Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangan Ketiga dan Bayangan Lama
Hujan kembali turun malam itu, membasahi jendela kamar utama rumah Arvane. Cahaya lampu temaram memantul lembut di permukaannya, menciptakan bayangan samar yang menari di dinding. Kael tertidur dengan tenang di samping, ku. Namun, pikiran ku tak bisa ikut beristirahat.
[Sistem Gosip: Peringatan - Sosok “Tangan Ketiga” terdeteksi di balik layar. Identitas: Tidak Diketahui. Potensi Bahaya: Tinggi.]
Aku menatap ke layar sistem virtual yang hanya bisa kulihat. Bayangan siluet tak dikenal muncul di layar, samar dan kabur, seakan menunjukkan bahwa musuh sebenarnya baru saja memulai permainannya.
Siapa lagi sekarang? Leona sudah diadili. Apakah dia masih punya sekutu?
"Jangan terlalu keras berpikir."
Suara berat itu membuat ku menoleh cepat. Kael membuka satu matanya, lalu menggulung tubuhnya ke arah, ku.
"Kau bahkan berpikir terlalu nyaring. Aku bisa dengar detak jantung mu yang cemas," katanya pelan.
Aku tertawa kecil, “Kau benar-benar bisa membaca isi kepala ku ya?”
Kael hanya mengangguk ringan. "Dan aku tidak suka nada ketakutan itu."
---
Pagi harinya, rumah Arvane kembali ramai.
Bukan oleh media atau karyawan, tapi oleh dua tamu tak terduga.
Yang pertama: Detektif pribadi yang pernah di sewa Kael saat awal kasus Leona mencuat.
Yang kedua: Paman Revaldo, kakak dari ayah Kael, pria yang selama ini disebut-sebut telah lama tinggal di luar negeri. Ia kembali dengan tujuan tak jelas, dan sorot matanya begitu menusuk saat melihat, ku.
"Aku dengar kau berhasil menjatuhkan Leona," ucapnya tenang, namun dengan nada seolah-olah aku telah melakukan kesalahan besar.
"Aku hanya mengungkap kebenaran, Paman," jawab ku sopan dan tenang.
Revaldo duduk di sofa utama dan menyilangkan kaki. "Hati-hati. Kebenaran terlalu terang bisa membakar bahkan pemiliknya."
---
Setelah Revaldo pergi, detektif Kael menyerahkan dokumen rahasia.
"Selama penyelidikan, saya menemukan bahwa ada transfer dana dalam jumlah besar dari akun milik Leona ke perusahaan fiktif yang baru didirikan tiga bulan lalu."
“Nama perusahaannya?”
“LYNX Corporation. Tapi yang aneh, nama direktur utamanya adalah seseorang yang pernah punya hubungan lama dengan Tuan Kael…”
Kael menegang. "Siapa?"
“Aurellia Venn, mantan tunangan Tuan Kael sebelum Leona.”
Deg.
Aurellia.
Nama yang hanya pernah ku sebut dalam gumaman hati ketika menyusun gosip di kepala.
“Dia kembali?” bisik ku lirih.
[Sistem Gosip: “Aurellia Venn — mantan tunangan, mantan pewaris keluarga Venn, dan mantan... cinta pertama.”]
Kael menunduk. “Aku tidak pernah menyangka dia akan terlibat…”
---
Beberapa hari kemudian…
Undangan misterius datang. Tertulis elegan, dengan segel emas berbentuk rubah.
“Dengan hormat,
Anda diundang dalam Malam Galeri Amal oleh LYNX Corporation.
Tema: ‘Menghapus Masa Lalu, Membangun Kembali Masa Depan’.
Lokasi: The Grand Emperium Hall.”
Aku menggigit bibir. “Ini jebakan.”
Kael mengangguk. “Dan kita akan masuk ke dalamnya.”
---
Malam itu, kami melangkah masuk ke Grand Emperium Hall. Gedung megah dengan pilar emas dan lantai marmer menyambut kami dengan kemewahan yang mencolok. Musik klasik mengalun lembut. Para tamu berbisik melihat kehadiran kami—Kael Arvane dan ‘istri kontroversialnya’, Ayla.
Tiba-tiba, ruangan hening.
Dari tangga spiral, seorang wanita melangkah turun perlahan.
Dress merah maroon membalut tubuhnya dengan elegan. Rambut panjang bergelombang. Tatapannya tajam seperti mata kucing, dan senyum di bibirnya seakan menyimpan seribu rahasia.
Aurellia Venn.
Ia menghampiri kami dan berkata, “Kael. Lama tak bertemu. Dan kau...” Ia menoleh ke arahku, “…istri yang mengguncang dunia gosip. Senang akhirnya bisa melihat wajah mu dari dekat.”
Aku menatapnya tajam, “Begitu juga aku, Aurellia. Aku suka warna bajumu. Merah. Seperti niatmu.”
---
Pertemuan itu hanyalah awal.
Aurellia mengadakan lelang untuk lukisan-lukisan bernilai jutaan dolar. Tapi satu lukisan di dinding menarik perhatian ku: lukisan abstrak berjudul “Kemunduran Seorang Ratu”. Anehnya, sosok dalam lukisan itu sangat mirip... denganku.
Kael berdiri di sampingku. “Ini permainan psikologis.”
“Dan aku tak akan mundur,” balasku tegas.
---
Di penghujung acara, Aurellia memberikan pidato:
“Masa lalu harus dikubur. Tapi kadang, yang kita kubur... bisa bangkit kembali dan menuntut balas.”
Matanya menatap lurus ke arah kami.
[Sistem Gosip: Tangan Ketiga — Identitas Dikonfirmasi: Aurellia Venn. Tujuan: Menjatuhkan reputasi Arvane dan menghancurkan Ayla. Hubungan dengan Leona: Sekutu Rahasia.]
Aku menelan ludah. “Permainan baru di mulai.”