NovelToon NovelToon
Istri Matre Sewaan Noah

Istri Matre Sewaan Noah

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Noah Wisesa, pewaris konglomerat properti, terjebak dalam perjodohan demi bisnis keluarga. Saat dari rumah usai bertengkar dengan sang ibu, dia justru menabrak Ivy Liora—mantan rekan kerja yang kini berubah menjadi perempuan penuh tuntutan dan ancaman. Untuk menyelamatkan reputasi, Noah menawarkan pernikahan kontrak selama satu tahun.


Ivy menerima, asal bayarannya sepadan. Rumah tangga pura-pura mereka pun dimulai: penuh sandiwara, pertengkaran, dan batasan. Namun perlahan, di balik segala kepalsuan, tumbuh perasaan yang tak bisa dibendung. Ketika cinta mulai mengetuk, masa lalu datang membawa badai yang menguji: apakah mereka masih bertahan saat kontrak berubah jadi rasa yang tak bisa dituliskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Akhir dari Seorang Gendis

"Kenapa, Vy?" tanya Noah seraya berjalan mendekati sang istri.

Ivy memungut benda kecil itu, kemudian berdiri tegap. Dia berjalan mendekati Noah dan menunjukkannya kepada suaminya tersebut. Noah mengerutkan dahi, kemudian memungut kartu memori kecil itu dari tangan sang istri.

"Apa ini?" Noah mengamati benda itu sambil menyipitkan mata.

"Aku juga nggak tahu, No. Kita lihat dulu isinya." Ivy berjalan beriringan dengan Noah, hendak masuk kembali ke ruang kerja.

Namun, suara Srini membuat langkah keduanya terhenti. Perempuan paruh baya itu kembali menyodorkan kotak beludru yang tadi tergeletak di atas lantai. Ivy memutar bola mata karena mulai sebal dengan Srini yang tidak patuh.

"Bu, anu ... maaf, tapi ada sesuatu yang lain lagi di dalam kotak ini." Srini menyodorkan kotak tersebut kepada Ivy.

Ivy mengerutkan dahi, kemudian kembali membukanya. Alisnya saling bertautan ketika mendapati lipatan kertas kecil yang terselip di dalam sana. Ivy menoleh ke arah Noah, lelaki tersebut akhirnya mengedikkan bahu.

"Makasih, Mbok. Mbok Srini boleh istirahat sekarang." Ivy tersenyum lembut sekarang, sangat jauh berbeda dari bebebrapa menit lalu yang diliputi amarah.

Noah dan Ivy kali ini benar-benar masuk ke ruang kerja. Keduanya duduk di sofa sambil menatap liontin serta kartu memori yang diletakkan ke atas meja. Ivy mengeluarkan ponsel lamanya, memasang kartu memori itu, lalu menyalakan benda pipih tersebut.

Setelah menunggu ponsel benar-benar menyala, Ivy membuka file yang ada di dalam kartu memori tersebut. File itu berisi foto-foto lama dan juga rekaman suara. Dari sana Noah dan Ivy mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa maksudnya mengirim ini semua?" gumam Noah.

Saat mendengar ucapan sang suami, Ivy langsung mengambil kertas yang dilipat kecil dalam kotak beludru. Dia membuka lipatan dan mulai membacanya perlahan. Sesekali Ivy menahan napas.

Pertama-tama aku minta maaf, Vy. Mataku sudah dibutakan oleh ambisi. Aku hanya iri kepadamu. Aku hanya merasa selalu ditinggalkan oleh orang yang aku sayangi.

Selama ini aku merasa kesepian dan sendirian. Bahkan ibu yang melahirkanku pun meninggalkan aku dan memilih untuk mengasuh anak orang lain. Aku sangat kecewa.

Sialnya ibuku malah menjadikanku pion demi mengambil semua harta suaminya yang sudah meninggal. Aku tidak akan jatuh ke lubang yang sama. Semua rekaman itu, foto-foto, dan beberapa bukti lama bisa dipakai untuk menghancurkan Bu Mentari. Pilihan ada di tanganmu.

Sekali lagi aku minta maaf dengan tulus. Aku tahu mungkin karma akan segera menyapaku di kemudian hari. Aku sudah siap menerima semuanya. Selamat tinggal, semoga hidup kalian berdua selalu diliputi kebahagiaan setelah ini dan selamanya.

"Dia ingin memakai tangan kita untuk balas dendam?" Noah mengusap dagu sambil menatap datar ke arah kertas yang masih ada dalam genggaman Ivy.

"Aku rasa tidak. Dia memberikannya dengan maksud lain, No. Mungkin saja dia ingin kita menjadikan semua ini senjata. Aku akan menyimpannya. Tugasmu adalah memperingatkan mama agar tidak mengusik kita dan melakukan kesalahan lagi. Jika sampai dia melakukan kesalahan lain, aku akan langsung bertindak!" ujar Ivy sambil meletakkan kertas itu perlahan.

