Pergolakan bathin , antara dendam dan kebenaran seorang anak manusia di masa itu.
Dengan segala kelemahan nya yg membuat diri nya terasa begitu di rendahkan oleh orang sekelilingnya.
Bahkan tanpa kemampuan apa pun , ia amat begitu menderita.
Hingga pada waktu nya , diri nya menemukan keberuntungan yg tidak terhingga,.
Apa yg selanjut nya terjadi ,,..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#6 Baru.
Dan pada keesokan pagi nya , seperti biasa Danurwedha pun kembali berangkat pergi menuju ke dalam hutan guna ber latih dengan kakek Tohsara.
Dan setelah seharian ber latih kedua nya pun mengambil tempat duduk dan mulai bercerita.
Kakek Tohsara langsung mengatakan kepada bocah berambut gimbal ini dengan kemajuan dari latihan nya.
" Tidak percuma ,kau adalah putra dari Rangga Wanara, dalam beberapa hari ini peningkatan kemampuan mu semakin pesat saja, beberapa jurus yg telah kakek ajarkan dapat diri mu peragakan dengan begitu baik nya, kelak di masa yg akan datang kakek yakin kau akan mampu menjadi seperti orang tua mu atau bahkan lebih hebat lagi," ucap Kakek Tohsara.
Sambil tersenyum, Danurwedha menjawab ucapan guru nya
" Semua nya itu berkat Guru yg telah mau mengajari ku ilmu silat, namun ada satu hal yg menjadi pertanyaan ku Kek ?"
Ungkap bocah ini lalu menunduk kan kepala nya.
" Apa itu ?" tanya Kakek Tohsara.
Kemudian Danurwedha pun menceritakan apa yg telah di dengar nya dari sahabat nya itu mengenai begal-begal yg tengah berkeliaran tersebut.
" Apakah hanya orang Jipang saja yg menjadi penjahat di Pajang ini ?" tanya nya kemudian.
Kakek Tohsara tidak langsung menjawab nya, ia malah balik bertanya kepada nya, apakah saat ini di kademangan nya ada orang Jipang.
" Setahuku tidak ada kek, kecuali diri ku !" jawab Danurwedha.
Setelah mendengar jawaban bocah ini maka kakek Tohsara pun memberikan pengertian mengenai orang-orang yg ada di kademangan nya tersebut yg telah berlaku jahat kepada nya dengan menyebut nya dengan berbagai macam, itu pun sama arti nya dengan sebuah kejahatan.
" Baik orang Jipang maupun orang Pajang itu sama saja, ada yg baik dan tidak jarang juga sebagai penjahat, tergantung orang nya ,jadi jangan terlalu risau akan hal tersebut, mulai sekarang berlaku lah sebagai orang baik, meskipun kelak ilmu mu menjadi sangat tinggi, kau akan dapat sebagai contoh orang-orang Jipang yg baik kelak,.." tukas Kakek Tohsara mengakhiri ucapan nya.
Ia menyarankan kepada bocah itu untuk segera kembali ke rumah nya dan tidak lupa pula untuk terus berlatih.
Demikian lah , hari berganti hari, pekan berganti pekan, dan sudah lebih dari dua belas purnama, Danurwedha berlatih ilmu silat yg ada di dalam hutan di pinggiran kali opak itu.
Kini ia tumbuh semakin beranjak remaja, dan sikap nya pun secara perlahan mulai berubah berkat anjuran dan nasehat dari kakek Tohsara , guru nya.
Kini anak itu mulai membuka diri dengan mau bergaul dengan warga kademangan , pertama kali yg ia lakukan adalah membantu ibunda nya di tanah persawahan sebagai buruh tani.
Ia dengan sangat tekun nya melakukan pekerjaan yg sebenar nya masih sangat jarang di lakukan oleh anak seusia nya yg masih gemar bermain.
Tetapi tidak dengan Danurwedha, selain ia membantu ibunda nya, tidak jarang juga ia mencari ikan atau belut yg banyak terdapat di sawah tersebut.
Bahkan ketika orang lain yg akan atau telah mengejek nya, dengan senyuman ia membalas perlakuan tersebut dan akhir nya para warga kademangan pun mulai simpati kepada nya.
Danurwedha sendiri pun bukan tinggal diam, di saat yg sama pula ia terus menggembleng diri nya dengan ilmu silat dan olah kanuragan yg telah di ajarkan oleh kakek Tohsara.
Tubuh nya semakin tegap dan berisi, langkah kaki nya terlihat ringan saat berjalan.
Dari cara nya melangkah di tanah pematang sawah , ia tidak merasa kesulitan meskipun baru turun hujan dengan begitu mudah nya ia melalui jalanan yg sangat licin itu.
Hingga pada acara pendadaran calon pengawal kademangan serta calon prajurit pajang di lakukan, ia pun turut hadir di tempat itu sambil memperhatikan setiap peserta nya.
Di dalam hati bocah itu ingin turut serta pula sebagai peserta nya.
Ah,..itu tidak mungkin, diri ku masih dianggap anak kecil oleh mereka, mungkin dua atau tiga tahun lagi aku baru bisa mengikuti pendadaran ini, kata nya dalam hati.
Begitu lah keinginan nya yg sangat besar untuk dapat menjadi seorang prajurit atau paling tidak sebagai seorang pengawal kademangan semakin besar saja.
Ia pernah mengatakan hal tersebut pada ibunda nya juga sahabat karib nya Parta.
" Bu,.Wedha ingin menjadi seorang prajurit,..!" kata nya pada satu kesempatan.
Saat itu ibunda nya sedang membersihkan peralatan dapur nya.
" Untuk apa kau menjadi seorang Prajurit anak ku,..?" tanya ibunda nya.
