Saat perang besar-besaran pasukan kerajaan Diamond telah menang mengalahkan para siluman jahat dan penyihir jahat yang ingin menguasai dunia.
Namun ada penyihir yang bersumpah akan menghancurkan kerajaan Diamond dan keturunannya walau sampai 100 tahun lagi.
Untuk mengjaga kedamaian dunia Raja dan Ratu menyebarkan 7 permata mahkota Raja untuk di berikan kepada anak yang beruntung nanti agar mereka bisa mnghancurkan kejahatan.
Bagaimana kelanjutannya?
Siapakah ke 7 anak yang beruntung itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikidestiar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Mengalahkan lawan baru
Saat para Dewa Dewi sedang latihan di tempat yang berbeda ternyata ada meli anak angkat penyihir abadi dan burung gagak peliharaan penyihir abadi yang sedang mengamati mereka.
"Masih ada 6 sisa 1 lagi yang belum ketahuan siapa anak yang memiliki kekuatan permata itu, apa kamu sudah menemukan anak itu?" Tanya meli kepada gagak
"Woak belum, katanya anak terakhir ini sangat lemah dia tidak memiliki kemampuan apa pun" jawab gagak
"Bagus kita harus temukan dia sebelum mereka menemukannya" ucap meli dengan senyum liciknya
"Ayoo kita cari dia sekarang" ajak meli
"Baik kwaakkk" jawab burung
"Waaahhh itu dia kwakk anak itu kwaakkk lihat yg bersama dia kwak kucing penjaga kwakk" ucap burung
"Ayoo kita singkirkan dia" ucap meli dengan senyum sinisnya
"Kwak kwakk"ucap burung
"Pertma kamu harus berubah dulu ini dunia manusia yang berbeda dengan kita, (merapalkan mantra) gagak berubah" ucap meli
"Kwakk aku berubah jadi manusia kwakk" ucap gagak kegirangan
"Hilangkan suara kwak itu mulai sekarang nama mu adi" ucap meli
"Kwa eh ehemm baik meli"ucap adi
"Ayoo kita kejar dia" ucap meli
"Mau kemana kamu?" Ucap meli kepada Adeline
"Si..siapa kamu?" Ucap Adeline ketakutan
"(Haduh adeline kn ga pnya kekuatan kenapa anak angkat penyihir ada disini sih) Ayoo lari adeline lari" ucap tata
"Hah iah ayoo tata" ucap adeline sambil menggendong tata
"Kamu ga bisa lari gadis bodoh" hadang adi
"Tolong...tolong" teriak adeline
"Percuma minta tolong ga akan ada yg denger disini sepi, ayoo pegang yang benar aku akan mengeluarkan permata dari tubuh dia" ucap meli
"Suara siapa itu? Kamu denger ga ? Ucap damini
"Yah di sana, ayoo kita lihat" ucap adrian
Saat meli merapal mantra untuk melepaskan batu permata ternyata adrian dan damini melihat mereka..
"Heyy lepaskan dia jngan ganggu dia" ucap damini
"Wahh yg d cari 1 ternyata yang di dapat 3, mari hadapi aku" ucap meli
Damini dan adrian berkelahi dengan meli sedangkan adi memegang adeline dengan kuat dan kucing tata pun menggigit adi dengan kuat, adeline lngsung di dorong kasar oleh adi, adrian yang melihat adeline akan terjatuh pun langsung berlari dengan kencang untuk menangkap adeline.
"Kamu gpp ?" Ucap adrian
"Ehh, aku gpp ko, terima kasih" ucap adeline
"Sama-sama, sekarang kamu tunggu disini dlu" ucap adrian
Sekarang mereka berkelahi satu lawan satu
"Aduhhh,,,,
Adi pun terjatuh dan berubah kembali menjadi burung gagak
"Hah kamu burung" ucap adrian
"(Dasar adi kenapa bisa cepet berubah sih, ternyata mereka sudah kuat hanya satu yang belum punya kekuatan" )ucap meli dalam hati
Adi dan meli pun kalah
"Ayo kita pergi tunggu pembalasan kita selanjutnya" ucap meli dan mereka pun menghilang.
"Mereka penyihir?" Ucap damini
"Kalian gak papa kn ?" Ucap Adeline
"Santai kita gak papa ko" Ucap Damini
"Kamu gak papa juga kn, ada yang luka ??" Tanya adrian sambil menatap adeline
"Emm aku gak papa ko, makasih yah kalian udah bantuin aku" ucap adeline
"Sama-sama" jawab adrian dan damini
"Aku pulang dulu yah udah kelamaan keluar rumah nanti mamah aku nyariin, sekali lagi makasih yah" ucap adeline dan berlalu pergi
"Heiii tunggu" ucap adrian
"Kenapa, kamu suka sama dia" ejek damini sambil tertawa
"Iah, eh bukan gitu kita belum kenalan" ucap adrian sambil tersenyum
"Dasar yah jangan cinta-cintaan dulu kita aja masih kelas 3 smp sekolah aja dulu" ucap damini sambil meledek.
"Ayoo pulang udah sore" ajak adrian
"Wah ini pertama kalinya kita mengalahkan musuh" ucap damini bangga
"Tadi itu benar kan penyihir itu" tanya damini lagi
"Ga tau nanti aku tanya ciko di rumah" ucap adrian
Disepanjang perjalanan pulang damini dan adrian di awasi oleh mata-mata penyihir.