"Maka aku akan menjadi orang pertama yang mendukungmu, Vy. Sekarang kita istirahat. Ya?" Noah memeluk Ivy.

Keduanya kini berjalan ke kamar. Tidur dalam posisi berpelukan, saling menguatkan, berharap badai besar selanjutnya bisa dilewati dengan baik.

***

Sorot lampu disko kini menemani Gendis bersama kekecewaannya. Segelas vodka dengan potongan es batu terasa sempurna untuk jiwa yang sedang patah.

Malam itu Gendis memutuskan untuk pergi menjauh. Sesekali dia merutuki diri sendiri karena merasa sudah menjadi seorang pengecut. Dia sudah meneguk bergelas-gelas, tetapi masih tidak bisa mengobati rasa kecewa yabg merongrong dada.

"Satu gelas lagi!" pinta Gendis kepada peracik minuman.

"Baik, Nona."

Tak lama berselang segelas minuman beralkohol kembali tersaji di atas meja. Pandangan Gendis mulai kabur. Ketika dia hendak meraih gelas itu, tiba-tiba ada orang lain yang mengambilnya.

Gendis langsung berteriak. Dia menatap tajam seseorang di sampingnya. Meski pandangannya kabur, Gendis bisa memastikan bahwa dia adalah seorang pria.

"Apa-apaan ini? Berikan minumanku!" ujar Gendis.

Namun, pria asing itu mengabaikan Gendis. Hal itu tentu langsung menyulut emosi Gendis. Dia berusaha memukul lelaki di hadapannya.

Namun, lelaki bernama Reiki itu berhasil menepis tangan Gendis. Reiki menatap Gendis dengan sorot mata yang berbeda dari semua pria. Tidak liar atau meremehkan. Tidak pula penuh tuntutan. Dia hanya bergeming dan dalam diam itu ada pengakuan, ada pemahaman akan luka yang tak pernah benar-benar bisa dijelaskan dengan kata-kata.

"Aku tidak butuh simpati," gumam Gendis, suaranya berat, tertahan oleh luka yang lama bersemayam di dalam dada.

"Aku juga tidak sedang memberimu simpati," jawab Reiki pelan. "Aku memberimu ruang untuk bernapas."

Gendis terdiam. Kata-kata itu menghantamnya lebih keras daripada tamparan. Sebab seumur hidupnya, dia hanya belajar untuk melawan atau menyembunyikan. Akan tetapi, Reiki tidak mencoba menaklukkannya. Reiki justru membiarkannya berdiri tegak, bahkan saat dunia sedang runtuh.

"Minuman keras tidak akan membantu apa pun. Jika butuh teman cerita, ceritakan saja kepadaku." Reiki kini menyesap vodka itu.

"Kamu hanya orang asing yang tak akan memahami luka manusia lain. Kita baru bertemu. Jangankan orang asing, orang-orang terdekatku bahkan tidak akan pernah memahami apa yang sedang aku rasakan sekarang." Gendis berusaha bangkit dan berjalan, tetapi badannya limbung.

"Kamu tinggal di mana? Biar kuantar pulang." Reiki memapah Gendis keluar dari bar.

"Aku tidak mau pulang malam ini." Tatapan Gendis datar.

"Kalau begitu biar kupesankan hotel untukmu."

Malam kian larut. Lampu-lampu disko memudar, digantikan cahaya kota yang temaram. Di sebuah kamar hotel sederhana yang sunyi dan tinggi dari hiruk pikuk dunia, Gendis duduk bersandar pada jendela kaca. Di luar, lampu-lampu kota berkedip seperti bintang-bintang yang jatuh.

Reiki mendekat tanpa suara. Dia hanya menatap Gendis, seolah ingin memastikan: "Kamu yakon tidak ingin pulang?"

Gendis tidak menjawab dengan kata-kata. Dia hanya menoleh perlahan, dan di sana, di antara keheningan yang penuh sesak, dua jiwa yang retak saling menemukan tempat berteduh. Gendis menggeleng pelan.

"Aku tidak tahu apa yang membuatmu tidak ingin pulang malam ini. Aku juga merasakan hal yang sama. Jadi, apakah kita bisa menjadi obat satu sama lain?"

Tubuh mereka saling merapat, bukan untuk saling memiliki, melainkan untuk saling memahami. Jemari Reiki menyusuri garis wajah Gendis dengan lembut, seperti pelukis yang mengagumi lukisan kesedihan. Napas mereka menyatu dalam ritme tenang, bukan terburu-buru, seperti dua gelombang yang akhirnya berjumpa di tepi pantai yang sepi.

Malam itu, tidak ada janji yang terucap. Tidak ada kata cinta yang dipaksa keluar. Hanya dua manusia yang tenggelam dalam keheningan dan pelukan yang bukan tentang hasrat, melainkan tentang keselamatan.

Gendis menutup mata. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, dia merasa tidak sendirian. Dia tak tahu apakah ini akan berakhir besok pagi, atau menjadi awal dari bab baru yang tak terduga.