" Aku akan dapat menjaga kademangan ini dari pàa maling dan begal yg sering merampas harta benda penduduk kademangan ini, dan juga Wedha ingin menjadi bapak, yg sangat di hormati di dalam keprajuritan Jipang" jelas Danurwedha lagi.
Ahhh,..!
Ibunda nya mendesah panjang, ia memang tidak dapat menentang keinginan anak nya ini walaupun sebenar nya ia kurang setuju.
Andai kakang Wanara melihat putra nya saat ini, tentu ia akan sangat bangga karena dari semula dulu, ia ingin memiliki seorang anak lelaki yg akan dapat meneruskan kemampuan serta ilmu yg di miliki nya itu, namun,..karena iĺmu nya itu pùla lah ia harus celaka karena nya,..mudah-mudahan ia tenang di alam nya sana ,.membathin Nyi Sumi di dalam hati nya.
" Bu,..mengapa ibu malah bengong,..!" tegur Danurwedha mengingatkan ibunda nya.
" Àh,.eh,..engak apa-apa,..anak ku, ibu hanya teringat kan bapak mu yg memiliki kesamaan dengan diri mu, sama-sama ingin menjadi seorang prajurit " sahut ibunda nya.
" Kalau begitu , ibu pasti setuju jika Wedha menjadi seorang prajurit , bukan ?" tanya Danurwedha kepada ibu nya.
Nyi Sumi diam tidak menjawab , di pandangi nya wajah putra nya ini yg semakin beranjak remaja, ada rasa iba di dalam hati perempuan paruh baya ini akan nasib nya.
" Anak ku Wedha , bukan nya ibu tidak setuju diri mu itu menjadi seorang prajurit, akan tetapi sangat banyak tantangan nya untuk menjadi seorang prajurit, belum lagi kalau diri mu telah berada di dalam nya, tantangan dan hambatan akan menjadi semakin besar pula, tak jarang akan sangat membahayakan seperti yg telah terjadi dengan bapak mu itu , ibu tidak ingi kau bernasib sama dengan bapak mu itu anak ku " terang nya kepada Danurwedha menjelaskan.
Danurwedha pun terdiam , ia berusaha untuk mencerna semua ucapan dari ibunda nya ini, meskipun ia belum lah dewasa, tetapi ia bisa juga memahami nya.
" Bu!, Wedha akan ke sawah dahulu, aku ada janji dengan Parta " ucap Danurwedha kepada ibu nya.
Walaupun ia belum mendapatkan persetujuan dari orang tua nya ini untuk menjadi seorang prajurit tetapi semangat nya tetap membara untuk bisa di terima sebagai seorang prajurit di kesultanan Pajang.
Pada siang itu ia pun bertemu dengan Parta yg dengan sengaja mendatangi nya di sawah nya yg cuma sepetak itu.
Putra ki Jagabaya ini menceritakan sesuatu yg di dengar nya dari Orang Tua nya, Ki Jagabaya.
" Dan,..menurut bapak ku, pada esok malam, kademangan kita ini akan kedarangan begal dari alas mentaok, yg berilmu tinggi "
Itu lah sesuatu yg ingin di sampaikan putra Ki Jagabaya ini kepada teman nya, Danurwedha.
" Dari mana bapak mu tahu, Ta,..?" tanya Danurwedha penasaran.
" Tadi malam kami kedatangan seorang tamu yg cukup aneh, ia lah menyebutkan bahwa pemimpin nya akan datang pada esok malam meminta upeti kepada kademangan ini " jelas Parta kepada Danurwedha.
" Jadi apa yg akan di lakukan oleh bapak mu,.Ta ?" tanya Danurwedha lagi.
Parta pun menjelaskan bahwa pada esok malam , seluruh kekuatan yg ada di kademangan ini akan di kerahkan melawan orang-orang yg akan datang esok malam guna menjarah harta kekayaan kademangan Prambanan.
" Kira, kira seberapa hebat kah begal alas mentaok itu ,..Ta,.?" tanya Danurwedha semakin penasaran.
" Menurut orang yg datang ke rumah tadi malam itu, pemimpin nya adalah seorang kepala begal yg sangat sakti yg memiliki ilmu kebal, tidak mempan di bacok, karena dia merupakan bekas perwira Jipang" terang Parta.
Ia memang kelihatan nya sangat senang sekali menceritakan begal alas mentaok yg akan datang pada esok malam itu.
" Selain kekuatan kademangan , Ki Demang sendiri sudah meminta bantuan ke kotaraja Pajang mengenai hal ini, jadi pada esok malam , kita akan di suguhkan sebuah pertarungan atau kalau boleh di katakan sebuah perang kecil antara Jipang dan Pajang,..dan tentu saja Pajang lah yg akan keluar sebagai pemenang, nya, apakah kau mau turut hadir menyaksikan nya , Dan,..?"
Putra Ki Jagabaya ini memang ingin mengajak teman nya ini hadir di kademangan, karena situasi yg akan terjadi sudah sangat lama di tunggu-tunggu nya.
Bahwa orang- orang yg biasa datang merampok itu jarang sekali dengan terang-terangan seperti saat ini.
Untuk itu lah, ia ingin menyaksikan sendiri kehebatan para prajurit Pajang yg terkenal karena kesaktian nya.itu pada esok malam.
Dia pun mengajak Danurwedha.
Teman nya ini pun mengiyakan nya, karena ia pun merasa tergelitik hati nya mendengar ada sekelompok begal yg akan datang ke kademangan nya itu.
dan pada akhirnya jadi prajurit mataram
nggak sabar juga nunggu kedatangan si alap alap hitam dan ingin tahu bagaimana aksinya