Merelakan orang yang kita cintai demi kebahagiaannya adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan untuk sebagian orang. Namun, tidak bagi laki-laki bernama Lucky Pratama. Dia rela melepaskan wanita yang dia cintai menikah dengan laki-laki lain dan berharap bahwa wanita itu akan hidup bahagia.
10 tahun berlalu, Lucky kembali bertemu dengan mantan kekasihnya. Keadaan gadis itu jauh dari kata bahagia seperti apa yang dia harapkan ketika Lucky melepasnya kala itu.
Apakah Lucky Pratama akan kembali mengejar cintanya yang telah kandas? Atau, dia akan menatap lurus ke depan dan melupakan cintanya seperti yang sudah dia lakukan selama ini?
"Hi, Mantan. Apa Kabar?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suami Ringan Tangan
"Apa maksud kamu, Luck? Dari mana kamu bisa tahu bahwa suamiku ringan tangan dan kasar?" tanya Starla menatap wajah Lucky dengan tatapan mata sayu.
"Iya saya tahu. Saya berkunjung ke rumah kamu pagi ini, saya hanya ingin melihat kamu sebentar, tapi saya malah melihat pemandangan yang sangat menyakitkan. Ini yang kamu sebut bahagia?" tanya Lucky tegas dan penuh penekanan.
"Untuk apa kamu kembali ke sini? Untuk apa kamu datang menemui aku lagi? Seharusnya kamu lanjutkan saja hidupmu, Luck! Hubungan kita sudah lama berakhir. 10 tahun lho, apa waktu 10 tahun masih belum cukup untuk kamu melupakan aku? Apa kamu lupa apa yang sudah aku lakukan sama kamu, Lucky? Aku ninggalin kamu demi menikah dengan laki-laki lain?" tanya Starla dengan ke dua mata berkaca-kaca.
"Di mana putri kamu yang kecil? Kenapa dia di tinggal? Astaga! Suami kamu itu benar-benar keterlaluan," decak Lucky.
"Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan aku, Lucky?"
"Jika kamu menganggap bahwa perasaan saya sudah selesai, kamu salah besar, Starla. Saya tidak pernah bisa melupakan kamu, Star. Saya baru akan melakukannya setelah melihat kamu bahagia, tapi apa? Hidup kamu menderita, kamu dinikahi hanya untuk dijadikan babu. Andai saja kamu menikah dengan saya, kamu akan saya jadikan Ratu, bukan babu!"
"Semuanya sudah terlambat, Luck. Tak ada gunanya menyesali takdir, waktu tidak dapat di putar lagi. Aku sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Aku juga bukan wanita murahan yang akan berselingkuh dari suaminya."
"Saya tidak akan mengajak kamu untuk berselingkuh, Star! Jangan salah paham dulu."
"Lalu, apa maksud kamu mengatakan semua itu, hah?"
"Apa tidak bisa kamu tinggalkan suamimu dan mencari kebahagiaan kamu sendiri?"
Starla mengusap wajahnya kasar. Dia pun mulai terisak, sepahit apapun pernikahan yang dia jalani, Akbar tetap saja Ayah dari anak-anaknya. Laki-laki itu telah menemani hidupnya selama 10 tahun lamanya. Waktu yang tidak sebentar. Namun, Starla sadar betul, bahwa apa yang diucapkan oleh mantan kekasihnya ini benar. Selama ini, Akbar selalu memperlakukan dirinya dengan sangat buruk. Ringan tangan dan kasar, ya ... Akbar tidak segan untuk membentak bahkan memukul dirinya ketika dia melakukan kesalahan.
"Kenapa kamu diam saja, Star?" tanya Lucky menatap sayu wajah mantan kekasihnya itu.
"Aku mohon jangan pernah mengusik ketenangan rumah tanggaku, Luck. Walau bagaimana pun dia adalah Ayah dari anak-anakku, tidak mudah untuk memutuskan hal sebesar itu. Bukan karena aku tidak ingin, tapi karena aku ingin menjaga perasaan anak-anakku. Mereka masih terlalu kecil untuk kehilangan kasih sayang seorang Ayah, Luck," jelas Starla, buliran air mata mulai membanjiri wajahnya.
"Lalu bagaimana dengan kamu? Kamu memikirkan kebagian mereka sedangkan kamu sendiri tidak bahagia? Apa kamu tahu, seorang anak tidak akan pernah bisa bahagia jika melihat ibunya menderita. Saya harap kamu pikirkan sekali lagi apa yang saya katakan, Starla. Semua ini demi kebaikan kamu, si Akbar itu bukan laki-laki yang tepat untuk kamu."
"Lalu, menurutmu siapa laki-laki yang tepat untukku, Lucky? Kamu? Hubungan kita sudah selesai 10 tahun yang lalu!"
Kali ini Lucky yang mengusap wajahnya kasar. Starla tidak berubah sedikit pun. Mantan kekasihnya ini masih tetap keras kepala. Tidak mudah untuk meluluhkan hatinya, tapi dirinya tidak akan pernah menyerah. Dia akan memperjuangkan cintanya. Cukup satu kali dia menyerah akan cintanya.