1
Tutuk Isnawati
berarti ivy dah ga bisa punya anak lagi ya thor?
Bisa Pesan Cover di Saya: Iyaaa Kakkkk /Sob//Sob//Sob/

Nggak tega sebenarnya. Tapi gimana /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Dini Anggraini
Bunda author kecelakaan ivy nie kayaknya di sengaja ya apa memang mentari yang merencanakan semuanya. Saat ivy lagi sibuk berkendara kan hpnya bunyi beberapa kali sampai hpnya jatuh dan saat ivy mengambil hp langsung dia di tabrak dari belakang sama sebuah truck? Hanya menerka saja bunda bila salah maafkan saya bunda... 🥰🥰🥰🥰🥰🙏🙏
Dini Anggraini: ya terima kasih infonya bunda
Bisa Pesan Cover di Saya: Pure kecelakaan bund 🤗🤗🤗

Panggilan itu dari Noah kok. Ingat bab sebelumnya yang Noah hubungi Ivy beberapa kali nggak bisa? Terus nggak lama Mentari datang, cuma kali ini pure kecelakaan.
total 2 replies
Lilik24
ini pasti Ivy lagi hamil makanya moodnya berubah2
Bisa Pesan Cover di Saya: Gasss lihat bab selanjutnya kakkkk
total 1 replies
Tutuk Isnawati
mentari ga da kapok2ny dah d tggalin gendhis jg
Bisa Pesan Cover di Saya: Buta harta, otaknya gak dipake lagi/Sob/
total 1 replies
Tutuk Isnawati
kasihan sih sebenarnya si gendhis ini
Bisa Pesan Cover di Saya: Dia juga korban /Sob/
total 1 replies
Lovita BM
aiihh noah disini luwelet banget deh 👎🏼😜
Tutuk Isnawati
ayo noah gercep singkirin kuman2
Bisa Pesan Cover di Saya: Pelan2 kakkkk. /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Tutuk Isnawati
hadeh pake nemuin surat perjanjian segala si gendis
Bisa Pesan Cover di Saya: Biar makin seru kak 😭
total 1 replies
Tutuk Isnawati
moga ivy kuat bisa ngadepin kelicikan mentari
Bisa Pesan Cover di Saya: Kuatt kok. Ivy kuat banget
total 1 replies
Dini Anggraini
Gendis2 ngapain kamu maju terus pantang mundur untuk dapatkan Noah padahal ada Hiro yang juga kaya raya pengusaha yang tertarik sama kamu. Suatu saat nanti kamu juga merasakan apa yang di rasakan ivy pelakor mencoba merebut suamimu. 🥰🥰🥰🥰
Dini Anggraini: Ya bunda dari caranya pandang Gendis dan tiba2 mau gendong Gendis di depan umum kan sudah kelihatan sekali Hiro sekali pandang Gendis sudah suka bunda author. 👍🥰🥰🥰🥰
Bisa Pesan Cover di Saya: Jadi ada ide buat bikin kisah Gendis X Hero 😭
total 2 replies
Tutuk Isnawati
kasian kamu vy ngadepin siluman gendhis yg licik hrus hati2
Bisa Pesan Cover di Saya: Siluman gak tuh 😭
total 1 replies
Yeni Wahyu Widiasih
cuma ibu tiri kan?
Bisa Pesan Cover di Saya: Hiyakkk Kakk, ibu tiri itu si mentari
total 1 replies
Tutuk Isnawati
dasar ibu mentari ga da akhlak
Bisa Pesan Cover di Saya: Alhlaknya dah tergadai kakkk 😭
total 1 replies
Tutuk Isnawati
semangat ivy harus kuat masih ada noah yg tulus ma kamu
Yeni Wahyu Widiasih
bagus
Bisa Pesan Cover di Saya: Alhamdulillah, makasih rate nya Kakkk. Jangan lupa baca sampai akhir yaaa
total 1 replies
Dini Anggraini
Alhamdulillah sekarang Noah tahu bahwa ivy itu melakukan semuanya hanya untuk ibunya. 🥰🥰🥰🥰
Tutuk Isnawati
noah sudah main hati rupanya
Bisa Pesan Cover di Saya: Ivy memang mempesona dibalik sikapnya yang keras
total 1 replies
Esther Lestari
Noah sudah terpesona dengan Ivy....cemburu melihat interaksi Jimmy dan Ivy
Esther Lestari
Seger gak Gendis mandi lagi....makanya jangan mencoba jadi pelakor, Ivy koq dilawan🙃
Bisa Pesan Cover di Saya: Ivy be like: APA ITU GALAU? DUIT ITS NUMBER ONE 😭😭😭
Bisa Pesan Cover di Saya: Ivy be like: APA ITU GALAU? DUIT ITS NUMBER ONE 😭😭😭
total 4 replies
Tutuk Isnawati
bgus ivy jgn kasih celah buat pelakor gendis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!