
"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia
"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena
"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia
Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
“Anda terluka, Yang Mulia ?” Tutur Celestia yang sudah turun dari Rara dan menyalurkan kekuatan suci pada Charles.
“Aku tidak terluka, tetapi terimakasih karena sudah membuat tubuh Ku terlindungi!”
Graahhh!
Traangg!!
Charles sudah berpindah tempat sambil merangkul pinggang Celestia.
“Saya harus melakukan hal yang sama pada Kesatria lain, Yang Mulia.”
“Aku juga ingin mengatakan ide yang tiba-tiba muncul. Cara mu sedikit tidak efisien.”
Sraattt!!!! Traanggg!!!
“Coba fokuskan pikiran pada para kesatria. Sebarkan saja kekuatan suci Mu seperti melepaskan serangan pada para monster.”
“Saya tidak bisa melakukan hal itu, Yang Mulia. Sulit untuk fokus di situasi—“
Graaagghhhhh!!
Traangg!!
“Aku akan melindungi Mu!”
“Haahh.. Saya akan berusaha.” Ucap Celestia yang menyerahkan keselamatan Nya pada Charles. Dia langsung menutup mata dan mencoba tenang.
Nafas yang ngos-ngosan perlahan tenang usai tiga menit berlalu, suara para monster dan serangan mulai tak terdengar. Dalam keadaan mata tertutup, Celestia seolah bisa melihat kesatria mana saja yang belum mendapat perlindungan dari Kekuatan suci beserta posisi pastinya.
“Huuhhh...” Satu hembusan nafas Celestia keluarkan, sebelum mengeluarkan gumpalan kekuatan suci dan mengarahkannya pada sebagian kesatria yang belum mendapat perlindungan.
Grraaahhhhh
Sraakkh!!!!
“Jangan ganggu Dia!” Lontar Charles baru saja membelah monster.
Semua keributan itu tidak masuk di pendengaran Celestia. Dua menit kemudian, semua kesatria ataupun rekan-rekan pemilik kekuatan suci sudah mendapat perlindungan dari kekuatan suci yang Celestia arahkan.
“Haahh.. Hahh.. Haahh...” Kini Celestia sudah membuka mata. Tingkat fokus yang dipaksa agar dapat mengirim kekuatan suci para semua kesatria membuat kepala Celestia terasa pusing.
“Tia, Kau berhasil.” Tutur Putra mahkota yang kini sudah duduk jongkok, memegang bahu Celestia lantaran mata nya belum menemukan titik fokus.
“Saya hanya butuh waktu beberapa menit untuk pulih, Yang Mulia. Tolong bantu Tuan Enzo. Monster-monster ini memiliki tingkat kecerdasan yang lumayan menguntungkan Mereka.”
“Tapi bagaimana dengan Mu?”
“Saya tidak terancam mati Yang Mulia.”
Charles pun kembali dalam pertarungan. Seperti perkataan Celestia yang membenarkan firasat Charles sejak tadi. Para monster ini melihat pergerakan Mereka. Mereka menilai harus melawan seperti apa, tampak tidak sama dengan insting Monster yang ingin menyerang secara membabi buta.
Khiihhg!!
Grrraaahhhh!!!!
Trangggg!!
Blaarrrr!!!
Boomm!!
Ghrooohh!!
Dua jam sudah berlalu. Pertarungan terus berlanjut. Semangat semua kesatria membumbung tinggi dan terus membabat para Monster.
“Haahh.. Haahh...” Nafas Celestia tak kunjung membaik. Kepala nya masih kunang-kunang, bahkan terasa semakin parah. Disela-sela itu Dia melihat bahwa kekuatan suci masih terus keluar dari tubuhnya untuk melindungi semua tim pembasmi. Dengan kata lain, tubuh Celestia tidak bisa berhenti memberikan reaksi pusing karena kekuatan suci nya terus tersedot.
“Bagaimana bisa Dia melakukan ini ? Semua orang terlindungi dari darah para Monster. Dia.. Dia pemilik kekuatan suci yang kuat. Tidak mungkin Putra Mahkota melepaskan orang seperti nya. Aku tahu Dia sangat berguna saat ini, Aku tau hal ini, tapi kenapa da*da Ku sesak ? Aku tidak suka! Aku tidak suka dengan fakta ini! Aku benci jika ada sosok yang lebih hebat dan berguna dari Ku. Putra Mahkota pasti akan memilih Nya, matilah.. Kau harus mati di sini—“ Ucapan di dalam batin Diana berhenti saat netra nya menangkap sosok monster yang kini sudah berada di sebelah Celestia.