"Baik ... baik, Starla. Kamu masih saja keras kepala ternyata, saya ingin melihat sampai berapa lama lagi kamu akan bertahan menjadi istri dari suami brengsek seperti dia? Jika akhirnya kamu menyerah dan sudah tidak sanggup untuk menjalaninya lagi, maka datanglah kepada saya. Saya akan menerima kamu dan anak-anakmu dengan senang hati, Starla," lemah Lucky dengan nada suara lembut.
"Ibu," tiba-tiba terdengar suara Lucky kecil memanggil dari dalam ruangan.
Starla sontak memutar badan lalu masuk ke dalam ruangan tersebut diikuti oleh Lucky Pratama di belakangnya. Lucky kecil nampak sudah terbangun dari tidur panjangnya.
"Kamu sudah bangun, Nak?" tanya Starla mengusap kepala putranya lembut dan penuh kasih sayang.
"Kepala aku pusing, Bu?" rengek Lucky seraya mengernyitkan keningnya.
Starla meletakkan punggung tangannya di kening sang putra. Sepertinya Lucky kecil mulai terserang demam. Starla berbalik dan hendak keluar dari dalam ruang perawatan.
"Tunggu, Star. Biar saya saja yang memanggil Dokter," pinta Lucky Pratama membuat Starla seketika menghentikan langkah kakinya. Dia segera keluar dari dalam ruangan untuk memanggil Dokter. Tidak lama kemudian Lucky pun kembali bersama seorang Dokter.
"Putra saya tiba-tiba saja demam, Dok," ucap Starla memundurkan langkah kakinya, memberi ruang kepada sang Dokter untuk memeriksa putranya.
"Saya periksa dulu sebentar ya," jawab Dokter segera memeriksa keadaan Lucky kecil, sementara Starla tiba-tiba saja keluar dari dalam ruangan untuk menelpon suaminya.
Tut! Tut! Tut!
Suara telpon yang belum di angkat. Bahkan setelah menunggu lama pun, Akbar sama sekali tidak mengangkat sambungan telpon darinya. Starla tidak putus asa, dia kembali mencoba untuk menghubungi suaminya, tapi yang terdengar bukanlah suara suaminya melainkan suara operator seluler.
'Maaf nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif.'
Starla terduduk lemas di kursi yang berada di luar ruangan. Wanita itu menutup wajahnya menggunakan telapak tangan seraya menyandarkan kepalanya di tembok. Dadanya seketika terasa sesak. Ke mana Akbar? Kenapa dia harus pergi di saat putra mereka sedang dalam keadaan sakit seperti Ini.
'Kamu di mana, Mas? Tega sekali kali meninggalkan aku sendirian di sini?' batin Starla.
Tidak lama kemudian Dokter pun keluar dari dalam ruangan bersama Lucky, mantan kekasihnya. Starla segera berdiri dan menghampiri dengan wajah pucat pasi.
"Bagaimana keadaan putra saya, Dok?" tanya Starla, bola matanya terlihat memerah.
"Putra Ibu hanya demam biasa. Namun, dia harus tetap di rawat untuk beberapa hari di sini. Setelah kami memeriksa lebih lanjut lagi, sepertinya putra Ibu kekurangan asupan nutrisi, tapi Ibu tidak usah khawatir kami sudah memberi pasien suntikan vitamin," jawab sang Dokter membuat Lucky seketika merasa terhenyak.
"Apa, Dok? Kekurangan nutrisi?" tanya Lucky merasa tidak percaya. Sedangkan Starla tidak mampu berkata apa-apa lagi.
"Betul sekali, kadar vitamin di dalam tubuhnya kurang. Setelah kami memeriksa lebih lanjut lagi, ternyata perutnya pun kosong."
Baik Lucky maupun Starla tidak mengatakan apapun lagi. Mereka berdua larut dalam lamunan masing-masing. Buliran air mata bahkan mulai berjatuhan membasahi wajah Starla. Bibirnya bahkan terlihat gemetar.
"Lebih baik segera pindahkan pasien ke ruangan rawat inap, saya permisi dulu," ujar sang Dokter pergi meninggalkan mereka berdua.
Tubuh Starla tiba-tiba saja melemas, dia hampir saja tumbang. Beruntung Lucky segera meraih pinggangnya dan menahan tubuh wanita itu.
"Astaga, Star! Kamu baik-baik saja?" tanya Lucky mendekap pinggang Starla lalu memapahnya untuk duduk di kursi. Keduanya pun duduk secara berdampingan
"Apa kamu sudah makan, Starla? Saya belikan kamu makanan ya? Sepertinya tubuhnya kamu lemas sekali?" tanya Lucky benar-benar merasa khawatir
"Apakah ini karma yang harus aku terima karena pernah menyakiti kamu, Luck? Dulu aku menduakan, menyia-nyiakan ketulusan cintamu dan lebih memilih laki-laki lain. Aku benar-benar minta maaf," tanya Starla dengan nada suara lemah.
BERSAMBUNG
tp very good kak . swemangatt 👌