Dia tidak mengeluarkan bunyi, sehingga tidak menarik fokus para kesatria. Diana tersenyum lebar, “Hahaha! Matilah! Kalau Kau mati, Aku akan kembali duduk di kursi nomor satu.” Pungkas Diana saat mulut monster itu sudah terbuka lebar.
“Diana ? Tersenyum di situasi seperti ini ?” Batin Aurora dan mengikuti arah pandang nya.
Bhuukh!
Aurora langsung menyingkirkan Diana dari hadapannya dan berteriak dengan kekuatan penuh, “Tia! Monster!”
Semua mata langsung tertuju pada Celestia. Charles menengok kemudian langsung menggertakkan gigi dan mengirim busur panah dalam bentuk sihir angin, namun Timing nya tidak tepat. Monster itu akan melukai Celestia barulah busur panah nya sampai.
“Aku sedang fokus agar semua orang terlindungi... jangan ganggu Aku, Sialan!” Tutur Celestia dengan nada rendah sambil mengangkat tangan dan mengeluarkan cahaya sebesar biji kopi.
BOOM!!
Daging dari monster itu bertebaran kemana-mana. Darah nya mengotori sebagian tubuh Celestia.
Bhuuk!!
“Aurora!” Teriak Ricard saat Dia melancarkan satu pukulan di rahang Diana tanpa ampun.
Ricard pun berlari dan menahan Aurora yang memiliki stamina seperti Pria.
“Sialan! Lepaskan Aku, Komandan! Lepaskan! Wanita itu, si iblis ini! Dia melihat monster itu akan memakan Tia, namun Dia tidak berteriak menyadarkan yang lain. Dia tersenyum lebar. Aku melihat nya sendiri! Lepaskan! Aku akan menghajar Mu sampai Kau enggan untuk tersenyum lagi!”
“Aurora, sadarlah! Kita disini untuk membasmi monster!”
“Wanita ini juga monster! Dia saja tidak bisa melindungi semua orang dengan kekuatan suci, tetapi tidak solid sedikit pun. Dia perusak! Lepaskan Aku!”
Jumlah para monster yang semakin berkurang membuat banyak kesatria menahan Aurora. Jika Dia lepas sedikit saja, Diana akan di hajar habis-habisan.
Fokus pendengaran Celestia menurun, Dia tidak tahu kenapa saat ini Aurora di pegang oleh banyak Kesatria. Atensinya beralih ke sekitar. Nampak para monster sudah menjauh, ada yang terlihat berlari. Dia lanjut menengok ke cakrawala, nampak mentari sudah akan pulang ke peraduan nya.
Charles sudah berlari ke arah Celestia dan menahan tubuh Nya yang nampak bimbang akan tumbang ke depan atau ke belakang.
“Perisai...” gumam Celestia menarik kembali kekuatan sucinya dari semua orang.
“Kau boleh beristirahat, Tia. Kita akan pulang...”
“?” Celestia tidak mendengarkan perkataan Charles dalam jarak sedekat ini. Dengan satu tangan yang terangkat, Dia melepaskan kekuatan suci dan menciptakan pelindung berbentuk kotak dalam skala yang besar.
“Monster tidak akan... mendekat. Kita bisa berkemah... Maaf Yang Mulia, walau mulut Mu terus bergerak, Saya tidak bisa... Mendengar suara... Anda—”
Celestia sudah kehilangan kesadaran.
“Hentikan perkelahian itu!” Pungkas nya sambil menggendong Celestia dengan hati-hati.
“...” Walau amarah nya belum mereda, Aurora sudah tidak memberontak lagi.
“Bangun tenda di dalam perisai yang sudah Tia ciptakan. Kita akan beristirahat dan lanjut membasmi monster besok. Kita tidak bisa pulang dan membiarkan monster-monster itu berkembang biak lagi.”
Semua Kesatria langsung bergerak. Charles membawa tubuh Celestia di bawah pohon, kemudian Dia bersandar tanpa memindahkan tubuh Celestia ke tanah. Celestia berada dalam pangkuan Putra Mahkota.
Phuuurr..
Rara datang dengan perasaan cemas yang tersampaikan lewat aksinya. Membuat Charles pun bersuara. “Aku akan menjaganya, Kau tidak perlu khawatir.”
Rara pun langsung diam dan duduk di sebelah Charles. Mereka menyaksikan para Kesatria yang tengah membangun tenda dan juga membuat api unggun.
...***...
...Guyss, apa kabar ? Tolong jangan lupa like guys, minimal jangan lupa like kalo malas buat ninggalin jejak. Neo juga butuh respon kalian dong. Neo juga pengen berinteraksi di kolom komentar. Haahh, perjalanan Neo masih jauh ini😮💨 Btw, silahkan lanjut ke chapter selanjutnya, guys♥️...